“Tragedi Penerbangan 574” adalah film horor yang dibuat berdasarkan kecelakaan pesawat Adam Air 574 di tanggal 1 Januari 2007 silam.
Sama seperti “Dendam Arwah Rel Bintaro” yang juga didasari tragedi nyata.
Lantas seperti apakah ceritanya? Layakkah untuk ditonton?
Simak yuk alur cerita film Tragedi Penerbangan 574 beserta review singkatnya di bawah ini untuk tahu jawabannya.
Sekilas Tentang
Empat orang remaja yang sedang berlibur ke sebuah tempat di Surabaya harus menghadapi kenyataan, salah satu teman mereka menjadi korban hantu kepala gelinding atau disebut Gundul Pringis.
Hantu berwujud kepala manusia yang menyeringai itu membantai Tania di perkebunan kelapa milik nenek Dini, sementara Dini, Gustav dan Siwa selamat.
Mereka bermaksud menerbangkan jasad Tania pulang ke Manado, tempat orang tuanya.
Mereka menyewa sebuah pesawat komersial atas tanggungan orang tua Tania.
Penerbangan Surabaya – Manado itu tidak berjalan wajar, teror demi teror terjadi dalam pesawat.
Hantu Gundul Pringis ternyata ikut pula terbawa dalam pesawat. Satu persatu korban berjatuhan.
Tanggal Rilis: 14 November 2012
Durasi: 1 jam 36 menit
Sutradara: M Assad MA
Produser: KK Dheeraj
Penulis Naskah: Jane Yosijoko
Produksi: K2K Production
Negara: Indonesia
Pemain: Kiki Amalia, Maia Novethesia, Nana Khairina, Baby Margaretha, Violeta Mongi, Andreano Phillip, Tata Liem, Shiddiq Kamidi, Cheppy Chandra, Jenny Cortez
Sinopsis / Alur Cerita Tragedi Penerbangan 574
WARNING! Tulisan di bawah ini mengandung SPOILER!!!
Empat orang sahabat pergi berlibur di Surabaya. Mereka adalah Tania (diperankan oleh Violeta Mongi), Dini (diperankan oleh Maya Novethesia), Gustav (diperankan oleh Swara Andhika), dan Siwa (diperankan oleh Shiddiq Kamidi).
Mereka menginap di rumah nenek Dini.
Malamnya, Dini dkk iseng melakukan uji nyali di perkebunan kelapa milik nenek Dini tersebut. Mereka penasaran dengan mitos hantu Gundul Pringis yang ada di sana.
Tak disangka, sosok hantu tersebut benar ada. Tidak hanya meneror Dini dkk, ia juga membunuh Tania.
Karena orangtua Tania ingin agar jasad putrinya dimakamkan di Manado, keesokan harinya Dini, Siwa, dan Gustav menyewa sebuah pesawat komersil KY 574 untuk membawa jasad sahabatnya.
Siwa rupanya menyalahkan Dini atas kematian Tania. Namun kenyataan berbicara sebaliknya.
Dalam kilas balik, terungkap bahwa Tania dan Siwa sempat mendapat teror gaib di rumah nenek Dini. Pun begitu, Siwa tidak percaya bahwa penyebabnya adalah hantu Gundul Pringis.
Justru ia mengajak Tania, Gustav, dan Dini untuk pergi ke kebun kelapa untuk membuktikan bahwa mitos tersebut hanyalah hoax belaka.
Dalam perjalanan menuju kebun kelapa, Suroso (diperankan oleh Tata Liem), pembantu nenek Dini, juga mengingatkan agar mereka berhati-hati dengan hantu Gundul Pringis. Kendati demikian, lagi-lagi Siwa mengabaikannya.
Sebelum pesawat berangkat, dua orang penumpang tambahan ikut serta.
Yaitu Johan (diperankan oleh Cheppy Chandra) dan Miranti (diperankan oleh Mila Ayu Dewata Sari).
Johan ternyata baru membunuh istrinya sendiri, Dewi (diperankan oleh Kiki Amalia), gegara ia ketahuan berselingkuh dengan Miranti.
Keduanya hendak pergi ke Manado untuk melarikan diri.
Karena berjanji akan membayar separuh biaya sewa pesawat, Gustav dan yang lain tidak keberatan.
Siwa terpergok membawa kelapa ke dalam pesawat. Lebih tepatnya, kelapa yang ada di samping jasad Tania saat ia diketemukan.
Siwa rupanya masih belum percaya bahwa yang membunuh Tania adalah hantu Gundul Pringis.
Ia ingin membuktikan kelapa tersebut tidak bisa meneror mereka.
Gustav hendak membuang kelapa tersebut. Namun batal gara-gara pesawat sudah harus terbang landas.
Salah satu pramugari lantas menawarkan untuk menyimpan kelapa tersebut di ruang bagasi.
Dari berita di koran, Siwa menyadari bahwa Johan adalah buronan pembunuh.
Sementara itu, arwah Dewi muncul dan membunuh Johan.
Belakangan ganti Siwa yang diteror oleh arwah Tania.
Keadaan bertambah genting dengan hadirnya hantu Gundul Pringis.
Cuaca buruk sempat membuat pesawat KY 574 mengalami turbulance. Untunglah kapten pilot (diperankan oleh Andreano Philip) bisa mengatasinya.
Bukannya berakhir, teror justru berlanjut.
Arwah Tania merasuki tubuh salah satu pramugari dan menyerang Siwa, Gustav, dan Dini.
Sang kapten pilot berhasil menghentikan sang pramugari. Sayang Gustav sudah lebih dulu tewas dibunuh.
Siwa sendiri menyelinap ke ruang barang untuk meminta maaf pada jasad Tania. Arwah Tania merespon dengan membunuhnya.
Terakhir giliran kapten pilot yang tewas di tangan Gundul Pringis.
Belakangan pesawat terjatuh dan Dini serta co-pilot (diperankan oleh Bobby Aulia) diketemukan dalam kondisi sudah tidak bernyawa.
Penutup
Itu tadi sinopsis atau alur cerita dari film Tragedi Penerbangan 574. Yang, yah, dari segi kualitas cerita sepertinya tidak perlu dipermasalahkan lagi. Khas karya KK Dheeraj yang konsisten membagongkan.
Saya cuma penasaran. Apa tidak ada keluarga korban kecelakaan Adam Air 574 yang menuntut film ini mengingat ceritanya sama sekali tidak berkaitan dengan kisah nyatanya.
Justru malah membawa stigma buruk terhadap tragedi tersebut.
Film “Tragedi Penerbangan 574” ini bisa ditonton secara streaming melalui layanan / platform Youtube. Yaitu di kanal resmi K2K Production.
Atau simak langsung filmnya di bawah ini.
Catatan: review serta rating bersifat subyektif dan berdasarkan preferensi pribadi
Leave a Reply