Di sinopsis Circle: Two Worlds Connected episode sebelumnya, ketahuan sudah bahwa profesor Han Yong-Woo (Song Young-gyu) lah yang telah menyekap Kim Beom-Gyoon (An Woo-Yeon). Kini muncul juga seorang wanita lain, Park Min-Young (Jung In-sun), yang sepaham dengan Beom-Gyoon. Saat bertemu Kim Woo-Jin (Yeo Jin-Goo), Min-Young menunjukkan foto Han Jung-Yeon (Kong Seung-Yeon) sedang membawa koper. Di koper tersebut tergantung sebuah boneka bintang berwarna kuning, boneka serupa dengan yang dulu diberikan oleh Woo-Jin pada si wanita alien. Apa yang akan terjadi selanjutnya di sinopsis Circle episode 5 berikut ini?
Sinopsis Episode 5 Part 1
Judul: BETA Project
Tahun 2017. Beberapa waktu sebelumnya, setelah meninggalnya So-Yoon, Min-Young mendatangi Universitas Handam dan memberitahu mahasiswa-mahasiswa di sana bahwa yang terjadi adalah pembunuhan, bukan kasus bunuh diri. Alih-alih mempercayainya, mereka justru memotret Min-Young sambil mencercanya. Hal tersebut membuat panik Min-Young yang tidak suka keberadaan dirinya terekam di kamera.
Tak lama tiba-tiba Beom-Gyoon datang dan langsung menutupi kepala Min-Young dan kepalanya sendiri dengan jaketnya.
“Yang kau katakan itu memang benar,” ujar Beom-Gyoon, “Ada pelaku di balik semua ini. Pelakunya itu alien. Alien-lah yang telah membunuh mereka semua itu.”
“Alien?” respon Min-Young kaget.
Beom-Gyoon lantas mengajaknya pergi meninggalkan kampus. Dan itulah saat pertama kali mereka berdua berkenalan.
—
Jung-Yeon menceritakan bahwa ia mengalami kecelakaan pada saat berumur 18 tahun dan sejak saat itu sama sekali tidak ingat apa-apa dengan kehidupannya yang dulu. Ia bahkan sempat koma selama setahun sebelum akhirnya terbangun.
“Tapi ini bukan aku,” ujar Jung-Yeon mengacu pada foto yang ditunjukkan oleh Woo-Jin. “Mana mungkin ini aku. Bagaimana bisa aku mirip seperti foto ini 10 tahun silam?”
“Karena kau itu Byul,” jawab Woo-Jin, kukuh pada pendiriannya.
“Byul itu siapa? Siapa sebenarnya dia?” tanya Jung-Yeon.
“Alien,” jawab Woo-Jin singkat.
“Kenapa kau mendadak bertingkah seperti ini? Apa yang wanita itu katakan padamu? Ku pikir kau bilang perkataan kakakmu itu tidak masuk akal. Tapi kenapa aku alien? Itu tidak masuk di akal!”
“Terus ini apa?” balas Woo-Jin kembali mempertanyakan hiasan bintang di koper Jung-Yeon. “Aku memberikan ini padamu saat aku masih kecil. Lihatlah gantungan kunci itu. Ada buktinya.”
“Kau gila? Kenapa juga aku harus menurutimu? Gantungan kunci itu bermakna bagiku,” respon Jung-yeon seraya meninggalkan Woo-Jin.
“Kau tidak ingat apa-apa? Kau berharap aku mempercayainya?”
Ucapan Woo-Jin membuat Jung-yeon menghentikan langkahnya.
“Sekarang ini aku sedang menjalani perawatan psikiatri. Kata-katamu itu menyakitkan. Kau tak bisa enteng sekali bicara seperti itu,” balas Jung-yeon dengan nada tinggi.
Ia pun lantas melanjutkan kembali langkahnya.
—
Di rumahnya, menunjukkan hiasan bintang kuning yang dimaksud Woo-Jin pada ayahnya, profesor Han. Profesor Han memberitahunya bahwa dulu Jung-yeon membuatnya ketika masih kecil bersama dengan ibunya.
“Benar aku membuat ini dengan ibu?” tanya Jung-yeon memastikan.
Profesor Han mengangguk mengiyakan.
“Kenapa? Kau mengingat sesuatu?” tanyanya kemudian.
“Bukan, bukan begitu. Ku rasa ini akan membantuku mengingat sesuatu,” dalih Jung-yeon.
“Jung-yeon, pelan-pelan saja,” pesan profesor Han sambil menepuk pundak Jung-yeon. “Ayah sudah bilang, kan? Kalau ayah akan membantumu mengingat lagi?”
“Ya, ayah,” jawab Jung-yeon.
Tak lama Jung-yeon kembali ke kamarnya dengan kesal. Ia mengambil ponselnya, berniat untuk menghapus kontak Woo-Jin.
—
Di kamarnya, hati Woo-Jin terasa galau. Ia teringat kembali dengan semua yang sudah ia lalui bersama Jung-yeon. Tanpa dinyana, Jung-yeon tiba-tiba mendatangi tempat tinggalnya.
“Aku sudah memastikan pada ayahku,” ujar Jung-yeon tanpa basa-basi sambil menunjukkan hiasan bintang kuning di tangannya. “Ini memang milikku. Ayahku bilang aku membuatnya dengan mendiang ibuku. Inilah satu-satunya peninggalan ibuku. Aku tidak berbohong. Ini takkan membantu bila kau tak mempercayaiku. Tapi yang ayahku katakan ialah yang ku ketahui tentang diriku.”
“Kau pikir ini akan membuat segalanya lebih baik?” respon Woo-Jin. “Aku percaya padamu. Aku tidak ingin percaya dengan kakakku yang terus saja membahas tentang alien, jadi aku mempercayaimu. Tapi aku seharusnya tak percaya padamu. Kakakku selama ini memang benar. Kau itu Byul.”
“Aku… Han Jung-Yeon, Kim Woo-Jin,” balas Jung-Yeon sembari menahan air matanya dan kemudian pergi meninggalkan Woo-Jin.
—
Hari berganti. Sambil mengenakan topi hitam milik Beom-Gyoon, Woo-Jin diam-diam membuntuti Jung-yeon yang mendatangi sebuah Klinik Kejiwaan. Namun aksinya langsung ketahuan oleh Jung-yeon. Setelah keduanya pergi ke tempat sepi, Woo-Jin kembali mempertanyakan Jung-yeon yang telah berbohong padanya dan mempermasalahkan mengenai Bluebird.
“Terus ‘Bluebird’ itu apa? Kenapa ID-mu ‘Bluebird’?” cecar Woo-Jin.
“Memangnya aku tidak boleh memakai ID ‘Bluebird’? tanya Jung-yeon balik. “Apa pedulimu kalau itu ‘Bluebird’?”
“Karena itu kata pertama yang diucapkan oleh si Byul,” jawab Woo-Jin.
“‘Bluebird’ itu buku yang ku sukai saat kecil. Aku sering membacanya dengan ibuku. Ini tidak ada hubungannya denganmu,” bantah Jung-yeon.
“Lihatlah gantungan kunci itu lagi. Maka itu akan membantumu menyadari sesuatu,” balas Woo-Jin.
—
Usai pertemuan dengan Jung-yeon, Woo-Jin datang ke laboratorium kampusnya. Melihat tidak ada seorang pun di sana, diam-diam ia membuka laptop milik profesor Han. Namun karena di-password, ia tidak bisa melanjutkan aksinya. Tak lama senior Lee (Shin Joo-hwan) datang dan memergokinya. Woo-Jin pun berdalih sedang mencari tahu tempat duduknya. Setelah meminta Woo-Jin mengerjakan tugasnya dalam waktu seminggu, Lee menunjukkan meja bekas tempat duduk Ji-Hyuk sebagai meja tempat Woo-Jin bekerja.
Profesor Han dan profesor Park Dong-Gun (Han Sang-Jin) datang tak lama kemudian. Saat profesor Park keluar ruangan untuk mengambil minum, Woo-Jin mengikutinya dan memberikan segelas kopi kepadanya.
“Ku dengar Anda sudah lama bekerja dengan profesor Han,” ucap Woo-Jin.
“Kenapa? Kau ingin terlihat baik di depan profesor Han?” tanya profesor Park.
“Tidak, aku hanya ingin menanyakan sesuatu. Tentang Jung-yeon. Katanya dia tidak ingat masa kecilnya. Apa mungkin Anda tahu alasannya?”
“Kau tahu itu darimana? Kenapa kau penasaran soal itu?” tanya profesor Park yang raut wajahnya terlihat berubah.
“Aku tahu dari Jung-yeon sendiri,” jawab Woo-Jin.
“Hei, Kim Woo-Jin,” ujar profesor Park sembari mengembalikan gelas kopi yang tadi diberikan Woo-Jin. “Bapak tidak tahu apa hubunganmu dengan Jung-Yeon atau sedekat apa kau dengannya, tapi jangan kelewatan. Itu urusan pribadinya profesor Han.”
Profesor Park kemudian pergi meninggalkan Woo-Jin.
Kembali ke ruang laboratorium, ternyata hanya ada Lee di sana. Sesaat kemudian Lee keluar untuk menerima telpon. Woo-jin mempergunakan kesempatan itu untuk memeriksa laci meja kerja profesor Han. Ia pun kaget saat mendapati sebuah pulpen yang bertuliskan “Rumah Sakit Jiwa Engsung”, tempat sebelumnya ia dan Jung-yeon bertemu dengan Min-Young.
Malam harinya, Woo-Jin mendatangi rumah sakit tersebut dan menemui Min-Young yang sedang bersembunyi di dekat gerbang.
“Kau datang sendirian rupanya. Jadi kau sudah mempercayaiku?” tanya Min-Young.
“Kenapa kau menyuruh Han Jung-Yeon datang kemari sebelumnya?” tanya Woo-Jin balik.
“Karena Beom-Gyoon menghilang di sini,” jawab Min-Young.
Ia pun lantas menjelaskan apa yang terjadi pada Beom-Gyoon sebelum ia menghilang karena kebetulan Min-Young sedang berada tidak jauh dari tempat tersebut dan melihat sendiri kejadian tersebut. Penasaran dengan cahaya yang mungkin sama dengan yang dulu ia lihat saat masih kecil, Woo-Jin lalu kembali memeriksa bangunan rumah sakit Eungjung bersama dengan Min-Young.
Di saat sedang menyusuri lorong yang gelap, mendadak terdengar suara berisik dari salah satu ruangan. Perlahan Woo-Jin dan Min-Young menghampiri ruangan tersebut. Tanpa diduga, muncul cahaya dari dalam ruangan tersebut. Min-Young langsung berteriak-teriak dengan panik.
“Kim Woo-Jin,” ujar seseorang tiba-tiba.
Woo-Jin memperhatikan orang yang memanggilnya. Ternyata detektif Hong Jin-Hong (Seo Hyun-Chul) lah yang ada di hadapannya.
“Sedang apa kau di sini?” tanya Jin-Hong.
Belum sempat Woo-Jin menjelaskan, Jin-Hong melihat sosok Min-Young di belakang Woo-Jin, sedang memegang taser.
“Kau si pelaku taser itu!” ujar Jin-Hong kaget.
“Tidak, tidak, aku bisa jelaskan,” balas Woo-Jin.
—
“Jadi orang ini bukan pelaku Bluebird tapi saksi?” tanya Jin-Hong usai Woo-Jin menjelaskan tentang Min-Young.
Woo-Jin mengiyakan.
“Aku melihatnya sendiri,” tambah Min-Young, “Dia menghilang di sini.”
“Kau yakin? Benar ini tempatnya?” tanya Jin-Hong.
“Benar. Beom-Gyoon diculik dan menaiki UFO,” jawab Min-Young.
Jin-Hong menatap ke arah Woo-Jin dengan pandangan tidak percaya.
“UFO menculiknya?” tanya Jin-Hong lagi.
“Ya, UFO,” jawab Min-Young.
“Jadi maksudmu itu UFO yang piring terbang itu, bukan?” tanya Jin-Hong makin bingung.
“Ya.”
“Jadi maksudmu ‘unidentified flying object’?”
“Ya. Benda terbang tak teridentifikasi. Alien!” jawab Min-Young penuh semangat.
“Seperti E.T? Alien? Jenis alien yang keluar dari mulutmu?” tanya Jin-Hong sembari membuka mulutnya lebar-lebar.
“Tidak, itu kan hanya ada di film-film,” jawab Min-Young.
Woo-Jin menahan tawa mendengar percakapan keduanya, sementara Jin-Hong malah jadi curiga terhadap Min-Young.
“Woo-Jin,” ujar Jin-Hong pelan, “Ku rasa wanita ini memerlukan perawatan khusus.”
“Aku ini waras,” potong Min-Young yang mendengarnya. “Aku ini mahasiswi kedokteran di Universitas Seoyeon!”
Ia lantas mengeluarkan kartu mahasiswanya dan memperlihatkannya pada Jin-Hong dan Woo-Jin. Setelah membandingkan foto yang ada di kartu tersebut dengan wajah Min-Young, Jin-Hong akhirnya mengakui bahwa Min-Young manusia normal.
Tanpa mereka sadari, ada seseorang yang mengawasi mereka dengan menggunakan kamera tersembunyi. Sementara itu, di salah satu ruangan, Beom-Gyoon yang sedang disekap tiba-tiba mendengar suara orang mendatangi ruangannya.
—
Dengan ditemani Jin-Hong, Woo-Jin dan Min-Young melanjutkan pencarian mereka. Di sebuah lorong, mereka mendapati pecahan kaca dengan ceceran darah yang masih belum kering di atasnya.
“Ada darah yang belum kering di lantai berarti darah ini ada sejak 6 sampai 10 menit yang lalu,” jelas Min-Young dengan pengetahuan kedokterannya. “Ini hanya berlaku untuk situasi normal saja.”
Mereka kemudian mengikuti ceceran darah tersebut yang berujung pada sebuah jalan buntu. Ada sebuah cermin raksasa di ujung jalan tersebut. Jin-Hong dan Woo-Jin kebingungan melihat ceceran darah yang berhenti begitu saja di tempat itu.
“Mungkin dia masuk ke dalam cermin?” cetus Min-Young.
Jin-Hong dan Woo-Jin tidak menanggapinya dan menganggap pernyataan Min-Young tidak masuk akal. Min-Young tidak mempedulikannya dan mulai memeriksa cermin tersebut. Ternyata bagian belakang cermin tersebut berisi udara, yang berarti bukanlah tembok. Perlahan mereka mencoba mendorong cermin tersebut dan berhasil, terbukalah area baru dari bangunan tersebut yang selama ini tersembunyi di balik cermin.
Ceceran darah kembali mereka temui di lantai. Bergegas mereka melanjutkan mengikuti jejak ceceran darah tersebut hingga tiba di sebuah kamar kosong yang berisi lebih banyak ceceran atau lebih tepatnya genangan darah.
“Di sinilah TKP-nya,” ujar Jin-Hong setelah memeriksa genangan darah di lantai. “Pasti ada yang terjadi di sini, baru-baru ini.”
Woo-Jin bergegas berlari keluar, sementara Jin-Hong menghubungi rekannya, detektif Choi Hyung-sa. Di luar, Woo-Jin, dan Min-Young yang menyusulnya, mendapati sebuah mobil ambulans tidak jauh dari pintu gerbang bangunan. Terdapat logo burung biru alias bluebird di bagian belakang mobil ambulans tersebut. Mereka berdua kaget melihatnya.
Melihat mobil yang mulai melaju. Woo-Jin segera mengejarnya. Tiba-tiba sebuah tangan berlumuran darah menggapai kaca dari balik jendela. Wajah Beom-Gyoon menyusul sedetik kemudian. Melihat kakaknya di sana, Woo-Jin berusaha mempercepat larinya. Namun usahanya sia-sia karena mobil tersebut juga makin lama makin kencang berjalan.
—
Di kamarnya, Jung-yeon memeriksa barang-barang lamanya yang disimpan di dalam sebuah kotak. Terdapat sebuah buku bertuliskan ‘Bluebird’. Tidak ada yang aneh dalam isi buku tersebut. Namun saat Jung-yeon menarik stiker yang ada di lembar pertama buku tersebut, muncullah tulisan ‘Byul Noona’ di baliknya.
Menyadari ucapan Woo-Jin mungkin ada benarnya, Jung-yeon memecahkan hiasan bintang kuning miliknya. Ia pun kaget mendapati selembar kertas di dalamnya, dengan tulisan “Woo Jin ❤ Byul”.
Imas
Hmm..ditunggu part 2nya