Saya adalah orang yang sangat membenci tindakan bunuh diri. Apapun alasannya, itu adalah jalan keluar paling bodoh yang bisa dipilih oleh seseorang.
Tapi entah kenapa, setiap cerita yang terkait dengan hal itu selalu saja sukses menarik perhatian saya. Baik yang berupa film maupun komik / manga.
Termasuk “Jisatsu Circle” yang bakalan kita bahas berikut ini.
Seperti apakah ceritanya?
WARNING! Tulisan di bawah ini mengandung SPOILER!!!
Sinopsis Singkat
54 siswi SMA melakukan bunuh diri masal dengan cara melompat ke depan kereta yang tengah melaju. Secara mengejutkan, satu di antaranya berhasil selamat. Ia bernama Saya Kota.
Pasca kejadian tersebut, Saya rupanya masih kecewa kenapa ia tidak ikut meninggal bersama yang lain. Terutama Mitsuko, yang belakangan diketahui dianggap sebagai pemimpin klub bundir tersebut.
Kyoko, sahabat Saya, berusaha mencegah sekaligus mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi sehingga remaja-remaja tersebut begitu percaya terhadap Mitsuko.
Di luar dugaan, berita tentang Saya yang selamat justru membuatnya dianggap sebagai ‘idola’ baru bagi siswi-siswi yang sudah bosan hidup. Mereka menganggapnya sebagai titisan Mitsuko dan rela melakukan apa saja untuknya.
Terungkap juga bahwa kejadian serupa telah terjadi beberapa kali sebelumnya. Mitsuko yang asli sudah tewas dalam aksi bunuh diri masal bertahun-tahun selamanya.
Anehnya, selalu saja ada satu yang selamat dan kemudian ‘meneruskan’ gerakan Mitsuko dalam memimpin aksi tersebut.
Saya mengajak, atau lebih tepatnya memaksa, Kyoko untuk bunuh diri bersama kelompoknya.
Kyoko sebenarnya tidak mau melakukannya, namun ia tidak bisa menolak karena sudah terlanjur didorong terjun dari gedung bersama yang lain.
Dalam aksi tersebut, semuanya tewas. Termasuk Saya dan pengikutnya.
Semuanya selain Kyoko, yang lagi-lagi secara mengejutkan bisa selamat tanpa luka yang berarti.
Penulis: Furuya Usamaru
Artis: Furuya Usamaru
Publikasi: 20 Maret 2002
Penerbit: –
Genre: Horror, Psychological
Status: Completed (6 chapter / 1 volume)
Review Singkat
Gaya hidup disiplin yang sudah tertanam di Jepang sepertinya membuat sebagian merasa tertekan dan tidak bisa menerima jalan hidup yang sedemikian rupa.
Bunuh diri jadi salah satu opsi yang mereka pilih. Mungkin berharap akan mengalami reinkarnasi dan hidup kembali dengan lebih beruntung.
“Jisatsu Circle” memang tidak secara mendalam membahas mengenai hal tersebut.
Fokusnya pada realita keberadaan suicide klub, atau sekelompok orang yang berniat untuk melakukan bunuh diri bersama-sama, di tengah-tengah masyarakat.
Saya pribadi kurang paham apakah ada pula sosok yang diagung-agungkan seperti Mitsuko ini di kejadian nyata di negara tersebut.
Namun di balik artworknya yang tidak terlalu menggoda, setidaknya cerita singkat yang disuguhkan oleh manga ini mampu memberikan bahan renungan tersendiri.
Ingat. Terkadang kita LEBIH BISA menahan diri dalam melakukan sesuatu jika kita sedang sendirian. Situasi bisa berbanding terbalik jika kita berada di tengah orang-orang yang mengalami kondisi yang sama dengan kita.
Penutup
“Jisatsu Circle” mungkin jadi manga atau komik terakhir mengenai bunuh diri yang dibahas di situs ini.
Ceritanya mengalir dengan baik dan cukup mudah untuk dipahami.
Sayang saya kurang tahu apakah pernah ada peristiwa nyata di Jepang yang serupa, tentang pelaku bunuh diri masal yang selamat dan lanjut membuat klub bundir yang baru.
Meski hanya terdiri dari 6 chapter, saya rasa sudah lebih dari cukup untuk menyampaikan pesan yang ada. Sayang artwork agak kurang mendukung.
Silahkan dibaca jika teman-teman punya pikiran terbuka dan tidak tersirat keinginan sedikit pun untuk mengakhiri hidup.
By the way, manga ini sebenarnya terinspirasi dari film besutan sutradara Sion Sono yang bertajuk “Suicide Circle” (自殺サークル, Jisatsu Sākuru). Saya masih menimbang-nimbang apakah akan menuliskan sinopsisnya di sini atau tidak.
Leave a Reply