Review Komik The Dollhouse Family #3 (Hill House Comics, 2020)

Di cerita sebelumnya, insiden kematian ayah Alice (yang tidak jelas apakah dilakukan oleh Alice sendiri atau ibunya) mengantarkan Alice ke sebuah rumah penampungan anak. Rumah boneka yang secara misterius mengikuti Alice ke sana disalahartikan oleh Jenny, teman sekamar Alice, sebagai bentuk pilih kasih dari pengelola rumah. Kamar hitam kembali menawarkan bantuan pada Alice untuk menyingkirkan Alice, namun Alice menolak. Penolakan tersebut membuat kamar hitam memutuskan untuk bertindak tanpa konfirmasi dari Alice. Apa yang akan terjadi selanjutnya? Simak kelanjutan kisahnya dalam sinopsis komik The Dollhouse Family #3 di bawah ini. Cekidot!

Sinopsis Komik *SPOILER*

dollhousefamily3

Childhood ends. Children grow up. And young Alice is now a mother herself, raising her daughter alone in 1990s London. But the Dollhouse has never forgotten the promise that she made. The Dollhouse knows where she’s gone. And so does Jenny, the ghost of the girl who died in her orphanage…

Story: M.R. Carey
Art: Peter Gross, Vince Locke
Color: Chris Peter
Letter: Todd Klein
Judul Edisi: –
Tanggal Rilis: 8 Januari 2020

WARNING! Tulisan di bawah ini mengandung spoiler!

Tahun 1828. Di hari pemakaman Charlotte, istri Joseph Kent yang meninggal saat melahirkan, sebuah rumah boneka tiba-tiba tergeletak begitu saja di depan pintu rumahnya. Pelayan rumah menganggap itu hadiah kedukaan dari seseorang dan membawanya masuk ke dalam tanpa curiga. Sementara itu, Abigail, pelayan Charlotte yang sebelumnya melihat sesuatu saat hendak membakar sisa janin, sampai saat itu masih mengurung diri di dalam kamar tanpa berkata apa-apa.

Tahun 1998. London. Alice yang sudah beranjak dewasa sedang berdansa di sebuah klub ketika seorang pria muda menghampirinya. Perkenalan singkat mereka berlanjut pada hubungan ML. Apesnya, saat itu tanpa disadari kondom yang digunakan oleh si pria terlepas dan berujung pada kehamilan Alice.

Tahun 1828. Saat upacara pemakaman berlangsung, seorang pria tidak dikenal tiba-tiba datang dan langsung marah-marah pada Joseph. Terakhir dia menghantamkan sebuah medali perak ke mulut Joseph, yang membuat Joseph terkejut melihatnya.

Tahun 2005. Anak Alice, Una, sudah mulai bersekolah. Sepertinya masih TK. Atau mungkin SD kelas 1. Saat sedang bermain bersama teman sekelasnya di rumah, mereka mendapati boneka Cordwainer. Alice yang melihatnya segera menginterogasi Una, yang kemudian mengaku mendapatkan boneka tersebut dari rumah boneka, yang terkadang muncul di hadapannya. Alice lantas membuang boneka Cordwainer dan memperingatkan Una agar mengabaikannya jika suatu waktu rumah boneka tersebut muncul kembali.

Tahun 1835. Bakat Cordwainer sebagai penemu sudah mulai terlihat sejak kecil. Ia sedang asik bermain dengan salah satu hasil kreasinya saat Will menemui Joseph. Joseph sempat menanyakan tentang keberadaan gua yang sempat ia masuki sebelumnya, namun ia kaget begitu Will memberitahunya bahwa gua tersebut menghilang begitu saja.

Saat mereka hendak masuk ke dalam, Cordwainer yang melihat medali perak ayahnya tertinggal di meja segera berinisiatif untuk membawakannya. Tanpa diduga, ia langsung berteriak kesakitan karena tangannya terbakar saat memegang medali tersebut.

Tahun 2005. Alice terbangun dari mimpi buruk dan mendapati rumah boneka ada di samping tempat tidurnya. Suara kamar hitam memberitahu Alice bahwa para penghuni rumah boneka merindukannya. Terlebih setelah Alice dua kali menyatakan penolakannya pada kamar hitam. Belum sempat Alice menjawabnya, sosok Jenny tiba-tiba muncul dari balik rumah boneka dan langsung melompat keluar dari kamar jendela Alice.

Melalui semacam portal, Jenny muncul dalam kamar Arnold, seorang pria yang sepertinya terobsesi untuk melakukan pemerkosaan. Ia meyakinkan Arnold bahwa dirinya datang dari surga untuk mengantarkan sebuah pesan pada Arnold.

Tahun 1847. Joseph berhasil mendapatkan pisau yang berbahan sama persis dengan medali miliknya. Ia lalu berdoa di sebuah gereja, menyatakan niatnya untuk menghabisi iblis wanita yang pernah berhubungan badan dengannya di gua. Joseph sadar bahwa kutukan dari iblis tersebut sudah turun kepada anaknya, Cordwainer, sehingga ia harus menghentikan hal tersebut.

Beberapa waktu kemudian, Joseph tiba di mulut gua yang sebelumnya dinyatakan hilang oleh Will. Masuk ke dalam, ia disambut oleh si raksasa Aparadon dan, tentu saja, si iblis wanita Cloax.

Tahun 2005. Saat hendak mengantar Una berangkat sekolah, Alice melihat sosok ayahnya yang bersimbah darah serta Jenny di dalam mobilnya. Ketakutan, Alice lantas mengajak Una untuk berangkat dengan menggunakan bus saja. Tanpa disangka, di dalam bus, Alice bertemu dengan Arnold, yang ternyata sedang mengenakan rompi bom. Dan tanpa banyak basa basi, Arnold meledakkan bom tersebut.


Gak nyangka kalau cerita langsung melompat maju begitu saja. Untung alurnya masih terjaga dengan jelas sehingga tidak menimbulkan pertanyaan-pertanyaan ekstra. Di sisi lain, dialog dalam aksen Inggris lama yang cukup banyak di edisi ini membuat agak susah untuk memahami detil cerita. Salah satu yang masih membingungkan bagi saya adalah keputusan Joseph sebelumnya untuk buru-buru menikahi Charlotte. Apakah saat itu ia sudah tahu bahwa wanita yang ML dengannya di gua adalah iblis? Jika belum, kapan Joseph menyadari hal tersebut? Sama sekali tidak dijelaskan sejauh ini.

Setelah edisi ketiga ini, saya mulai yakin bahwa kunci cerita sebenarnya ada pada cerita masa lalu Joseph dan Cordwainer. Apa yang dialami oleh Alice saat ini bisa jadi hanya imbas dari kejadian-kejadian di masa lalu. Bagaimana menurut teman-teman?

rk dollhousefamily3

Leave a Reply