Di cerita sebelumnya, Alice kini beranjak dewasa dan sudah memiliki seorang putri bernama Una. Sempat mengira hidupnya sudah tenang, rumah boneka terkutuk kembali muncul di hadapannya. Tidak itu saja, rekannya dahulu di rumah penampungan yang menghilang, Jenny, tiba-tiba keluar dari rumah boneka tersebut dan pergi begitu saja. Keesokan harinya, saat mengantar Una ke sekolah dengan menaiki bus, seorang pria yang tidak dikenal Alice mendadak meledakkan dirinya. Apa yang terjadi? Bagaimana nasib Alice dan Una? Simak kelanjutannya dalam sinopsis komik The Dollhouse Family #4 di bawah ini. Cekidot!
Sinopsis Komik *SPOILER*
Alice’s worst nightmare has come true: the Dollhouse has returned…and if it can’t have her, it’ll settle for her daughter! And as horrible as her prior experiences with the House have been, they’re nothing compared to what it’s been able to come up with after 20 years of waiting…
Story: M.R. Carey
Art: Peter Gross, Vince Locke
Color: Chris Peter
Letter: Todd Klein
Judul Edisi: –
Tanggal Rilis: 12 Februari 2020
WARNING! Tulisan di bawah ini mengandung spoiler!
Tahun 1847. Joseph Kent menantang iblis Cloax untuk menghadapinya. Tanpa disangka, justru dirinya lah yang akhirnya menemui ajal.
—
Tahun 2005. Alice mengalami koma selama 5 minggu akibat insiden ledakan yang ia alami. Saat ia sadar, sudah ada Jake di hadapannya, pria yang merupakan ayah kandung dari Una. Alice meminta untuk segera dipertemukan dengan Una. Ketika mencoba turun dari tempat tidur ia baru menyadari bahwa kaki kirinya telah diamputasi.
Hal yang sama ternyata juga dialami oleh Una. Bedanya, tangan kanan Una yang terpaksa harus diamputasi. Pun begitu, kini ia sudah menggunakan tangan prostetik yang bisa dikendalikan layaknya tangan biasa. Dokter yang menangani Alice lantas memberitahunya bahwa kaki prostetik baginya telah siap digunakan.
—
Tahun 1847. Will memberitahu Cordwainer atas kematian ayahnya. Ia memang belum bisa sepenuhnya memastikan hal tersebut, namun mereka menemukan buku harian Joseph beserta sepucuk pistol di losmen tempat terakhir Joseph menginap. Will sempat menanyakan rumah boneka yang terlihat masih disimpan oleh Cordwainer. Cordwainer mengaku bahwa entah mengapa ia merasa nyaman dengan keberadaan rumah boneka tersebut.
Misteri kematian ayahnya ternyata membawa pengaruh terhadap kehidupan Cordwainer. Berbagai pertanyaan yang berputar di kepalanya tidak mampu dihapus meski ia sudah melakukan banyak hal. Ia lebih suka menyendiri dan sibuk dengan penemuan-penemuannya.
Tahun demi tahun berlalu. Di usianya yang senja, kondisi keuangannya semakin memburuk. Ia merasa tidak ada seorang pun yang mampu memahami dirinya. Hingga suatu ketika terdengar suara dari dalam rumah boneka, mengajak Cordwainer untuk tinggal bersamanya di dalam rumah.
—
Alice dan Una akhirnya kembali ke rumah tempat tinggal mereka. Una yang menemukan rumah boneka di kamarnya langsung curhat kepada boneka-boneka yang ada di dalamnya. Alice yang mengetahui hal tersebut tanpa basa basi memarahi Una dan memintanya untuk tidak lagi berbicara dengan mereka. Ia juga lalu meminta Jake untuk pergi berbelanja bersama dengan Una.
Sepeninggal mereka, Alice mengucapkan kalimat sakti dan masuk ke dalam rumah boneka. Keluarga boneka di dalam menyambutnya dengan gembira. Tidak ingin membuang waktu, Alice meminta untuk dipertemukan dengan kamar hitam. Mendengarnya, Cordwainer menjawab bahwa mereka sudah tidak bisa lagi melakukan hal tersebut karena kini aturannya sudah berubah. Siapa pun yang ingin masuk ke kamar hitam harus meminta ijin terlebih dahulu pada Jenny.
Seperti sudah bisa ditebak, Jenny tidak memperbolehkan Alice masuk ke kamar hitam. Ia hanya menyampaikan tawaran dari Cloax yang ternyata merupakan penunggu dari kamar hitam tersebut. Untuk kesekian kalinya, Cloax mengajak Alice untuk tinggal di dalam rumah boneka. Sebagai balasannya, ia akan menyembuhkan tangan Una.
Setelah dilemparkan keluar rumah boneka, dengan tegas Alice menolak tawaran tersebut. Begitu yakin bahwa itu adalah keputusan akhir dari Alice, rumah boneka pun menghilang.
Malam harinya, Alice meminta Jake untuk menemaninya di kamar. Saat keduanya hendak berhubungan, pinggul Alice terasa gatal. Tanpa disangka, kaki kiri Alice yang sebelumnya diamputasi tiba-tiba pulih begitu saja. Ia segera sadar bahwa rumah boneka telah melakukan sesuatu. Bergegas Alice berlari menuju kamar Una.
Sayangnya ia terlambat. Tepat di saat dirinya membuka pintu, Una, dengan dipandu oleh Jenny, berubah menjadi boneka. Dan rumah boneka itu pun menghilang.
Serial ini seperti ada susuknya. Ceritanya sebenarnya tidak spesial dan bisa ditebak, tapi sulit untuk berhenti membacanya. Yah, pengecualian adalah untuk transformasi Cloax hingga bisa menjadi penunggu kamar hitam yang masih merupakan misteri hingga edisi ini. Tapi edisi berikutnya saya yakin akan berhubungan dengan usaha Alice untuk mengembalikan Una menjadi manusia biasa. Entah ia bakalan mencari referensi terlebih dahulu atau langsung head to head dengan Cloax (plus Jenny) di dalam rumah boneka. Kayaknya seru kalau penghuni rumah boneka yang lain bekerja sama membantu Alice. Atau malah mencoba menghalanginya.
By the way, yang paling suka dalam serial The Dollhouse Family ini adalah bagaimana M.R. Carey, si penulis, konsisten untuk menyajikan cliffhanger di momen yang benar-benar tepat. Gregetnya jadi makin terasa. Bagaimana menurut teman-teman?
Leave a Reply