Di sinopsis The Legend Of The Blue Sea episode sebelumnya, Sim Chung (Jun Ji-Hyun) tanpa sengaja bertemu dengan Yoo Jung-Hoon (Cho Jung-Seok), putra duyung yang sudah lebih lama tinggal di darat. Dari Jung-Hoon, Sim Chung mendapat informasi bahwa seorang duyung punya batas waktu tertentu saat berubah menjadi manusia. Apabila batas waktu tersebut habis dan tidak ada seorang manusia pun yang mencintai mereka dengan tulus, maka jantung duyung akan mengeras dan mereka bakal mati. Tahu Sim Chung masih berusaha mengejar cinta Heo Joon-Jae (Lee Min-Ho), Jung-Hoon memutuskan untuk membantunya dengan mengajarkan berbagai macam hal serta berusaha membuat Joon-Jae cemburu. Cara tersebut ternyata cukup ampuh. Apa yang kira-kira akan terjadi selanjutnya di sinopsis drama Korea Remember the Blue Sea episode 8 kali ini?
Sinopsis Episode 8
Joon-Jae ternyata tidak mengetahui bahwa Sim Chung adalah putri duyung. Ia hanya mengira Sim Chung sedang mandi dengan telanjang pada saat ia datang. Setelah Sim Chung keluar dari kolam renang dan mengenakan pakaian, Joon-jae memarahinya karena bertingkah serampangan di rumah yang dihuni oleh banyak pria.
Kembali menemui Jo Nam-Doo (Lee Hee-Joon) dan Tae-O (Shin Won-Ho) yang menunggunya di parkiran, Joon-Jae meminta mereka untuk mulai dari sekarang membunyikan bel dan membuat keributan pada saat masuk ke dalam rumah. Nam-Doo heran dan enggan melakukannya, tapi Joon-Jae menegaskan bahwa sebagai pemilik rumah keduanya harus menuruti perintahnya. Ia pun juga menyatakan akan melakukan hal yang sama.
—
Sim Chung makan bersama Jung-Hoon dan menceritakan apa yang baru saja terjadi. Jung-Hoon mengingatkannya untuk senantiasa menjaga rahasianya, terutama yang berkaitan dengan identitas aslinya sebagai putri duyung, karena manusia adalah makhluk yang selalu melakukan kebohongan. Termasuk soal cinta. Untuk membuktikannya, Jung-Hoon menelpon sebuah nomer customer service, dan karyawan CS yang mengangkat menyapa dengan ‘Kami mencintaimu, pelanggan’. Sim Chung yang lugu jadi percaya akan kata-kata Jung-Hoon.
—
Nam-Doo menyindir Joon-Jae yang belakangan ini perhatian pada Sim Chung. Joon-Jae jadi salah tingkah dan berusaha mengelak. Ia kemudian meminta diturunkan di tempat Cha Si-Ah (Shin Hye-Sun) bekerja. Menemui Si-Ah, Joon-Jae menanyakan tentang artifak-artifak yang sedang diteliti oleh Si-Ah dan rekan-rekannya, yang dimiliki oleh seseorang bernama Kim Dam Ryung. Si-Ah lantas menunjukkan guci yang bergambar seorang putri duyung dan seorang pria sedang berciuman di dalam air. Saat menyentuhnya, Joon-Jae tiba-tiba terbayang dirinya sedang tenggelam di dalam laut.
—
Joon-Jae menemui professor Park, seorang psikiater, dan menceritakan tentang potongan-potongan peristiwa yang terbayang di ingatannya. Professor Park memberitahunya bahwa ia mungkin saja mengalami ‘episodic amnesia’, yaitu hilang ingatan yang spesifik pada suatu kejadian atau suatu obyek (termasuk orang) saja.
Dengan menggunakan hipnotis, professor Park kemudian mencoba mengembalikan ingatan Joon-Jae yang hilang. Alih-alih mendapatkan kembali ingatannya saat di Spanyol, Joon-Jae justru melihat potongan kejadian yang terjadi di masa lalu, antara Dam Ryung (Lee Min-Ho) dengan Se Hwa (Jun Ji-Hyun). Joon-Jae sontak tersadar dan menjadi makin bingung dengan apa yang terjadi pada dirinya.
—
Tiba di rumah, Joon-Jae mendapati Sim Chung hendak pergi keluar. Ia memperbolehkannya, namun mengatakan pada Sim Chung, serta Nam-Doo dan Tae-O yang ada di ruang tengah, bahwa mulai dari sekarang akan ada jam malam bagi semua orang yang tinggal di rumah itu, yaitu pukul 8 malam. Berhubung saat itu sudah pukul setengah delapan, Nam-Doo mempertanyakan bagaimana bisa Sim Chung pergi dan kembali lagi ke rumah hanya dalam waktu setengah jam. Joon-Jae tidak peduli dan mempersilahkan Sim Chung untuk pergi jika ia memang mau pergi.
Saat itu tanpa sengaja Nam-Doo melihat buku ujian masuk pegawai negeri sipil milik Joon-Jae. Sembari merebut buku tersebut, Joon-Jae berdalih bahwa ia membacanya sebagai bahan pekerjaan mereka. Sim Chung sendiri akhirnya memutuskan untuk pergi besok saja.
Setelah Joon-Jae masuk ke kamarnya, Nam-Doo menanyakan kemana sebenarnya Sim Chung hendak pergi. Sim Chung menjawab bahwa ia hendak menjual barang miliknya dan memberikan uangnya pada Joon-Jae. Nam-Doo langsung terkejut begitu yang dimaksud adalah mutiara dengan kualitas tinggi. Diam-diam ia menyembunyikan sebiji di tangannya saat mengembalikan mutiara-mutiara tersebut pada Sim Chung.
—
Esok harinya, Sim Chung kembali menemui Jung-Hoon. Tanpa disangka, Jung-Hoon memberitahunya bahwa dirinya sudah hampir mencapai limit. Ia sengaja bekerja sebagai penjaga pantai agar bisa berenang beberapa jam setiap hari untuk menjaga jantungnya tetap berdetak. Wanita yang ia cintai ternyata sudah meninggalkannya untuk menikah dengan pria lain, sedang untuk kembali ke laut bukan pilihan bagi Jung-Hoon karena ia tidak ingin mendengar ejekan dan sindiran dari duyung-duyung lain akan kegagalannya. Ia pun mengingatkan Sim Chung untuk kembali ke laut sebelum semuanya terlambat bagi Sim Chung. Sim Chung menolak dengan alasan serupa dengan Jung-Hoon. Melihat Sim Chung mulai menangis, Jung-Hoon memintanya untuk menyiapkan plastik mutiara.
Sim Chung lalu menanyakan berapa lama waktu yang ia punya. Jung-Hoon tidak tahu pasti, tapi wanita yang ia cintai meninggalkannya dua bulan yang lalu. Sim Chung kembali menangis dan Jung-Hoon kembali menyuruhnya menggunakan plastik mutiara.
—
Dua orang detektif polisi berjaga di area tempat tinggal Joon-Jae. Seorang petugas kebersihan tiba-tiba melewati mobil mereka dan melangkah menuju arah rumah Joon-Jae. Joon-Jae sendiri saat itu sedang membuat minuman. Kepingan kejadian terlintas di benaknya, kali ini tentang sekretaris Nam dan bawahan Dam Ryung, kakek moyang Nam, yang celaka saat menyelamatkan Se Hwa. Joon-Jae lantas mencoba untuk menghubungi sekretaris Nam, namun ponselnya tidak diangkat. Ia pun mengirim pesan teks pada sekretaris Nam dan menanyakan kabarnya.
Tanpa disadari Joon-Jae, ponsel sekretaris Nam kini berada di tangan Ma Dae-Young (Sung Dong-Il). Membaca pesan teks Joon-Jae, Dae-Young membalasnya dan mengajaknya bertemu untuk membahas sesuatu tentang ayah Joon-Jae.
Di kamarnya, Joon-Jae jadi lega setelah membaca balasan SMS yang ia kira berasal dari sekretaris Nam. Sim Chung yang sedang berada di loteng tiba-tiba turun dan menanyakan pada Joon-Jae apakah ia punya rencana untuk menyukainya di kemudian hari. Jaim, Joon-Jae menjawab tidak. Sim Chung pantang menyerah dan mengatakan bahwa ia akan memberi waktu bagi Joon-Jae. Sebelum kembali ke loteng, ia kembali meminta pada Joon-Jae untuk memberitahunya jika ia punya rencana untuk menyukainya.
—
Si-Ah memuji saudari iparnya, Ahn Jin-Joo (Moon So-Ri), yang berhasil menaklukkan ibunya. Jin-Joo kemudian memberitahunya bahwa itu adalah kunci untuk menaklukkan seorang pria, yaitu dengan memperlakukan ibunya dengan baik. Ia pun menyarankan agar Si-Ah memperlakukan ibu pria yang ia sukai dengan baik apabila ingin mendapatkan hatinya. Karena Si-Ah mengatakan bahwa pria yang ia sukai jarang membicarakan masalah keluarganya, Jin-Joo memberi ide untuk membuatnya mabuk terlebih dahulu sebelum bertanya tentang keluarganya.
Mo Yoo-Ran (Na Young-Hee) datang dengan membawakan kopi untuk mereka berdua. Begitu tahu kopi yang diminum bukan kopi yang biasanya, Si-Ah langsung menolak untuk menghabiskannya. Yoo-Ran segera membereskan kembali gelas kopi Si-Ah dan menyindirnya agar bisa memperlakukan dengan lebih baik orang yang membuatkan kopi untuknya di dalam rumah. Si-Ah jadi kesal mendengarnya.
—
Si-Ah sedang berada di rumah Joon-Jae. Ia menanyakan pada Nam-Doo tentang ibu Joon-Jae. Sebelumnya menjawabnya, Nam-Doo menanyakan tentang maksud Joon-Jae menemui Si-Ah di museum beberapa hari lalu. Si-Ah memberitahunya tentang artefak peninggalan Kim Dam Ryung serta guci bergambar putri duyung. Sebagai gantinya, Nam-Doo kemudian menceritakan tentang ibu Joon-Jae yang meninggalkan Joon-Jae saat Joon-Jae berumur 10 tahun dan hingga sekarang Joon-Jae masih berusaha mencarinya.
—
Yoo-Ran termenung di kamarnya sembari memandang foto dirinya, Heo Gil-Joong (Choi Jung-Woo), dan juga Joon-Jae kecil. Di tempat lain, Gil-Joon melakukan hal yang sama. Ia kemudian menelpon pengacaranya dan mengajaknya bertemu untuk melegalisir surat wasiatnya. Pengacaranya, Lee, saat itu ternyata sedang bersama Kang Seo-Hee (Hwang Shin-Hye), istri Gil-Joong, dan memberitahunya tentang niat Gil-Joong untuk memberikan hartanya pada Joon-Jae.
—
Usai ngobrol dengan Nam-Doo, Si-Ah dicegat oleh Sim Chung yang meminta waktu untuk berbicara empat mata dengannya. Sim Chung ternyata curcol dan menanyakan apa yang harus ia lakukan agar seorang pria bisa menyukai seorang wanita. Begitu tahu Sim Chung ingin membuat Joon-Jae menyukainya, Si-Ah mencoba membohonginya dengan mengatakan Joon-Jae tidak suka apabila ada wanita yang selalu berada di sekitarnya. Tahu Si-Ah berbohong, Sim Chung memutuskan untuk melakukan kebalikannya.
Sepeninggal Si-Ah, Sim Chung terus menempel Joon-Jae yang hendak pergi ke perpustakaan. Karena risih, Joon-Jae akhirnya mengajaknya ikut ke perpustakaan.
Tiba di perpustakaan, Sim Chung mengatakan pada Joon-Jae bahwa ia suka berada di sana karena bisa berbisik-bisik dengan Joon-Jae. Seorang wanita cantik tiba-tiba menghampiri Joon-Jae dan memberikan selembar kertas. Dengan ge-er, mengira isinya adalah pernyataan cinta, Joon-Jae membukanya. Ia jadi keki karena ternyata wanita tersebut meminta Joon-Jae dan Sim Chung untuk pergi karena terlalu berisik. Saat Sim Chung menanyakan isi kertas itu, Joon-Jae berbohong dan mengatakan bahwa wanita tersebut menyatakan rasa sukanya pada Joon-Jae. Sim Chung langsung menoleh tajam ke arah wanita tersebut dan hendak menghajarnya. Melihatnya, wanita itu segera lari tunggang langgang, sementara Joon-Jae berusaha menahan Sim Chung.
Tak lama kemudian, Joon-Jae membaca sebuah buku sejarah tentang Kim Dam Ryung. Ia jadi kepikiran saat mengetahui Dam Ryung mati muda di usia 27 tahun.
—
Masa Joseon. Dam Ryung tiba-tiba terbangun dari tidurnya, mengaku baru saja mendapat mimpi buruk. Di sebelahnya ada Se Hwa yang masih belum juga tersadar. Entah bagaimana, ia tahu tentang sosoknya di masa mendatang (alias Joon-Jae) yang sedang membaca tentang waktu kematiannya. Dari tabib yang juga sedang berjaga di sana mendampingi Se Hwa, Dam Ryung mendapat informasi bahwa hari kematiannya tinggal 20 hari lagi.
Tabib lantas memberitahunya bahwa ia menyadari Se Hwa bukanlah manusia biasa dan mungkin memang adalah putri duyung seperti yang dikatakan oleh orang-orang. Ia menyarankan agar Dam Ryung membawa tubuh Se Hwa ke laut dan melepaskannya di sana. Dam Ryung menanggapi dengan melepaskan gelang giok yang ia kenakan dan memasangkannya di lengan kanan Se Hwa.
—
Masa sekarang. Chi-Hyun membesuk sekretaris Nam dan mengatakan ketidakpercayaannya jika sekretaris Nam mengemudi sambil mabuk. Istri sekretaris Nam kemudian menunjukkan catatan telpon yang ada pada ponsel sekretaris Nam sebelum kejadian. Chi-Hyun memintanya dan berjanji akan memeriksanya. Istri sekretaris Nam senang mendengarnya, terlebih setelah Seo-Hee mengatakan agar tidak membesarkan masalah tersebut. Chi-Hyun tersentak mendengarnya, namun segera berusaha menenangkan istri sekretaris Nam.
—
Keluar dari perpustakaan, Joon-Jae mendapat SMS dari ponsel sekretaris Nam, memintanya untuk menemuinya di suatu tempat pada pukul 7 malam. Ia hendak mengantarkan Sim Chung pulang terlebih dahulu, namun Sim Chung menolak karena hendak menemui Jung-Hoon. Joon-Jae lantas mengingatkan Sim Chung untuk pulang sebelum jam malam.
Sementara itu, Gil-Joong hendak menemui pengacara Lee untuk membahas soal wasiat. Pengacara Lee, yang berpihak pada Seo-Hee, tiba-tiba mengabarinya dan mengatakan tidak bisa datang karena ada urusan mendadak. Karena saat itu Seo-hee mengajaknya makan malam, Gil-Joong akhirnya setuju untuk makan malam dengannya, bersama dengan Chi-Hyun.
—
Sim Chung tiba di kantor Jung-Hoon. Tanpa disangka, rekan kerja Jung-Hoon memberi kabar bahwa Jung-Hoon baru saja meninggal karena serangan jantung. Sim Chung sontak terdiam mendengarnya. Seorang wanita tiba-tiba masuk ke dalam kantor. Ia adalah Kim Hye-Jin (Jung Yoo-Mi), wanita yang dicintai oleh Jung-Hoon dan telah meninggalkannya. Setelah memberitahu apa yang terjadi pada Jung-Hoon, temannya memberikan sebuah kotak milik Jung-Hoon yang ditujukan untuk Hye-Jin. Saat dibuka, isinya adalah cincin bermatakan mutiara pink. Teringat cerita Jung-Hoon kepadanya, Sim Chung memberitahu Hye-Jin bahwa itu adalah hasil dari air mata bahagia yang dikeluarkan Jung-Hoon saat mengenal Hye-Jin.
Sim Chung dan Hye-Jin akhirnya mengobrol bersama di pinggir sungai Han. Sim Chung menanyakan apakah Hye-Jin meninggalkan Jung-Hoon karena rahasia-rahasia yang disimpan oleh Jung-Hoon. Hye-Jin, yang sudah tahu bahwa Jung-Hoon adalah putra duyung, tidak membantahnya. Ia berpendapat bahwa rahasia hanya akan membuat satu sama lain terluka. Sim Chung lantas memberitahunya bahwa Jung-Hoon sama sekali tidak menyesali apa yang telah ia alami bersama Hye-Jin, meski itu menyakitkan. Hye-Jin tidak kuasa menahan tangis setelah mendengarnya. Sim Chung melihatnya sembari memegang dadanya.
—
Joon-Jae tiba di sebuah bangunan yang belum jadi, tempat pertemuan yang dikabarkan oleh ‘sekretaris Nam’. Dengan sedikit heran, ia masuk ke dalam. Ia tiba-tiba teringat akan sosok Dae-Young, yang selama ini membuntutinya. Joon-Jae sekali lagi mencoba menghubungi ponsel sekretaris Nam, namun tidak diangkat. Suara deringnya bahkan terdengar tidak jauh dari tempatnya berada. Saat sedang berusaha mencari sumber suara, ponselnya mendadak berbunyi. Sim Chung yang menelpon, memberitahu Joon-Jae bahwa ia sedang sakit dan saat ini berada di pinggir sungai Han. Joon-Jae berjanji akan segera menuju ke sana.
Saat membalikkan badan, Dae-Young sudah ada di belakangnya. Tanpa menjawab pertanyaan Joon-Jae tentang siapa dirinya, Dae-Young mulai menyerang Joon-Jae dengan senjata andalannya, kapak. Untunglah Joon-Jae bisa menghindar sekaligus menyerang balik. Saat hendak menghipnotisnya dengan menggunakan pemantik api, tiba-tiba potongan ingatan tentang Mr. Yang (kakek moyang Dae-Young) terlintas di kepala Joon-Jae. Ia jadi lengah dan Dae-Young berbalik menghajarnya. Dalam kondisi tidak berdaya, Dae-Young hendak menusuk tubuh Joon-Jae. Tanpa diduga, bunyi klakson mobil terdengar nyaring dari luar bangunan. Mengira banyak orang datang, Dae-Young akhirnya kabur meninggalkan Joon-Jae begitu saja.
Keluar dari gedung, sudah ada banyak taksi menunggu. Itu rupanya adalah rencana Joon-Jae yang curiga terhadap ‘undangan’ yang ia terima di sana. Sebelum masuk ke dalam, ia meminta tolong pada Nam-Doo untuk memesan sebanyak-banyaknya taksi untuk datang ke sana dan segera membunyikan klaksonnya begitu tiba di TKP.
Dengan menggunakan salah satu taksi, Joon-jae bergegas menuju sungai Han untuk menemui Sim Chung. Ditemui di sana, Sim Chung dengan mata berkaca-kaca mengatakan bahwa ia akan segera kembali ke tempatnya berasal karena keberadaannya di dekat Joon-Jae hanya akan membuat Joon-Jae terluka. Setelah sempat terdiam, Joon-Jae memintanya agar tidak pergi karena ia punya rencana untuk menyukainya.
—
Masa Joseon. Se Hwa akhirnya terbangun dan sadarkan diri. Ia mengatakan pada Dam Ryung bahwa ia akan kembali ke laut karena itu yang terbaik bagi mereka berdua. Ia juga berniat untuk menghilangkan memori Dam Ryung tentang dirinya, namun Dam Ryung menolak karena dengan adanya memori tersebut ia bisa terus merindukan Se Hwa. Se Hwa terdiam mendengarnya. Air mata membasahi pipinya. Dengan saling bertatapan, perlahan wajah mereka mendekat dan keduanya pun berciuman.
[wp_ad_camp_1]
Preview Episode 9
Berikut ini adalah preview eps 9 dari drakor Legend Blue Sea:
Leave a Reply