Review Komik The Watcher #3 (Zenescope, 2019)

Di cerita sebelumnya, Erica yang sudah resmi berpacaran dengan Chris mulai curiga dengan tetangga yang ada di seberang rumah, Robert Hopkin. Kata ‘TREBOR’ yang ia peroleh dari permainan papan Ouija membuatnya yakin bahwa Robert-lah orang yang telah membunuh Stacy. Tanpa disangka, Robert sepertinya tahu banyak tentang Erica, walau tidak membeberkannya secara detil. Pada akhirnya, kecurigaan Erica menemui jalan buntu dengan tewasnya Robert secara mengenaskan. Apa sebenarnya yang terjadi? Apa yang dimaksud oleh cenayang dan Robert bahwa Erica seharusnya membuka matanya karena sudah diawasi? Simak jawabannya dalam sinopsis komik The Watcher #3 di bawah ini. Cekidot!

Sinopsis Komik *SPOILER*

thewatcher3

Reeling from her disturbing discovery, Erica must race to uncover the true identity of the killer before the town’s death toll climbs any higher. But with Tamra and Chris in more danger than they know, and her parents unwilling to believe, who can Erica trust with her secret? As her 18th birthday approaches, Erica finally figures out what has been haunting her dreams -and the reality is more terrifying than any nightmare.

Story: Ralph Tedesco / Victoria Rau
Art: Babisu Kourtis
Color: Fran Gamboa, JC Ruiz
Letter: Carlos M. Mangual
Judul Edisi: The Watcher Part 2
Tanggal Rilis: 9 Oktober 2019

WARNING! Tulisan di bawah ini mengandung spoiler!

Di tahun 1680, dengan dibantu pemuka agama, warga membakar habis sebuah rumah yang merupakan tempat persembunyian iblis Sukubus dan pria yang telah jatuh dalam pelukannya. Tanpa mereka duga, Sukubus berhasil lolos. Terlihat bahwa ia lantas menggoreskan sebuah simbol (yang sebelumnya ada di kamar Erica) di paha kanannya.

Lahan rumah yang dimaksud ternyata adalah yang sekarang ditempati oleh Erica dan keluarganya. Lebih mengejutkan lagi, dalam sebuah foto yang menunjukkan seorang ibu dan bayinya, wajah si ibu terlihat mirip dengan ibu Erica. Chris masih belum benar-benar mempercayai cerita barusan, yang ada dalam buku yang diketemukan Erica di rumah Robert. Pun begitu, Erica mengaku sudah sempat menghubungi cenayang yang mereka temui sebelumnya dan meminta tolong untuk mengecek sesuatu.

Saat melihat layar ponselnya, terdapat missed call dalam nomer lokal. Erica menduga itu berasal dari si cenayang. Namun demikian, Tamra meminta agar Erica menghubungi cenayang itu kembali nanti karena sekarang mereka sudah telat untuk latihan di sekolah. Sementara itu, di tokonya, si cenayang terlihat gelisah. Ia yakin sesuatu bakal terjadi pada Erica. Saat mencoba menghubungi Erica, seseorang datang dan langsung membunuhnya tanpa ampun.

Siang harinya, di rumah Erica, Erica berulang kali menghubungi si cenayang namun telponnya tidak jua diangkat. Ia lantas mencari beberapa informasi di internet mengenai nama yang ada di balik foto orang yang mirip dengan ibunya. Semuanya ternyata berhubungan dengan iblis. Tamra yang mendengarnya menambahkan bahwa, dari mata kuliah yang pernah ia ambil, hal tersebut ada kaitannya dengan kisah cinta antar iblis. Seperti Adam dan Hawa, namun versi iblis.

Chris masih tetap tidak mempercayainya. Sepeninggal Tamra, ia malah menganggap Tamra membawa pengaruh buruk pada Erica. Erica sendiri menganggap Chris hanya bercanda dan tidak menganggap pernyataan Chris barusan serius.

Tak lama ibu Erica keluar dan mengajak keduanya makan malam bersama. Sembari menyantap hidangan yang sudah disiapkan, ibu Erica mengusulkan agar ulang tahun Erica yang ke-18 dirayakan. Baik Erica maupun ayahnya tidak setuju mengingat belum lama berselang sejak adanya tiga insiden pembunuh di kota mereka.

Ibu Erica bisa menerima alasan tersebut. Sebagai gantinya, ia mengajak mereka mengadakan makan malam bersama. Ia bahkan mengundang Chris untuk nanti ikut serta. Ayah Erica awalnya tidak setuju, namun karena pilihannya adalah Chris atau Tamra, ia pun lebih memilih Chris.

Erica lantas menanyakan perihal iblis pada ayahnya. Chris mencoba mencegahnya, tapi tidak dihiraukan. Begitu Erica menyebutkan tentang kisah cinta Adam dan Hawa versi iblis, atau dalam bahasa Assyria disebut sebagai ‘ki sikil lil la ke’, piring yang tengah dicuci ibu Erica tiba-tiba terjatuh dan pecah. Perhatian ayah Erica jadi teralihkan dan pembicaraan tersebut tidak lagi berlanjut.

Sebelum Chris pulang, Erica memberitahunya bahwa Tamra baru saja mengajak mereka berkumpul di perpustakaan nanti malam. Mengingat ia hanya bisa keluar setelah kedua orang tuanya tertidur, Erica minta Chris agar langsung saja menemui Tamra di perpustakaan. Erica akan menyusul belakangan.

Sepeninggal Chris, ibu Erica menawarkan secangkir cokelat hangat pada Erica.

Beberapa waktu kemudian, saat sedang minum cokelat hangat buatan ibunya sembari menunggu kedua orang tuanya tertidur, Erica mendadak tak sadarkan diri. Sementara itu, di depan perpustakaan, Chris sudah bersama Tamra di dalam mobil. Tanpa diduga, Chris tiba-tiba menghantam kepala Tamra dengan palu.

Tengah malam, tepat pukul 12.00, Erica terbangun. Pintu kamarnya perlahan terbuka dan muncul sosok menyeramkan yang dipenuhi kegelapan, yang tidak lain adalah ibunya sendiri. Di belakangnya ada Chris, melaporkan telah membunuh Tamra. Tubuh Erica yang tidak bisa bergerak hanya bisa pasrah ketika Chris lantas menutup mukanya dengan bantal sehingga ia kembali tak sadarkan diri.

Saat tersadar, Erica sudah berada di ruang tengah dalam kondisi terikat. Ayahnya tergantung tepat di depan matanya, dalam kondisi meninggal dan darah bercucuran ke dalam ember yang ada di dekat Erica.

Yang terjadi selanjutnya agak sulit dipahami. Yang pasti, ibu Erica adalah iblis Sukubus, sementara Chris entah apakah dia arwah dari kekasih Sukubus yang di tahun 1680 lalu dibakar warga atau kekasih Sukubus yang baru. Atau malah Samael, pasangan asli Sukubus. Dan saat ini, Sukubus berencana untuk mengorbankan Erica walau tidak jelas juga apa alasannya.

Di saat genting, Tamra tiba-tiba muncul. Ia berhasil menyelamatkan Erica dan membantunya membunuh Chris. Pun begitu, kini mereka terdesak di dalam kamar Erica dengan Sukubus yang sudah ada di depan mata. Di momen itulah Erica kemudian menyadari bahwa dirinya adalah anak dari Sukubus yang ditakdirkan untuk menghancurkan iblis tersebut. Dengan kemampuan terpendam yang akhirnya bisa dikuasai, Erica pun membunuh Sukubus.

Sadar tidak akan mungkin bisa menjelaskan apa yang terjadi pada siapa pun, Erica memutuskan untuk membakar habis rumahnya.

Beberapa bulan kemudian, Erica mengambil keputusan untuk mencari anggota Watcher yang lain. Kebetulan buku Robert mencatat nama-nama mereka. Ia pun pergi setelah berpamitan pada Tamra.


Sebuah penutup yang memuaskan, menegangkan, tapi sekaligus juga membingungkan. Saya makin yakin bahwa miniseri ini mengalami pemadatan cerita dari yang seharusnya. Banyak hal yang tidak dijelaskan. Salah satu yang paling fatal adalah bagaimana Tamra bisa baik-baik saja pasca dihantam palu kepalanya oleh Chris. Alasan Sukubus / ibu Erica mengorbankan Erica juga tidak dijelaskan. Tapi, yah, mau bagaimana lagi. Saya tarik deh pernyataan saya di edisi lalu kalau “The Watcher” layak dijadikan film layar lebar…

rk thewatcher3

Leave a Reply