“Friday The 13th” adalah franchise film horor slasher yang tidak kalah populernya dengan “Texas Chainsaw Massacre“, “A Nightmare on Elm Street”, dan “Halloween”.
Bahkan yang disebut terakhir bisa dibilang menjadi inspirasi dibuatnya film ini di tahun 1980.
Karakter Jason Voorhees dengan topeng hokinya menjadi sosok villain utama yang ikonik.
Lantas seperti apakah ceritanya? Layakkah untuk ditonton?
Simak yuk alur cerita film Friday The 13th beserta review singkatnya di bawah ini untuk tahu jawabannya.
Sekilas Tentang
Sekelompok penasihat kamp yang mencoba membuka kembali kamp musim panas bernama Crystal Lake, yang memiliki masa lalu yang suram, dibuntuti oleh seorang pembunuh misterius.
Tanggal Rilis: 9 Mei 1980
Durasi: 1 jam 35 menit
Sutradara: Sean S. Cunningham
Produser: Sean S. Cunningham
Penulis Naskah: Victor Miller
Produksi: Georgetown Productions Inc.
Pemain: Betsy Palmer, Adrienne King, Harry Crosby, Laurie Bartram, Mark Nelson, Jeannine Taylor, Robbi Morgan, Kevin Bacon
Sinopsis / Alur Cerita Friday The 13th
WARNING! Tulisan di bawah ini mengandung SPOILER!!!
Tahun 1958, di perkemahan Crystal Lake.
Barry Jackson (diperankan oleh Willie Adams) dan Claudette Hayes (diperankan oleh Debra S. Hayes) menyelinap keluar acara untuk bercumbu ria di gudang.
Seseorang tiba-tiba nimbrung dan membunuh keduanya.
Tahun 1979. Tanggal 13 Juni di hari Jum’at (Friday The 13th).
Annie Phillips (diperankan oleh Robbi Morgan) meminta tumpangan untuk menuju perkemahan Crystal Lake yang hendak dibuka kembali.
Enos (diperankan oleh Rex Everhart) mengantarkannya ke persimpangan terdekat yang ia lalui dengan menggunakan truknya.
Seorang warga lokal, Ralph (diperankan oleh Walt Gorney), yang terlihat bertingkah seperti ODGJ, mengingatkan Annie bahwa perkemahan tersebut sudah dikutuk. Annie tidak bakal bisa pulang.
Enos meminta Annie tidak usah menghiraukan kata-kata Ralph.
Annie sendiri datang ke perkemahan untuk menjadi konselor. Merangkap sebagai tukang masak.
Setelah tahu atasan Annie, Steve Christy (diperankan oleh Peter Brouwer), tidak memberitahu apa-apa tentang masa lalu Crystal Lake, Enos menyarankan Annie untuk membatalkan niatnya menuju ke sana.
Untuk meyakinkan Annie bahwa tempat tersebut membawa sial, Enos menceritakan tentang insiden-insiden yang pernah terjadi di sana.
Mulai dari sekelompok orang yang terbakar, pembunuhan dua orang di tahun 1958, serta seorang bocah yang tenggelam di tahun 1957.
Annie tetap teguh pada pendiriannya.
Beberapa waktu kemudian, Enos menurunkan Annie di dekat kuburan Moravian.
Tiga orang konselor yang baru tiba di perkemahan Crystal Lake. Mereka adalah Marcie (diperankan oleh Jeannine Taylor), Ned (diperankan oleh Mark Nelson), dan Jack (diperankan oleh Kevin Bacon).
Mereka disambut oleh Steve dan Alice (diperankan oleh Adrienne King), konselor yang lain. Ada pula Bill (diperankan oleh Harry Crosby) dan Brenda (diperankan oleh Laurie Bartram).
Bersama-sama mereka merenovasi area perkemahan tersebut.
Steve kemudian pergi ke kota untuk membeli persediaan.
Setelah berjalan beberapa waktu, Annie mendapat tumpangan menuju perkemahan Crystal Lake dari sosok misterius.
Tak disangka, orang tersebut justru membunuh Annie.
Seorang polisi, opsir Dorf (diperankan oleh Ron Millkie) datang ke perkemahan dengan alasan mencari Ralph.
Pun begitu, tak lama ia mendapat panggilan radio yang memintanya untuk segera kembali ke kantor polisi.
Belakangan Ralph muncul di dalam kabin dan meminta agar Alice dkk meninggalkan tempat yang terkutuk itu.
Usai memperingatkan mereka, Ralph pergi begitu saja. Membuat yang lain menganggap kata-katanya bualan belaka.
Ned melihat seseorang tak dikenal berjalan masuk ke dalam kabin.
Ia pun memutuskan untuk menyusul dan memeriksanya.
Tak lama, Jack dan Marcie masuk ke kabin yang sama untuk berteduh dari hujan badai sekaligus berhubungan intim.
Mereka sama sekali tidak menyadari ada tubuh Ned yang sudah tidak bernyawa di atas tempat tidur yang mereka gunakan.
Usai enak enak, Marcie pergi ke kamar mandi yang ada di luar kabin untuk buang air.
Sepeninggal Marcie, leher Jack ditusuk oleh anak panah dari bawah tempat tidurnya..
Marcie masuk ke salah satu bilik yang ada di kamar mandi.
Beberapa saat kemudian, si pembunuh datang menyusul dan menghabisi Marcie dengan menggunakan kapak.
Terjebak badai, Alice, Bill, dan Brenda menghabiskan waktu di kabin utama.
Tidak ingin tidur terlalu larut, Brenda memutuskan untuk kembali ke kabin terlebih dahulu.
Mobil yang dikendarai Steve mogok di tengah jalan.
Seorang polisi, sersan Tierney (diperankan oleh Ronn Carroll), lantas memberinya tumpangan untuk kembali ke perkemahan.
Brenda mendengar suara teriakan minta tolong dari luar kabin.
Ia memutuskan untuk memeriksa sumber suara.
Menembus hujan, Brenda kemudian sampai di area latihan memanah yang gelap gulita.
Lampu di termpat latihan tiba-tiba seluruhnya menyala.
Selanjutnya hanya terdengar suara teriakan histeris Brenda.
Alice rupanya melihat lampu di tempat latihan memanah yang mendadak menyala.
Ia mengajak Bill untuk memeriksanya.
Setibanya di kabin, keduanya justru menemukan kapak berlumuran darah di tempat tidur Brenda.
Alice dan Bill lanjut mencari teman-teman mereka di berbagai tempat. Namun tidak terlihat batang hidung mereka.
Justru mereka mendapati jaringan telpon yang telah diputus. Serta mobil Ned yang telah dirusak.
Dengan kondisi hujan yang lebat, Billy meyakinkan Alice untuk tetap berada di perkemahan hingga Steve kembali.
Karena mendapat panggilan darurat, sersan Tierney menurunkan Steve di tengah jalan.
Kebetulan hujan juga baru saja berhenti.
Setibanya di perkemahan, Steve dihadang oleh seseorang yang ia kenal.
Tak disangka, orang tersebut lantas membunuhnya.
Bill mendatangi ruang generator untuk mengecek generator listrik yang tiba-tiba mati.
Beberapa waktu kemudian, listrik kembali menyala.
Karena Bill tidak kunjung kembali, Alice memutuskan untuk menyusul ke ruang generator.
Ia terkejut mendapati tubuh Bill sudah tewas dengan kondisi tertancap panah di pintu.
Alice buru-buru menuju kabin utama dan membarikade seluruh akses masuk ke bangunan tersebut.
Jasad Brenda tiba-tiba dilemparkan dari luar melalui jendela.
Tak lama, sebuah mobil datang mendekat.
Mengira itu Steve, Alice bergegas keluar dari kabin.
Yang mengemudikan ternyata seorang wanita yang mengaku bernama Nyonya Voorhees (diperankan oleh Betsy Palmer), sahabat lama Steve.
Alice memberitahu bahwa teman-temannya sudah mati.
Voorhees tidak percaya dan mau memeriksanya terlebih dahulu.
Melihat jasad Brenda, Voorhees lalu menyatakan tidak seharusnya Steve membuka kembali perkemahan tersebut.
Voorhees lanjut bercerita tentang anak laki-laki yang dulu tenggelam. Rupanya itu disebabkan oleh keteledoran konselor kemah.
Anak laki-laki itu adalah putra Voorhees yang bernama Jason.
Terungkap bahwa Voorhees lah yang telah membunuh Steve dkk. Ia tidak ingin perkemahan tersebut dibuka kembali.
Voorhees lantas berusaha untuk membunuh Alice. Selama ini ia ternyata mendengar suara Jason yang memerintahkannya untuk melakukan pembunuhan demi pembunuhan.
Pada akhirnya, Alice berhasil memenggal kepala Vorhees dan meninggalkan perkemahan dengan menggunakan kano yang ada di danau.
Kecapekan, ia pun tertidur di atas kano.
Alice terbangun. Jasad Jason tiba-tiba muncul dari dalam air dan menarik tubuh Alice ke dasar danau.
Alice kembali terbangun. Kali ini ia berada di rumah sakit.
Tak lama, sersan Tierney datang dan mengabarkan kalau seluruh teman Alice sudah mati.
Alice lantas menanyakan tentang Jason.
Tierney mengaku tidak melihat siapa-siapa di danau selain Alice.
Mendengarnya, Alice pun yakin Jason masih ada.
Penutup
Itu tadi sinopsis atau alur cerita dari film Friday The 13th.
Walau dipenuhi dengan adegan yang bikin geleng-geleng kepala, nyatanya film sadis ini tetap asik untuk dipantengin hingga akhir.
Adegan buka-bukaannya juga sesuai porsi dan pada tempatnya. Tidak lebay atau dibuat-buat.
Jadi kagum dengan aturan jaman dulu yang sampai bisa memasukkan film ini ke dalam kategori Video Mesum.
Film “Friday The 13th” ini bisa ditonton secara streaming melalui layanan Netflix.
Catatan: review serta rating bersifat subyektif dan berdasarkan preferensi pribadi
Leave a Reply