Di cerita sebelumnya, Gruel yang sudah berubah menjadi Shadow Dragon nyaris berhasil membunuh Sela. Untungnya anak panah dan busur Blake cukup ampuh dalam menaklukkan naga tersebut.
Kendati demikian, tanpa bisa dihentikan, tubuh naga yang melemah terjatuh tepat menimpa Sela, Bolder, dan raja William.
Apa yang akan terjadi selanjutnya? Simak yuk kelanjutan kisahnya dalam sinopsis komik Grimm Fairy Tales #62 berikut ini.
WARNING! Tulisan di bawah ini mengandung spoiler!
Tentang Grimm Fairy Tales #62
The city of Tallus has been destroyed and Sela and her companions lay beneath the body of the slain Shadow Dragon….whether alive or dead remains to be seen. Even if they have survived they still have Orcus to contend with. Don’t miss the exciting conclusion to the Mother Nature story arc!
Story: James Patrick
Art: Randy Valiente
Color: Studio Cirque
Letter: Bernie Lee
Judul Edisi: –
Tanggal Rilis: 3 Agustus 2011
Alur Cerita / Sinopsis Komik
Melihat Gruel ternyata juga bisa dikalahkan, Gulog mengajak Orcus untuk mundur. Orcus hanya terdiam sembari menatap ke arah Shadow Dragon yang tergeletak berdarah-darah.
Beberapa saat kemudian, secara berurutan muncul William, Sela, dan Bolder. Bolder rupanya sempat membuat lubang di tanah dengan senjatanya, menyelamatkan mereka dari tertimpa tubuh naga.
Melihat aksi William selama pertempuran, Gaia menghampirinya dan memberi pujian. Ia merasa seolah sedang melihat sosok ayah William, raja sebelumnya, yang terkenal bijak dan pemberani.
Tak lama hujan mulai turun dengan deras.
Di luar, Orcus masih tetap terdiam. Hal itu membuat Gulog kebingungan.
—
Sela merasa Myst sudah ditakdirkan untuk selalu berada dalam kegelapan. Apa pun yang terjadi, tetap akan ada sosok antagonis yang ingin berkuasa dan menghancurkan yang lain.
Blake merasa Sela terlalu berlebihan. Berbeda dengan Gaia yang mengamini. Ia bahkan punya firasat bahwa dalam waktu dekat Myst akan dilanda kesedihan yang mendalam.
Karena untuk saat ini belum ada lagi yang bisa dilakukan, Sela menagih janji dari Gaia untuk mengabulkan permintaan-permintaan mereka sebelumnya.
—
Raja William tengah mengatur rencana bersama dewan penasehat saat Gaia, Sela, dan yang lain menghampirinya.
Gaia berpamitan dengan alasan ada janji yang harus ia tuntaskan. William tidak mempermasalahkan. Ia pun berterimakasih atas apa yang sudah dilakukan Gaia untuk Tallus selama ini.
Tak lama, Gaia dkk tiba di taman Gaia yang sudah menjadi hamparan tanah kering. Dengan kekuatan sihirnya, Gaia lalu mengembalikan taman tersebut menjadi seperti semula.
Saat hendak pergi, beberapa penduduk Tallus menyapa. Mereka minta agar Gaia bisa menyingkirkan tubuh Shadow Dragon yang mulai membusuk. Gaia menolak. Ia ingin agar jasad naga tetap di sana sebagai pengingat atas keputusan yang buruk dari penduduk Tallus sebelumnya.
Kepada Blake, Gaia berpesan agar Blake menuruti kata hatinya. Pada akhirnya ia pasti akan bisa membentuk kembali Council of The Five Realms.
Kepada Bolder, untuk membersihkan nama keluarganya, Gaia berpesan agar Bolder mengikuti Blake dan membantu Blake mewujudkan keinginannya.
Kepada Sela, karena untuk memasuki limbo dan membebaskan jiwa Erik bukanlah hal yang mudah, Gaia menyatakan akan menemani Sela. Sela senang mendengarnya.
Di luar dugaan, Belinda tiba-tiba muncul. Dengan mudah ia melumpuhkan mereka semua.
Di saat yang lain masih tidak berdaya, Belinda kemudian membawa Sela pergi bersamanya melewati portal.
—
Raja William memberi kata sambutan pada penduduk Tallus dari balkon istana.
Di luar, Orcus yang selama berhari-hari berdiri dan terdiam tiba-tiba membunuh Gulog.
Tidak itu saja. Ia lantas mengambil sebuah anak panah dan melemparkannya sembari menyatakan bahwa itu adalah wujud pembalasannya.
Anak panah tersebut melesat dan tepat menusuk tubuh William. William pun tewas seketika.
Simpulan
Seri Grimm Fairy Tales sedari awal memiliki tukang gambar yang tidak tetap. Jadi sudah tidak kaget lagi kalau di satu edisi artwork-nya memanjakan mata, di edisi lain bikin lelah penglihatan.
Sebagai penutup arc, edisi #62 sayangnya didampingi oleh opsi grafis yang kedua. Dan jujur, itu sangat mengurangi pengalaman dalam menghayati cerita.
Kematian William di penghujung halaman misalnya. Belum sempat syok atas kejadian tersebut, saya lebih dulu syok melihat penggambaran karakter Gaia yang ada di belakangnya.
Memang tidak buruk. Namun jadi terlihat seperti sosok yang berbeda dengan yang sebelum-sebelumnya.
Zenescope harusnya belajar dari Avatar Press, yang seluruh desainernya punya standar kualitas gambar yang sama.
Leave a Reply