Review Komik Quincredible #5 (Catalyst Prime, 2019)

Di cerita sebelumnya, Glow mempertemukan Quin dengan superhero lainnya untuk membahas mengenai adanya pihak di belakang tindak kriminal dengan senjata canggih yang belakangan marak. Dari hasil pengamatannya sebelumnya, Quin lantas meminta Glow untuk melacak sebuah lokasi. Setelah Glow berhasil menemukan titik lokasi yang dimaksud, bersama-sama mereka menuju ke tempat tersebut. Apa yang akan terjadi selanjutnya? Ikuti akhir kisah Quin dalam sinopsis komik Quincredible #5 di bawah ini ya.

Sinopsis Komik *SPOILER*

Cover komik Quincredible #5

Quin’s head conflicts with his heart as he comes face to face with the mastermind behind the city’s discord only to discover it’s a face he knows well.

Story: Rodney Barnes
Art: Selina Espiritu
Color: Kelly Fitzpatrick
Letter: AW’s Tom Napolitano
Judul Edisi: Quincredible Now!
Tanggal Rilis: 27 Maret 2019

WARNING! Tulisan di bawah ini mengandung spoiler!

Lahir dan besar di daerah pemukiman kumuh membuat Alexandre bertekad untuk mengubah masa depan. Ia belajar dengan tekun, bekerja siang dan malam, hingga akhirnya bisa seperti sekarang. Dan karena tidak ingin ada superhero yang ikut campur dalam perwujudan visinya, Alexandre menciptakan berbagai senjata canggih demi mengalahkan mereka semua.

Orang tua Quin memikirkan kembali tentang Quin yang ternyata adalah manusia dengan kemampuan lebih alias superhero. Meski bisa menerima, mereka berdua masih bingung bagaimana harus menyikapi hal tersebut. Mereka juga khawatir bahwa suatu saat nanti ada efek samping yang mungkin akan diterima oleh Quin. Mencoba menenangkan istrinya, ayah Quin mengatakan bahwa yang bisa mereka lakukan untuk saat ini adalah berdoa.

Melihat para superhero sudah tiba di gedung kantornya, Alexandre segera membagikan senjata-senjata miliknya dan meminta yang lain untuk mulai berperang. Dr. Davis terlihat tidak menyetujuinya dan menolak untuk mengambil senjata.

Sebuah serangan langsung menghujam ke dada Quin. Ia sempat terlempar menghantam sebuah truk, namun sesaat kemudian bangkit lama tanpa luka sedikit pun. Begitu mengetahui bahwa sumber serangan ada di lantai paling atas gedung Zelime, Quin bergegas mencari jalan untuk menuju ke sana. Insiden yang barusan dialami Quin ternyata tertangkap kamera televisi yang sedang melakukan siaran langsung. Mengetahui hal tersebut, kedua orang tua Quin segera menuju TKP.

Sementara itu, superhero lainnya bertarung menghadapi anak buah Alexandre di jalanan. Secara kebetulan, Brittany berada di dekat lokasi pertarungan. Melihat sosok Dr. Davis di gedung Zelime, ia pun menyelinap masuk ke dalam gedung.

Quin bertemu dengan Dr. Davis. Dr. Davis menceritakan bahwa beberapa waktu lalu Alexandre datang menemuinya. Ia menawarkan untuk membantu gerakan perbaikan komunitas yang sedang dilakukan Dr. Davis, baik secara finansial maupun pelaksanaan. Tanpa sadar, Dr. Davis mulai terbujuk pernyataan Alexandre yang memastikan bahwa aksi protes tanpa kekerasan tidak akan pernah membuahkan hasil. Awalnya ia mencoba untuk berdiam diri melihat efek dari senjata-senjata Alexandre yang didistribusikan kepada pelaku kriminal. Namun sekarang ia sudah tidak tahan lagi.

Di saat yang bersamaan, Brittany masuk ke ruangan tempat Quin dan Dr. Davis berada. Ia menyesal telah mempercayai Dr. Davis setelah tahu bahwa orang tersebut ternyata ikut andil dalam semua yang terjadi belakangan ini. Quin meminta Brittany untuk sabar, sekaligus mempertanyakan cara untuk menuju lantai paling atas. Tahu bahwa Quin mengincar Alexandre, Dr. Davis tanpa ragu memberitahukan kepadanya lokasi Alexandre.

Dengan bantuan kartu akses dari Dr. Davis, ketiganya kini berada di laboratorium, tempat Alexandre berada. Alexandre sendiri, telah mengenakan kostum tempur teknologi canggih, tanpa basa basi langsung menyerang Quin. Dr. Davis yang berusaha membawa Brittany keluar sempat terkena tembakan di bahu kirinya.

Tidak ingin meninggalkan Quin sendirian, Brittany kembali masuk ke dalam. Di momen itu, Quin sebenarnya tepat sedang berada dalam kondisi terdesak. Kehadiran Brittany membuat Alexandre lengah. Quin segera memanfaatkannya untuk melumpuhkannya, lantas memutuskan kabel salah satu mesin yang ada di dalam laboratorium.

Tindakan Quin tersebut membuat laboratorium meledak. Dengan seluruh lantai yang mulai terbakar, ketiganya memutuskan untuk melompat dari gedung. Dr. Davis berhasil diselamatkan oleh petugas pemadam kebakaran yang berjaga-jaga di bawah, sementara Quin memeluk Brittany untuk melindunginya dari luka.

Di bawah, kedua ortu Quin sudah menunggu. Dengan segera mereka mengajak Quin untuk pergi meninggalkan TKP, sebelum ada orang lain yang melihatnya.

Pasca kejadian tersebut, Dr. Davis bekerjasama dengan pihak berwajib untuk memberikan keterangan yang dibutuhkan sehingga ia terbebas dari hukuman. Tubuh Alexandre sendiri tidak diketemukan, hanya tersisa kostum yang ia kenakan saja. Sementara itu, Brittany masih berdiam diri dan belum mau mengobrol kembali dengan Quin.


Akhirnya berakhir juga miniseri komik Quincredible ini. Secara keseluruhan ceritanya memang tidak terlalu spesial. Bisa dikategorikan sebagai bacaan superhero yang sifatnya casual, santai dan tidak perlu banyak mikir. Yang saya suka, di bagian pamungkas, cerita benar-benar berfokus pada tokoh Quin dan kemampuannya, bukan pada superhero-superhero lainnya, yang bahkan sampai halaman terakhir tidak dijelaskan nasib mereka.

Cerita bisa dibilang tidak benar-benar tuntas dan masih membuka ruang untuk pengembangan cerita di masa mendatang. Dengan alur yang tidak terlalu banyak twist, saya pribadi sih agak rugi bakal dilanjutkan lagi ceritanya. Gak tau juga kalau pihak Lion Forge memutuskan hal yang berbeda.

rk quincredible5

Leave a Reply