“Blood Red Sky”, atau juga dikenal dengan judul “Transatlantic 473”, adalah film action horror yang baru saja tayang eksklusif di Netflix beberapa hari lalu. Tepatnya pada hari Jum’at tanggal 23 Juli 2021.
Film ini disutradarai oleh Peter Thorwarth. Ia juga merangkap sebagai penulis naskah, bersama dengan Stefan Holtz.
Ceritanya mengenai perjuangan seorang emak-emak vampir melindungi putra kesayangannya dari para teroris membajak pesawat yang mereka tumpangi.
Seperti apa ceritanya? Layakkah untuk ditonton? Simak yuk sinopsis dan review singkatnya di bawah ini.
WARNING! Tulisan di bawah ini mengandung SPOILER!!!
Alur Cerita / Sinopsis Blood Red Sky
Nadja (diperankan oleh Peri Baumeister) dan putranya, Elias (diperankan oleh Carl Anton Koch), dalam perjalanan menuju New York dengan menggunakan pesawat Transatlantic 473.
Sebelum berangkat, Nadja sempat terlihat berkomunikasi dengan seorang dokter di New York. Dokter tersebut menunjukkan kamar khusus di rumah sakit yang nantinya menjadi ruang perawatan bagi Nadja.
Nadja juga terlihat beberapa kali menyuntikkan semacam obat ke tubuhnya.
Sementara itu, Elias sempat berkenalan dengan seorang pria bernama Farid (diperankan oleh Kais Setti), seorang ilmuwan yang hendak menghadiri sebuah konferensi.
Di tengah perjalanan, sekelompok orang yang dipimpin oleh Berg (diperankan oleh Dominic Purcell) membajak pesawat tersebut. Sang co-pilot, Bastian (diperankan oleh Kai Ivo Baulitz), bahkan bekerjasama dengan mereka.
Tujuan mereka adalah untuk meminta tebusan sejumlah uang pada pemerintah. Sejumlah bom mereka tanam di badan pesawat agar nantinya bisa diledakkan begitu uang di tangan.
Bukannya takut, Elias justru mencari cara untuk melarikan diri. Di saat para teroris lengah, ia melompat dari kursi dan menuju ke belakang untuk masuk ke lantai bawah.
Nadja reflek menyusulnya, untuk mencegah Elias mencelakai dirinya sendiri.
Apes, salah satu teroris, Eightball (diperankan oleh Alexander Scheer) yang berkarakter brutal, mengetahui hal itu. Tanpa ampun ia menembaki Nadja hingga tewas.
Untuk menenangkan Elias, Farid lantas duduk di sampingnya.
Beberapa waktu kemudian, Nadja hidup kembali. Dalam kilas balik, terungkap bahwa Nadja sebenarnya adalah seorang vampir. Ia terinfeksi sejak Elias masih bayi. Elias sendiri mengetahui hal itu.
Untuk menyembunyikan identitasnya yang sebenarnya, Nadja menggunakan gigi palsu yang menutupi taringnya. Ia juga menyuntikkan obat-obatan secara berkala, agar ia tetap bisa mengontrol dirinya.
Berubah menjadi vampir membuat Nadja mulai berusaha mengalahkan para teroris sembari melindungi Elias. Pun sebaliknya, Elias berusaha melindungi ibunya dari penumpang lain yang ketakutan serta menjaga agar Nadja tidak kehilangan kontrol.
Eightball yang menyadari bahwa Nadja adalah vampir justru dalam satu kesempatan mengambil darahnya dan menyuntikkannya ke dalam tubuhnya.
Nadja sempat berusaha mencegahnya, namun usahanya gagal.
Kondisi di dalam pesawat menjadi kacau dengan Eightball yang membuat para penumpang satu persatu terinfeksi dan berubah menjadi vampir sepertinya.
Farid bahkan harus merelakan tangan kirinya dipotong setelah tergigit oleh Eightball.
Dalam usahanya melindungi Elias, Nadja pada akhirnya menjadi hilang kontrol dan tidak lagi mengingat Elias.
Matahari terbit membuat Farid dan Elias, satu-satunya yang masih bertahan hidup, punya waktu untuk bertahan dan mendaratkan pesawat di sebuah bandara di Skotlandia.
Apes, pihak militer sama sekali tidak mempercayai keduanya. Mereka mengira Farid adalah anggota teroris gegara acara konferensi yang hendak ia datangi, setelah diperiksa, ternyata fiktif.
Yakin bahwa para penumpang masih hidup dan disekap dalam pesawat, pihak militer menangkap Farid, membawanya keluar, dan mulai menyerbu masuk ke dalam.
Elias sendiri sudah lebih dahulu dibawa keluar dan kini hendak dibawa ke rumah sakit untuk dirawat. Mengira Farid masih di pesawat, Elias kabur dari ambulans dan mendatangi pesawat tersebut.
Sementara itu, para tentara yang masuk ke dalam pesawat satu persatu menjadi korban dari vampir. Tak lama beberapa vampir mulai melompat keluar. Salah satunya adalah Nadja.
Melihat Elias, Nadja mulai berlari ke arahnya. Sadar bahwa ibunya sudah tidak mungkin kembali, Elias yang rupanya menyimpan remote detektor bom terpaksa mengaktifkannya. Pesawat pun meledak, membuat semua tentara dan vampir tewas. Termasuk Nadja.
Tanggal Rilis: 23 Juli 2021
Durasi: – menit
Sutradara: Peter Thorwarth
Produser: Christian Becker, Benjamin Munz
Penulis Naskah: Peter Thorwarth, Stefan Holtz
Produksi: Rat Pack Filmproduktion
Pemain: Roland Møller, Peri Baumeister, Chidi Ajufo, Alexander Scheer, Carl Anton Koch, Kais Setti, Kai Ivo Baulitz, Graham McTavish, Dominic Purcell
Review Singkat
Film tentang teroris membajak pesawat terbang? Sudah biasa.
Lalu ada seorang penumpang yang beraksi menjadi pahlawan dan mengalahkan teroris-teroris tersebut? Juga sudah biasa.
Yang tidak biasa, seperti dalam “Blood Red Sky”, adalah ketika pahlawan tersebut adalah seorang vampir.
Dan lebih tidak biasa lagi ketika aksi heroiknya justru berujung pada turut berubahnya sebagian besar penumpang dan teroris menjadi vampir.
Seru, menegangkan, dan penuh kejutan.
Sayangnya, film ini terlalu fokus pada Nadja dan Elias, hingga urusan terorisme sendiri terabaikan.
Ya, Berg dkk memang disebutkan menginginkan sejumlah uang. Namun that’s it. Sama sekali tidak dipertontonkan usaha mereka untuk memberitahukan permintaan mereka ke pihak pemerintah.
Tahu-tahu malah sudah berganti kostum dan mengatur persiapan untuk kabur.
Beberapa tindakan Elias sebenarnya patut dipertanyakan mengingat usianya yang masih bocil. Walau pada akhirnya, rasa cinta yang besar pada ibunya bisa menjadi tameng alasan.
Untungnya sutradara juga sempat menunjukkan bahwa Elias bukanlah bocah biasa. Melainkan punya kecerdasan di atas rata-rata.
Salah satu yang saya suka adalah kepribadian para teroris yang beragam. Seolah hendak menyampaikan bahwa orang yang berbuat jahat belum tentu penjahat.
Bahkan pimpinannya sendiri keberatan dengan ulah Eightball yang menyodorkan anak kecil untuk dibunuh demi mengancam Nadja keluar dari kokpit.
Keputusan Nadja membakar Eightball yang sedang berubah menjadi vampir? Mengingat Nadja juga seorang vampir, mestinya dia tahu itu tidaklah cukup. Saya saja yang menonton jadi geregetan di momen ini, hehehe.
Yang menjadi puncak geregetan adalah pihak militer. Terlalu pede dan merasa sok pintar, menganggap Farid adalah bagian dari teroris cuma bermodal rencana konferensi yang ternyata palsu.
Sederhana saja. Jika Farid adalah teroris, ya masa dong dia minta tolong dipandu untuk mendaratkan pesawat tersebut. Pasti dari awal dia sudah memilih untuk meledakkannya di udara.
Secara keseluruhan, cerita yang disajikan film “Blood Red Sky” cukup memuaskan. Ketegangan dibangun dengan baik dari awal dan terus meningkat hingga akhir.
Di sisi lain, saya merasa alur yang maju mundur dengan cuplikan adegan-adegan kilas balik membuat suasana tegang yang dibangun menjadi kurang maksimal.
Toh dari posternya saja sudah ketahuan jika Nadja adalah vampir. Kilas balik yang diirit-irit, alih-alih bikin penasaran, malah bikin jadi bosan.
Penutup
“Blood Red Sky” memberi opsi film bertema vampir yang berbeda dari kebanyakan.
Perpaduan dengan cerita aksi terorisme di dalam pesawat terasa segar dan barbar. Sayang eksekusinya kurang sabar hingga beberapa bagian terasa hambar.
Selipan adegan-adegan kilas balik yang harusnya bikin penasaran membuat saya pribadi justru jadi bosan.
Beberapa keputusan karakternya pun bikin geregetan. Sebagian bisa diterima karena punya alasan. Sebagian lagi bikin emosi sulit tertahan.
But overall, judul ini tetap layak ditonton. Kualitasnya di atas kompetitor yang rata-rata ceritanya monoton.
3.5 out of 5.
Film ini bisa ditonton melalui layanan streaming Netflix. Cek juga halaman ini untuk daftar film Netflix lain yang sudah pernah dibahas.
Catatan: review serta rating bersifat subyektif dan berdasarkan preferensi pribadi
Review Blood Red Sky
- Story
- Acting / Characters
- Element of Surprise
- Recommended Watching
Summary
Ceritanya unik dan berbeda dengan kebanyakan film bertema serupa. Secara keseluruhan seru dan menegangkan, namun ada beberapa bagian yang terasa hambar dan membosankan. Layak ditonton bagi yang mencari cerita vampir anti monoton.
Leave a Reply