Di cerita sebelumnya, setelah yakin sudah memiliki persiapan yang cukup, Apex Lex Luthor menantang Batman Who Laughs beserta anak buahnya (para superhero yang sudah terinfeksi) untuk bertarung melawan dirinya di atap Hall of Justice. Luthor ternyata tidak sendiri. Ia membawa serta Solomon Grundy, Lobo, Klarion, Oracle, Captain Cold, dan robot raksasa Mecha Manta. Siapakah yang pada akhirnya keluar sebagai pemenang? Temukan jawabannya dalam sinopsis komik Justice League: Hell Arisen #4 berikut ini.
Sinopsis Komik *SPOILER*
This is it! Lex Luthor has gathered a strike force of villains he’s leveled up to be the baddest bad guys around-Captain Cold, Oracle, Solomon Grundy, Black Manta, and Lobo, each and every one a recipient of one of Lex’s dark gifts. But the Batman Who Laughs has his own army of infected heroes. Six hundred sixty-six of them, all transformed into their worst selves. It’s a final showdown between two of DC’s most iconic villains, all to curry the favor of Perpetua. Whoever wins will take over the Multiverse alongside her. Does Lex ascend, or does he get laid low? Does the Batman Who Laughs finally remake the DC Universe in his own image? Either way, life for our heroes will never be the same.
Story: James Tynion IV
Art: Steve Epting
Color: Nick Filardi
Letter: Travis Lanham
Judul Edisi: Hell Arisen Conclusion
Tanggal Rilis: 18 Maret 2020
WARNING! Tulisan di bawah ini mengandung spoiler!
Sebelumnya. Mercy Graves menanyakan kepada Lex Luthor kepada ia melakukan semuanya itu dalam arti berubah menjadi pengikut Perpetua. Lex menyatakan bahwa ia sudah melakukan segalanya untuk melindungi bumi. Namun pada akhirnya ia menyadari bahwa sebagai manusia ia memiliki keterbatasan. Ia juga sempat memperoleh penampakan masa depan dimana pada saat itu manusia yang berkuasa. Di situ ia berdiri sebagai pemimpin kota Lexor dan masyarakat menyembahnya karena ia telah mengajarkan pada manusia biasa untuk bangkit dan tidak sekedar menerima kodrat mereka sebagai makhluk yang lemah. Apa yang ia lakukan sekarang adalah langkah awal untuk mewujudkan masa depan tersebut.
Mercy lantas lanjut menanyakan hubungan Batman Who Laughs dengan rencana Lex. Lex menjawab bahwa Batman Who Laughs bukanlah apa-apa. Ia tidak penting karena saat ini ia sudah kalah.
—
Sekarang. Pertarungan sengit berlangsung antara kubu Lex melawan kubu Batman Who Laughs. Lex yang menantang Batman Who Laughs untuk berduel satu lawan satu berhasil memanfaatkan kelengahannya untuk menyuntikkan serum yang telah ia buat. Serum tersebut mampu menyembuhkan infeksi yang dialami oleh para superhero pendukung Batman Who Laughs. Dan satu demi satu mereka pun pulih.
Tanpa diduga, Supergirl langsung memerintahkan rekan-rekannya untuk menangkap Batman Who Laughs dan juga Lex. Mercy mencoba mencegahnya karena merasa hal tersebut tidaklah adil mengingat peran Lex dalam menyembuhkan mereka. Lex sepertinya sudah tahu hal tersebut akan terjadi. Ia meminta Mercy untuk tenang, lantas bertransportasi ke tempat lain bersamanya dan juga Batman Who Laughs.
—
Lex, Mercy, dan Batman Who Laughs tiba di pesawat Godhead, tepat di hadapan Perpetua. Dengan membungkuk, Lex menyampaikan keberhasilannya menyelesaikan misi yang telah diberikan oleh Perpetua.
Batman Who Laughs yang sedari awal terdiam tiba-tiba bangkit dan berkata dengan penuh percaya diri. Ia menyatakan bahwa sejak awal ia sudah tahu mengenai keberadaan Perpetua. Tidak itu saja, bangkitnya Perpetua melalui Lex ternyata adalah bagian dari rencananya. Ia mencoba meyakinkan bahwa yang dibutuhkan Perpetua bukanlah anak buah yang loyal seperti Lex, melainkan tangan kanan yang bisa melihat dari sudut pandang yang berbeda.
Batman Who Laughs membuktikan hal itu dengan memberitahu Perpetua bahwa ada yang saat ini sedang membantu Justice League untuk kembali dan bersiap melawannya dalam waktu dekat. Ia juga menyatakan bahwa Lex tidak benar-benar mempercayai visi dari Perpetua karena tidak akan pernah bisa menerima ada sosok lain yang lebih hebat darinya.
Lex emosi mendengarnya. Ia berniat untuk membunuh Batman Who Laughs, namun tanpa disangka Perpetua mencegahnya. Lex pun jadi kesal dengan ulah Perpetua yang sepertinya tidak mengapresiasi apa yang telah ia lakukan selama ini. Sebaliknya, Perpetua tetap menganggap bahwa Lex adalah manusia biasa yang tidak punya kekuatan apa-apa. Ia pun menutupnya dengan mencabut kekuatan Apex Lex dan mengubahnya kembali menjadi manusia bisa.
Bukannya menyerah, Lex merespon dengan mengatakan bahwa sejak awal ia tidak membutuhkan apa-apa dari Perpetua. Tanpa banyak basa-basi, Perpetua membuka sebuah portal dan melemparkan Lex melewati portal tersebut. Mercy bergegas berlari melewati portal yang sama.
Sepeninggal Lex, Batman Who Laughs mempersilahkan Perpetua untuk melihat sendiri ke dalam pikirannya, apa yang selama ini tidak mampu untuk dipahami oleh Perpetua. Termasuk bagaimana ia bisa menghancurkan Justice League untuk selama-lamanya. Tak lama setelah melakukannya, Perpetua pun tertawa terbahak-bahak.
—
Mercy menghampiri Lex yang terbaring lemah di tanah. Sembari meneteskan air mata, Lex menyatakan bahwa mereka semua bakal mati.
Nah, kan? Tepat seperti apa yang saya tulis di review sebelumnya (atau mungkin sebelumnya lagi, lupa). Sejak awal Lex tidak benar-benar berniat untuk menjadi pengikut Perpetua. Ada agenda tersembunyi yang telah ia persiapkan, yang ujung-ujungnya untuk menyelamatkan umat manusia. Tentu saja, seperti selama ini sudah kita ketahui, seringkali niat baik Lex tidak direalisasikan dengan cara yang santun. Ia berani mengorbankan apa saja asal rencananya terwujud. Dan kali ini ia gagal.
Untuk kelanjutan kolaborasi Perpetua dan Batman Who Laughs sendiri bisa kita tunggu nanti di event Dark Nights: Death Metal yang akan mulai hadir pada bulan Mei mendatang. Semoga bakal berkualitas seperti halnya Dark Nights: Metal tahun lalu.
Leave a Reply