Review Martian Manhunter (2015) [Ongoing]

Meskipun sudah eksis sejak lama — pertama kali muncul di Detective Comics #225 (1955) — dan seringkali hadir bersama dengan superhero lainnya, terutama Justice League, popularitas J’onn J’onzz alias Martian Manhunter bisa dibilang masih kalah jauh dibandingkan pahlawan-pahlawan super lainnya. Padahal, alien yang berasal dari Mars ini punya sederet ilmu yang super duper extra cool. Selain menguasai sebagian jurus Superman (kemampuan untuk terbang, pandangan menembus tembok seperti X-Ray vision-nya Superman) dan diakui langsung oleh Superman sebagai makhluk terkuat di muka bumi (selain dirinya), ia juga bisa melakukan telekinesis (memindahkan sebuah obyek tanpa menyentuhnya), telepati, regenerasi tubuh (tidak bisa mati), shape-shifting (merubah bentuk tubuh), invisibility (tidak terlihat mata), dan masih banyak lagi. Pokoke keren!

Untuk meningkatkan pamornya, sebelumnya DC Comics juga memang pernah menghadirkan aksi Martian Manhunter dalam serial tersendiri. Berakhir di edisi #36, kesalahan mereka saat itu adalah tidak menghadirkan sosok kawan maupun lawan yang solid bagi Martian. Alhasil, begitu serial berakhir, segalanya kembali ke titik awal.

Untungnya, kali ini mereka tidak mau mengulangi kesalahan yang sama. Mendapuk Rob Williams dan Eddy Barrows sebagai man behind the wheel (baca: kreator dan penulis cerita), dua edisi perdana yang saya baca saat artikel ini pertama kali ditulis amat sangat menjanjikan. Cerita yang padat, alur yang intens, serta serangkaian tokoh pendukung yang sejak awal sudah diperkenalkan. Ya, sepertinya kali ini DC tidak lagi akan melakukan kesalahan yang sama dengan sebelumnya.

Review Martian Manhunter (2015)

Penasaran? Berikut ini ringkasan cerita (spoiler) dan review singkat dari masing-masing edisi komik Martian Manhunter.

Martian Manhunter #1 (17 Juni 2015)

Cerita diawali dengan munculnya Mr. Biscuits (sosok alien misterius yang entah kawan atau lawan) dan segerombolan anak-anak yang penasaran dengannya. Setelah itu barulah Martian Manhunter hadir, right to the action, dengan usaha untuk menyelamatkan jatuhnya sebuah pesawat terbang akibat serangan teroris. Ia juga mem-broadcast telepati dan menginformasikan bahwa serangan teroris yang terjadi di berbagai penjuru dunia saat itu adalah bagian dari sebuah pencerahan (epiphany). Dan belum apa-apa kita sudah akan langsung dimanjakan dengan panel-panel pameran kemampuan Martian Manhunter, termasuk shape-shifting yang aargghghh keren bingits.

Di Justice League Watchtower, Superman (versi pasca New 52 — rambut cepak dan celana jeans), Cyborg, dan Flash yang mendengar pesan telepati dari J’onn menjadi penasaran. Setelah dikonfirmasi bahwa benar terjadi serangan teroris di banyak tempat, alarm darurat untuk mengumpulkan semua anggota Justice League pun dibunyikan.

TKP loncat ke Dubai dan fokus pada aksi seorang gadis pencuri kelas elit (belum diketahui namanya) yang sedang menunggu kesempatan untuk mencari perhiasan / harta seorang jutawan. Belum kesampaian, tiba-tiba hadir seseorang (yang kemudian berubah menjadi monster / alien) dan membunuh sheikh tersebut tepat di depan matanya. Dan dengan ancaman bahwa monster itu tahu identitas si gadis, ia pun lari ketakutan.

TKP berpindah lagi ke Washington, ke sebuah kasus pembunuhan terhadap seorang wanita yang dilakukan oleh anak (kandung?) yang DICULIKnya. Biasa? Nope, karena anak itu mengidap penyakit yang membuat SELURUH badannya lumpuh. Dan ketika detektif polisi sedang berbicara dengannya, tiba-tiba ia menyuruhnya untuk mendengar, dan sesaat kemudian terjadi ledakan besar di bagian lain kota. Anak yang bernama Leo Chandler pun melanjutkan, dengan mengatakan bahwa bagaimana jika segala perbuatan jahat yang terjadi setiap hari sebenarnya bukan ulah manusia?

Belum tuntas rasa penasaran, cerita berpindah ke markas besar N.A.S.A. di Florida, dimana tiba-tiba J’onn muncul di hadapan kawannya, seorang scientist, Helen Demoff, dan memintanya untuk membunuhnya!

Oke, ini KEREN. Williams dan Barrows jelas sukses menghidupkan kembali karakter Martian Manhunter dan membawa nafas baru dalam serial komik relaunch-nya ini. Semua (atau mungkin masih ada lagi lainnya?) karakter pendukung diperkenalkan dengan porsi yang pas, tanpa terasa memperlambat alur cerita. Goresan gambar Barrows juga mampu membuat saya merinding di beberapa panel. Terasa creepy, but in a good way. Totally a promising start!

Martian Manhunter #2 (15 Juli 2015)

Adegan dimulai di markas N.A.S.A. dimana Helen mengenalkan J’onn pada mesin Trans-Warp. Apapun yang diletakkan di mesin tersebut, 94% tepatnya, akan musnah. Tiba-tiba datanglah Superman, mempertanyakan bagaimana J’onn bisa tahu tentang rencana serangan teroris sebelumnya. Dan jawaban J’onn sungguh mengejutkan, bahwa dialah yang membantu mereka untuk meletakkan bom-bom tersebut!

Berpindah ke Washington D.C. Bersama dengan gerombolan anak-anak, Mister Biscuits menuju ke stasiun kereta bawah tanah untuk pergi ke sebuah rumah sakit. Belum jelas tujuannya apa, hanya disebutkan bahwa ada orang yang membutuhkan dirinya dan semua ini berkaitan dengan pencerahan.

Di Dubai, gadis yang ternyata memiliki julukan The Pearl sedang bersusah payah kabur dari kejaran sekelompok pria berjas hitam, yang salah satunya adalah monster yang membunuh sheikh di cerita sebelumnya (dan sepertinya pria-pria lainnya juga monster). Di saat si gadis terkepung, ia mendengar telepati dari Martian Manhunter yang menyuruhnya untuk sebisa mungkin tidak tertangkap. Dan tanpa ia sadari, tiba-tiba ia sudah berada di sebuah kapal yang jaraknya sekitar setengah mil dari tempat ia sebelumnya dikepung.

Di N.A.S.A, menolak mengikuti ajakan Superman untuk kembali ke Watchtower, J’onn memilih untuk menyerangnya. Wonder Woman, The Flash, dan Cyborg yang kemudian hadir pun tidak luput dari serangan Martian. Setelah serangkaian pertempuran yang sengit, mereka baru menyadari bahwa sebenarnya tidak ada pertempuran. J’onn sengaja membuat mereka berhalunasi agar ia bisa menggunakan mesin Trans-Warp. Sebelum menyalakan mesin, J’onn sempat menjelaskan alasan sebenarnya mengapa ia melakukan semua ini. Dan tanpa sempat dihentikan oleh Superman dan The Flash, mesin menyala dan ia pun musnah…

Sebelum komik berakhir, kita dibawa kembali ke Mister Biscuits, yang ternyata mampu mengetahui apa yang sedang terjadi saat itu dengan Martian Manhunter. Bersama dengan salah satu anak yang tadi mengantarnya ke stasiun, Alicia, ia pun pergi dengan tujuan untuk membunuh Martians (jamak loh, jadi tambah bikin penasaran ini) dan menyelamatkan dunia.

Lagi-lagi sebuah edisi yang solid. Fakta tentang masa lalu J’onn yang sedikit terungkap dan alasan kegalauan dirinya di dua edisi awal ini lumayan mengejutkan. Benar-benar mengubah semua sejarah tentang Martian Manhunter yang selama ini kita kenal. Tapi dengan demikian, Williams jadi lebih bebas mengkreasikan alur cerita serial komik ini. Dan saya sangat mendukungnya untuk itu.


Review seri komik Martian Manhunter edisi-edisi selanjutnya dapat dibaca di sini.

curcol martianmanhunter
Review Martian Manhunter (2015)
  • Story
  • Art (Pencil, Ink, Colors)
  • Element of Surprise
  • Recommended Reading
4.5

Summary

Jika semua komik rilisan DC Comics pasca era New 52 seperti ini, bisa dijamin masa kejayaan mereka akan segera kembali. Kombinasi cerita yang penuh aksi tanpa melewatkan poin-poin pengetahuan penting serta kreasi gambar yang luar biasa keren membuat komik Martian Manhunter sangat pantas untuk diikuti. Rob Williams dan Eddy Barrows jelas adalah orang yang tepat untuk menahkodai serial ini. Selain berani merevolusi sejarah Martian Manhunter, genre sci-fi horror dengan bumbu supernatural plus action yang diangkat termasuk jarang ada di judul-judul DC Comics lainnya. Highly recommended!

Leave a Reply