“Arisaka” adalah film thriller laga asal Filipina yang dibintangi oleh Maja Salvador.
Ceritanya terinspirasi oleh tragedi kelam Bataan Death March di tahun 1942. Dimana pada saat itu puluhan ribu tahanan perang asal Filipina dan Amerika Serikat dipaksa oleh tentara Jepang untuk berjalan kaki sejauh lebih dari 100 km. Ribuan orang tahanan tewas selama perjalanan.
Kisah selengkapnya bisa disimak melalui sinopsis dan review singkatnya di bawah ini. Cekidot!
WARNING! Tulisan di bawah ini mengandung SPOILER!!!
Alur Cerita / Sinopsis Singkat
Mariano (diperankan oleh Maja Salvador) adalah satu di antara beberapa orang polisi yang ditugaskan untuk mengawal wakil walikota Morales (diperankan oleh Archi Adamos) yang hendak mempublikasikan daftar nama pejabat yang terlibat jaringan narkoba.
Saat melintasi jalur Death March, tanpa disangka para polisi korup di mobil lain justru menghadang mereka dan berusaha membunuh Morales beserta polisi-polisi yang mengawalnya.
Sebelum meninggal, Morales menyampaikan daftar nama pejabat kepada Mariano, yang berhasil melarikan diri.
Dengan diburu oleh Sonny (diperankan Mon Confiado), Kong (diperankan oleh Apollo Abraham), Torejon (diperankan oleh Art Acuña), dan 2 orang polisi korup lainnya, Mariano masuk ke dalam hutan.
Ia tanpa sengaja bertemu dengan seorang anak perempuan bernama Nawi (diperankan oleh Shella Mae Romualdo). Setelah Mariano berhasil membunuh Kong, Nawi kemudian membawa Mariano ke rumahnya.
Belakangan diketahui bahwa Nawi dan keluarganya adalah suku Aeta, penduduk asli Filipina yang kini terbuang.
Keesokan harinya, Nawi mengantarkan Mariano keluar dari hutan. Tanpa disangka, di saat bersamaan Sonny dkk tiba di rumah keluarga Nawi. Sonny yang membenci suku Aeta dengan sadis membunuh kedua orangtua Nawi dan juga saudarinya, serta membakar rumah mereka.
Mengetahui hal itu, Mariano dan Nawi kembali. Tahu pelakunya adalah Sonny, Mariano bertekad untuk membalaskan dendam Nawi.
Nawi lalu membawa Mariano ke sebuah goa yang sepertinya merupakan tempat persembunyian para tentara. Di sana, Mariano mengambil sebuah senapan sniper laras panjang.
Berbekal senjata tersebut, Mariano memburu dan membunuh Sonny dan rekan-rekannya. Kendati demikian, ia sendiri juga terluka cukup parah.
Setelah urusan balas dendam usai, Nawi mengantar Mariano ke jalan besar. Alih-alih menemani Mariano, Nawi memilih untuk meninggalkannya dan kembali ke hutan.
Tanggal Rilis: 2021
Durasi: 96 menit
Sutradara: Mikhail Red
Produser: Paul Soriano, Mark Victor
Penulis Naskah: Anton Santamaria
Produksi: Ten17P
Pemain: Maja Salvador, Mon Confiado, Archi Adamos, Art Acuña, Shella Mae Romualdo, Apollo Abraham
Review Singkat
Sosok Sonny di “Arisaka” auto membuat saya teringat pada meme kekinian “ku kira suhu ternyata cupu”.
Walau digambarkan sadis dan tidak kenal rasa takut, nyatanya Sonny langsung ngibrit begitu tahu Mariano memburunya.
Torejon dan 2 polisi korup lainnya juga seolah tidak punya keahlian apa-apa. Hanya asal ikut di belakang Sonny.
Pada akhirnya saya melihat film ini seperti aksi pamer kekerenan Maja dalam berakting laga seorang diri. Ya seperti berantem lawan patung gitu lah.
Padahal, dari segi efek visual Arisaka tidak jelek-jelek amat. Cipratan darahnya lumayan bikin kaget walau tidak terlihat natural.
Akting Maja dan Shella pun oke.
Sayang tidak didukung oleh naskah yang memadai.
Banyak momen yang bikin kening berkernyit dan garuk-garuk kepala.
Seperti Kong yang seolah-olah sudah berada jauh sekali di depan Sonny dan yang lain. Sampai-sampai suara letusan senapan di hutan yang sepi pun Sonny tidak mampu mendengarnya.
Sonny juga dengan bodohnya memilih untuk membuat kemah di pinggir sungai ketimbang menunggu Mariano di dekat rumah keluarga Nawi yang telah ia bakar. Jelas-jelas itu adalah umpan yang baik untuk memancing Mariano.
Judul Arisaka sendiri kemungkinan diambil dari jenis senjata laras panjang milik tentara Jepang yang ditemukan dan digunakan oleh Mariano.
Penutup
Lokasi kental dengan sejarah sebenarnya merupakan modal kuat bagi “Arisaka”. Apalagi ada isu sosial mengenai suku Aeta.
Sayangnya, naskahnya terlalu receh dan lembek. Tidak meyakinkan dan tidak bikin penasaran.
Selain Mariano dan Nawi, tidak ada karakter yang menarik perhatian. Mana tokoh antagonisnya cuma sok keras pula.
3/10.
Film ini bisa ditonton secara streaming melalui layanan Netflix.
Catatan: review serta rating bersifat subyektif dan berdasarkan preferensi pribadi
Leave a Reply