Minggu ini ada dua drama korea tontonan saya yang menayangkan episode terakhirnya. Mereka adalah “Kill It“-nya Chang Ki-Yong dan Nana, serta “He Is Psychometric“-nya Park Jin-young dan Shin Ye-eun. Yang disebut pertama bercerita tentang seorang pembunuh bayaran yang mencari jawaban atas misteri masa lalunya yang kelam, sementara yang kedua tentang seorang pria dengan kemampuan psikometris yang ingin menggunakan kekuatannya itu untuk membantu orang lain. Rating pamungkas mereka tidak jauh berbeda (AGB Nielsen, nationwide), dengan “Kill It” sedikit lebih unggul — 2.54% berbanding 2.27%. Lalu seperti apa ending ceritanya?
WARNING! Tulisan di bawah ini mengandung SPOILER!!!
Ending Cerita Kill It
Apa yang bakal terjadi pada Kim Soo-hyun sepertinya sudah bisa ditebak jauh jauh episode sebelumnya. Kekuatan tekad Soo-hyun untuk membalas dendam terhadap para pelaku pembunuhan terhadap anak yatim piatu bernomor terlihat terlalu besar untuk bisa ia abaikan begitu saja. Meski wajahnya terkadang membuat saya terbayang pada dedek Roy Kiyoshi, tapi akting Jang Ki-yong yang bisa membuat saya percaya terhadap besarnya dendam yang ia emban patut diacungi jempol.
Begitu pula dengan sosok Do Hyun-jin yang digambarkan punya karakter yang disiplin terhadap profesinya sebagai detektif. Sempat berharap bahwa ia akan meloloskan Soo-hyun, namun melihat bagaimana ia tidak gentar menghadapi ayah angkatnya sendiri, sepertinya memang tidak mungkin Hyun-jin akan membiarkan Soo-hyun pergi begitu saja tanpa melalui proses hukum.
Dan endingnya? Aksi Soo-hyun yang sedang menggerebek rumah Do Jae-hwan, ayah angkat Hyun-jin sekaligus tokoh utama di balik pembunuhan anak yatim piatu bernomor, terciduk oleh Hyun-jin dan pihak kepolisian. Di tengah-tengah kepungan para penegak hukum, Soo-hyun memilih untuk menuntaskan dendamnya dan membunuh Jae-hwan, tindakan yang direspon dengan rentetan tembakan dari aparat.
Yah, karena memang sudah bisa ditebak, bagi saya pribadi efek mengharukan yang seharusnya timbul dari reaksi Hyun-jin pasca tewasnya Soo-hyun menjadi nyaris tidak ada. Rasanya biasa-biasa saja dan nyaris hambar. Apalagi di adegan penutup hanya diperlihatkan hubungan Hyun-jin dengan Kang Seul-gi yang semakin dekat. Sesuatu yang juga sudah obvious sejak beberapa episode sebelumnya…
Ending Cerita He Is Psychometric
I have nothing against South Korean actors. Tapi “He Is Psychometric” adalah satu dari sekian banyak drama korea dimana tampang pemeran utamanya menurut saya terlalu imut sehingga tidak cocok dengan jalan cerita yang ada. Satu-satunya alasan saya tetap menonton serial ini hingga selesai adalah murni karena ketertarikan saya dengan ilmu (?) psikometris saja.
Misteri yang diangkat sebenarnya cukup menarik. Beberapa kasus yang di luar terlihat berbeda, padahal nyatanya ada keterkaitan. Permasalahannya, sejak episode 2 atau 3, saya sudah teryakinkan bahwa pelaku utama pembakaran apartemen adalah Kang Sung-mo. Cuplikan-cuplikan masa lalu maupun perkembangan kasus yang disajikan pada akhirnya hanya sebagai usaha pengalihan isu untuk menghapus Sung-mo dari daftar tersangka di benak penonton.
Di luar itu, saya suka dengan bagaimana karakter Nam Daenam yang awalnya terlihat gak jelas justru berperan besar di beberapa episode akhir. Juga kasus yang awalnya terlihat punya lingkup personal namun ternyata menyeret banyak pihak. Sayangnya, tidak semua ditutup dengan halus. Ada yang terkesan diselesaikan begitu saja agar tidak memakan durasi. Sebaliknya, beberapa adegan pamungkas antara dua tokoh utama Lee Ahn dan Yoon Jae-in terlalu bertele-tele dan harusnya bisa dipersingkat untuk memberi ruang bagi adegan lain.
Oh ya, ending ceritanya, Sung-mo yang sudah menyekap Kang Geun-taek ditangkap dan dijatuhi hukuman 13 tahun penjara. Geun-taek sendiri divonis hukuman mati berkat kesaksian dari Jo Eun-joo, ibu Sung-mo. Sementara itu, Eun Byung-ho dan pejabat-pejabat lain yang terkait dengan kasus suap YSS Construction juga ditangkap.
Saat ini tersisa drakor “My Fellow Citizens” saja yang saya tonton. Tapi dengan berakhirnya dua serial di atas, rencananya akan saya tambah dengan satu judul lain. Kemungkinan adalah “Her Private Life”. Atau mungkin teman-teman ada usul lain?
Zea
Kill it sebenernya keren…
Jang kiyong bener2 ok
Tapi entah, apa aku yg awam sama akting ya, aku ngelihat nana kurang greget.
Dia detektif hebat kan, tapi jatuhnya dia kaya detektif lemah. Itu si dari kacamataku.
Kesel juga si, dia tega ngelaporin jang kiyong.