Page 148/439
Di cerita sebelumnya, Sela bertemu kembali dengan Shang yang sebelumnya sudah meninggal. Shang membantunya diterima sebagai guru di sebuah sekolah privat. Di sana Sela berkenalan dengan Warren, guru seni sekaligus pelatih lacrosse. Tak butuh waktu lama bagi Sela untuk mengetahui adanya kasus perundungan yang dilakukan oleh sejumlah anggota klub lacrosse. Suatu malam, salah satu terduga […]
Di cerita sebelumnya, Sela berusaha membantu seorang selkie bernama Melena. Sayang Melena menolak karena terlalu pede. Hal itu berujung pada nasib Melena yang kini disekap oleh manusia. Walau gagal, ada seseorang yang memberitahu Sela bahwa keberadaannya sekarang sangat dibutuhkan. Ia pun mengajaknya untuk bertemu. Siapakah sebenarnya orang tersebut? Apakah Sela mengenalnya?
“Boneka Setan” adalah film horor Indonesia yang dirilis pada tahun 2014 lalu. Dari judulnya, sudah tentu ‘terinspirasi’ dengan popularitas karakter antagonis berbentuk boneka yang sudah eksis sebelumnya. Sebut saja Annabelle maupun Chucky. Naskahnya ditulis oleh Koko L. Kartiko. Nama tersebut sekaligus merangkap sebagai produser dan juga sutradara. Nah, bagaimanakah ceritanya? Layakkah untuk ditonton? Simak yuk […]
Di cerita sebelumnya, Wen menerima tugas dari dark web untuk membunuh seorang wanita bernama Neva Romero. Ia melakukannya bersama seorang pria lain yang tidak dikenal. Pria tersebut tampak sudah terbiasa melakukan tugas tersebut. Dengan tenang ia memandu Wen agar mengikutinya.
“The Batman” rilis, gaes! Dan beruntungnya, kita di Indonesia bisa menontonnya dua hari lebih awal ketimbang pecinta superhero DC Comics yang ada di negara lain. Bahkan jika mau, film tersebut sebenarnya sudah eksis di IMAX kemarin. Tapi berhubung harga tiketnya sedikit lebih mahal, plus lokasi bioskopnya agak jauh dari rumah, saya memilih menahan diri 24 […]
Di cerita sebelumnya, Sela menyadari bahwa Princess sudah tidak bisa ditolong lagi. Ia pun terpaksa melumpuhkannya dengan menghilangkan seluruh kekuatan Princess. Di sisi lain, insiden di penjara membuat Sela menyadari bahwa ia tidak boleh terburu-buru mengambil hati Ilys. Ia memutuskan untuk memberi waktu bagi Ilys sekaligus mengatur rencana yang matang untuk meyakinkannya.