Gara-gara gagal paham dengan sinopsisnya, beberapa kali saya menunda menonton “Below Zero” (Bajocero) ini di Netflix. Saya pikir bakal biasa biasa saja dan membosankan. Setelah satu persatu review positif bermunculan, saya jadi mulai penasaran. Jangan-jangan tidak seburuk yang saya duga. Dan memang benar. Jadi nyesel kemarin kemarin tidak langsung menonton, hehehe. Seperti apa ceritanya? Simak sinopsis dan review singkatnya di bawah ini, ya.
WARNING! Tulisan di bawah ini mengandung SPOILER!!!
Sinopsis Singkat
Seorang pria misterius menginterogasi seorang pria bernama Chino, menanyakan dimana tubuh seorang wanita dikuburkan. Karena Chino mengaku tidak tahu, pria misterius tersebut menguburnya hidup-hidup.
—
Di satu malam, opsir polisi Martin dan Montesinos ditugaskan untuk memindahkan enam orang tahanan. Mereka adalah Ramis, Nano, Gollum, Rei, Pardo, dan Mihai. Dalam perjalanan, saat melalui jalur yang sepi dan gelap, rombongan mereka melewati paku pembatas yang sebelumnya diletakkan di sana oleh pria misterius. Alhasil, mobil polisi yang mengawal di depan terperosok keluar jalur, sementara truk tahanan yang dikendarai Martin dan Montesinos bannya kempes.
Montesinos lantas turun untuk memeriksa mobil polisi. Hingga beberapa saat ia belum juga kembali. Martin memutuskan untuk menyusul. Ia mendapati Montesinos tergeletak berlumuran darah, sedang kedua polisi yang ada dalam mobil polisi sudah ditembak mati. Beberapa saat kemudian seorang pria misterius mulai menembakinya.
Menduga pria tersebut hendak membebaskan tahanan, Martin bergegas kembali ke truk dan mengunci dirinya di bagian tahanan bersama yang lain. Belakangan terungkap bahwa pria misterius tersebut bernama Miguel dan ia mengincar salah seorang tahanan, Nano. Nano sendiri mengaku tidak bersalah dan hanya diperalat.
Insiden demi insiden terjadi, mengakibatkan satu persatu dari tahanan yang ada tewas. Hanya tersisa Martin, Ramis, Nano, dan Gollum. Miguel, yang sudah sempat memperbaiki truk, lantas mengemudikannya dan memarkir truk tersebut di danau es. Tak butuh waktu lama, es tersebut mulai retak dan perlahan truk tenggelam.
Melalui pintu rahasia yang ada di atap mobil, Martin, Ramis, dan Nano berhasil meloloskan diri. Mereka tiba di sebuah desa yang sudah tidak berpenghuni. Nano langsung menjadi buruan Miguel. Martin berhasil mencegahnya dan akhirnya mengetahui alasan Miguel melakukan semua itu. Nano dan Chino rupanya telah memp3rkosa putrinya, Soledad, membunuh, dan menguburkannya di suatu tempat. Miguel ingin menemukan jasad putrinya itu dan menguburkannya dengan layak.
Begitu mendengar Nano dengan tegas menyatakan tidak akan pernah memberitahu dimana Soledad dikuburkan, Martin menjadi emosi. Tanpa ragu, walau dengan sekelompok polisi yang mulai berdatangan menuju TKP, ia menembak lengan Nano dan memaksa Nano memberitahu lokasinya. Nano akhirnya memberitahu dimana Soledad dikuburkan.
Di penghujung film terlihat Martin mengemasi barang-barangnya dari loker. Tidak jelas apakah ia mengundurkan diri atau dipecat dari kepolisian.
Tanggal Rilis: 29 Januari 2021
Durasi: 106 menit
Sutradara: Lluís Quílez
Produser: Josep Amorós, Pedro Uriol
Penulis Naskah: Fernando Navarro, Lluís Quílez
Produksi: Morena Films, Amorós Producciones, Film Factory
Pemain: Javier Gutiérrez, Karra Elejalde, Luis Callejo, Patrick Criado
Review Singkat
“Below Zero” adalah film yang menegangkan namun tetap tidak lupa memberi waktu pada penontonnya untuk bernafas. Kita memang tidak terus menerus dihajar oleh adegan intens, namun tingkat ketegangan yang dihadirkan semakin lama semakin meningkat. Di sisi lain, tidak bisa dipungkiri ada satu dua momen yang detilnya terlewat. Mungkin gara-gara sutradaranya terlalu bersemangat. Seperti saat Martin ditembaki oleh Miguel, sudut tembakannya terlihat sangat random. Seolah ia sedang ditembaki oleh banyak orang, bukan hanya satu.
Untungnya, nyaris semua aktor yang berperan di dalam film ini menyuguhkan akting yang di atas rata-rata. Semuanya believable, hampir tidak ada yang mengecewakan. Saya bahkan percaya Nano benar-benar tidak bermasalah saat belum terungkap alasan Miguel mengincarnya.
Satu hal yang agak mengganjal adalah kesesuaian judul dengan cerita. Memang sepanjang film diceritakan kondisi cuaca di luar cukup dingin. Namun hal itu baru benar-benar terasa pada 10-15 menit akhir. Itu jika mengacu pada suhu cuaca sih. Bisa jadi ada makna ganda, dimana “Below Zero” alias negatif mengacu pada sisi keadilan yang diterima oleh Miguel terhadap orang-orang yang telah membunuh putrinya. Bagian ini patut diberi acungan jempol karena ‘pesan moral’ tersebut tersampaikan tanpa ada kesan menggurui.
Penutup
Di luar relevansi cerita dengan judul yang baru benar-benar terasa di babak akhir, “Below Zero” sukses menyajikan sebuah kisah yang menegangkan sekaligus penuh dengan ‘pesan’ moral. Mungkin bukan pesan, melainkan sebuah ‘pertanyaan’ — kenapa hukum seringkali tidak bisa memberikan keadilan yang sesungguhnya. Tidak hanya dalam film ini, nyatanya hal serupa juga acap terjadi di dunia nyata. Termasuk di Indonesia. Naskah yang rapi, akting yang di atas rata-rata, serta twist yang mengejutkan. Boleh lah diganjar dengan skor 8/10.
Catatan: review serta rating bersifat subyektif dan berdasarkan preferensi pribadi
Leave a Reply