Review Komik Grimm Fairy Tales Giant-Size #1 (Zenescope, 2009)

Saya batal menulis sinopsis untuk Grimm Fairy Tales 2008 Annual. Meski temanya menarik, tentang asal mula Belinda mendapatkan buku dongeng miliknya, namun penyajiannya agak membingungkan. Apalagi disebutkan ada kaitannya dengan kisah Rip Van Winkle (di Grimm Fairy Tales #30) yang gagal saya temukan benang merahnya. Mungkin suatu saat nanti kalau sudah bener-bener ngeh baru saya tuliskan sinopsisnya. Tapi jika pemahaman saya tidak keliru, Rip Van Winkle sebenarnya adalah jelmaan dari Death. Entah benar atau salah.

Eniwei, sebelum berlanjut ke seri utama Grimm Fairy Tales #37, kita bahas dulu yang satu ini, Grimm Fairy Tales Giant-Size #1. Kebetulan ada kisah masa lalu Belinda yang nyerempet-nyerempet dengan The Adventures of Sinbad. Dari narasi bahkan disebutkan bahwa yang menggosok lampu minyak dan membebaskan Belinda adalah Pots, salah satu kru Sinbad!

Nah, seperti apa kisah masa lalu Belinda? Simak yuk sinopsis dan review singkatnya di bawah ini.

Sinopsis Komik *SPOILER*

gft giantsize2009

The first giant sized issue from the hit Grimm Fairy Tales series! This special double-sized issue explores Belinda’s mysterious past, re-imagining the classic fairy tale ‘The boy who knew no fear.’ Don’t miss this milestone issue which features a cover by superstar Marvel artist Sean Chen!

Story: Joe Brusha, Ralph Tedesco, Raven Gregory
Art: Axel Machain
Color: Jason Embury
Letter: Crank!
Judul Edisi: Fear Not
Tanggal Rilis: Januari 2009

WARNING! Tulisan di bawah ini mengandung spoiler!

Belinda tiba di Baghdad, berharap untuk bisa mendapatkan istananya kembali di sana pasca diasingkan oleh Sinbad. Di pusat kota, Belinda mendapati raja sedang mencari pria-pria pemberani yang mau membantunya merebut kembali istana dan tahtanya dari kekuasaan raja hantu terkutuk. Tidak ada seorang pun mau.

Belinda menanyakan apa imbalannya jika ada orang yang mau melakukannya? Raja menjawab tegas bahwa hadiahnya adalah harta dan kekuasaan yang tak akan habis sepanjang hidupnya. Mendengarnya, Belinda menyatakan bahwa ia akan melakukannya.

Esok harinya, ternyata tidak hanya Belinda yang bersiap untuk berangkat. Beberapa orang pria, termasuk putra pangeran, Victor, berniat ikut serta. Mereka malu jika ada wanita yang berani melakukannya sementara mereka tidak.

Saat sedang bermalam, mereka diserang oleh sekelompok monster ogre. Meski bisa bertahan, ujung-ujungnya hanya tersisa 5 orang saja termasuk Belinda, Victor, dan Quatro.

Tiba di depan istana, langit mendadak berubah menjadi gelap. Fenomena tersebut disusul dengan bermunculannya monster-monster mengerikan dari dalam istana. Dua pria merespon dengan kabur meninggalkan TKP.

Sementara Quatro dan Victor terdiam ketakutan, Belinda dengan tenang turun dari kuda dan menyiapkan senjatanya. Ia pun mulai menghadapi monster-monster tersebut dan membunuh mereka satu persatu.

Karena gerbang istana tertutup rapat, mereka mencoba mencari jalan masuk alternatif melalui ruang penjaga. Victor sempat menyatakan kekagumannya pada keberanian Belinda.

Tak lama Quatro berhasil menemukan jalan masuk. Di halaman istana sudah ada seorang penyihir wanita menunggu mereka. Dengan sihirnya, ia mengubah seekor iguana yang ada di sana menjadi berukuran raksasa bagai naga.

Tanpa mengenal takut Belinda mampu membunuh iguana raksasa tersebut. Namun sayang ia tidak sempat mencegah sabetan iguana yang sebelumnya telah menebas tubuh Quatro menjadi dua bagian.

Si wanita penyihir menghilang begitu saja. Gantinya adalah sosok raja hantu terkutuk yang muncul di kursi singgasana. Dengan sihirnya, ia menghadirkan laba-laba di sekujur tubuh Victor yang memang fobia terhadapnya.

Berbeda dengan Belinda. Yang ditakutinya adalah sebuah lampu minyak. Raja hantu terkutuk terheran-heran melihatnya. Belinda sendiri mengaku sudah tidak takut lagi terhadapnya. Ia pun dengan mudah membunuh si raja hantu terkutuk itu.

Beberapa bulan kemudian, raja menyatakan bahwa Belinda berhak atas semua harta dan kekuasaannya. Di saat yang sama, Victor menyatakan rasa cintanya pada Belinda. Tak lama mereka pun menikah dan Belinda mengandung seorang bayi hasil hubungan mereka.

Suatu malam, saat hendak menuju atap istana dan memandangi bintang-bintang, Belinda yang merasa hidupnya telah bahagia dikagetkan dengan adanya sekelompok orang berjubah yang tengah berkumpul mengelilingi api. Lebih mengagetkan lagi, pemimpin mereka menyatakan sebentar lagi sudah waktunya bagi mereka untuk mengorbankan bayi bagi iblis junjungan mereka. Bayi yang dimaksud adalah bayi Belinda dan pemimpin tersebut tak lain dan tak bukan adalah sang raja.

Belinda terkejut melihatnya. Apesnya, saat itu juga ketubannya pecah. Keberadaannya langsung diketahui oleh raja. Dengan segera ia memerintahkan anak buahnya untuk menangkap Belinda dan mengambil bayinya.

Setelah mendapatkan bayi Belinda, raja meminta anak buahnya untuk membunuhnya. Victor yang kebetulan datang ke TKP ikut jadi korbannya. Tubuh Belinda dan Victor lantas dibuang ke sungai di belakang istana.

Bayi tersebut kemudian diserahkan oleh raja pada iblis berukuran raksasa. Tidak jelas apa perjanjian yang ia lakukan, namun iblis menyatakan keinginan sang raja sudah terkabul.

Belinda tersadar dan bergegas keluar dari sungai. Ada iblis yang sama di sana, yang sepertinya sengaja menghidupkan kembali Belinda. Ia menanyakan apa yang bakal diberikan Belinda jika ia memiliki kekuatan untuk membalaskan dendamnya. Belinda menjawab segalanya akan ia berikan.

Sembari menggenggam tangan Belinda, iblis tersebut men-transfer kekuatannya pada Belinda. Ia menyatakan bahwa mulai hari itu Belinda adalah miliknya. Belinda mengiyakan.

Dengan kekuatannya, Belinda membumihanguskan istana raja dan membunuh semua orang yang ada di sana. Termasuk sang raja tentunya.


Satu misteri tentang Belinda sebagai murid iblis mulai terjawab di sini. Sayang muncul pertanyaan-pertanyaan lain yang tambah bikin penasaran. Siapakah anak Belinda? Ada hubungan apa Belinda dengan Sinbad? Semoga GPL bisa terjawab di edisi-edisi mendatang dari Grimm Fairy Tales.

rk gft giantsize1

Leave a Reply