Review Komik Batman: Curse Of The White Knight #2 (DC Comics, 2019)

Di cerita sebelumnya, Jack Napier yang sudah berubah kembali menjadi Joker mendadak kabur dari Arkham Asylum. Insiden tersebut diduga ada kaitannya dengan sejarah kota Gotham yang melibatkan General Lafayette Arkham (pendiri Fort Arkham yang sekarang menjadi Arkham Asylum) serta Edmond Wayne (generasi pertama keluarga Wayne di kota Gotham). Saat Batman dan Jim Gordon melacak keberadaan Joker, yang bersangkutan diam-diam menemui Jean-Paul dan menyerahkan sebilah pedang kepadanya, sembari memberitahu Jean-Paul bahwa sudah menjadi takdirnya untuk menjadi pembebas kota Gotham dengan cara membunuh Batman. Apa yang akan terjadi selanjutnya? Simak kelanjutan kisahnya dalam sinopsis komik Batman: Curse of The White Knight #2 di bawah ini ya ges.

Sinopsis Komik *SPOILER*

batman curseofthewhiteknight2

The Joker’s plan is in full swing—with a single devastating secret and his puppet strings controlling the elites, the Clown Prince and his new recruit, Azrael, are ready to eliminate Batman and obliterate the Wayne family’s legacy. With Gotham City’s identity and institutions hanging in the balance, Gordon makes a surprising public announcement—but The Joker’s response will send the Bat-family and the GTO spiraling.

Story: Sean Murphy
Art: Sean Murphy
Color: Matt Hollingsworth
Letter: AndWorld Design
Judul Edisi: Batman Curse of The White Knight Book Two
Tanggal Rilis: 28 Agustus 2019

WARNING! Tulisan di bawah ini mengandung spoiler!

Kehadiran Edmond Wayne ke Gotham Village, cikal bakal kota Gotham, ternyata atas bantuan Bakkar, kakek moyang dari Jean-Paul. Sebagai seorang ksatria templar (saya tidak tahu terjemahannya apa dalam bahasa Indonesia), ia merasa berkewajiban untuk menyingkirkan Laffy (julukan Lafayette Arkham), penguasa wilayah tersebut. Laffy diduga adalah seorang vampir yang menghisap darah anak kecil.

Selain butuh ekstra tenaga untuk mengalahkan Laffy, Bakkar juga sengaja membawa Edmond Wayne karena nantinya mereka akan butuh seseorang untuk menggantikan posisi Laffy di sana. Seseorang yang keluarganya cukup diakui di Inggris. Dan itu adalah keluarga Wayne.

Sebagai imbalannya, Bakkar meminta separuh wilayah Gotham Village untuk ia kuasai. Edmond merasa keberatan atas hal itu.

Ruth datang menemui Bruce Wayne saat ia sedang membaca catatan Edmond Wayne. Siapa sangka, Ruth ternyata adalah pendiri dari Batman Devastation Fund, sekaligus pengelola keuangan dari The Elite (baca miniseri Batman: White Knight untuk lebih jelasnya). Ia sudah tahu bahwa Bruce Wayne adalah Batman, sekaligus rencana Bruce Wayne untuk memberitahukan identitas Batman ke publik. Ruth mengancam Bruce Wayne untuk membatalkan niatnya itu, sekaligus fokus untuk membasmi para penjahat kelas rendah serta membantu The Elite menggagalkan Napier Initiative. Jika Bruce Wayne tidak melakukannya, maka tidak hanya dirinya saja yang akan terluka, melainkan juga orang-orang di sekitarnya.

Jim Gordon membuat pernyataan di depan publik bahwa dia akan mencalonkan diri sebagai walikota Gotham yang baru. Joker tiba-tiba muncul dan membongkar identitas Barbara Gordon sebagai BatGirl.

Jean-Paul a.k.a Azrael bersama dengan kedua rekannya, Gabriel dan Michael, bertemu dengan Ruth. Ruth tidak yakin Batman akan menuruti perintahnya, sehingga ia mempersiapkan Azrael sebagai rencana kedua. Ia merasa membunuh Batman saja tidak cukup, harus ada seseorang yang menggantikannya, dan itu adalah Azrael. Sebagai gantinya, ia akan membuat ketiganya menjadi kaya raya.

Kru media mengerubungi kediaman keluarga Gordon. Di dalam, Gordon meluapkan amarahnya pada Barbara karena selama ini tidak jujur kepadanya mengenai BatGirl. Sesaat kemudian Batman datang. Giliran Batman yang diceramahi Gordon karena tidak kunjung menjalankan niatnya untuk mengungkap identitas Batman ke publik. Batman merespon bahwa sebelumnya Gordon sendiri yang meminta dirinya untuk mengurungkan niatnya itu. Gordon menjawab bahwa dirinya salah karena seharusnya Batman melakukan itu sehingga Joker tidak merusak kehidupan Barbara.

Batman datang menemui Harley Quinn. Ia meminta bantuan Harley untuk menginterogasi Joker yang sudah kembali ditahan. Harley yang ternyata sedang mengandung anak dari Jack Napier menolak mentah-mentah karena tidak ingin berurusan sama sekali dengan Joker.

Dengan bantuan rekannya, Azrael mampu menyusup masuk ke dalam sistem jaringan BatCave. Mereka meng-hack berbagai kendaraan dan senjata milik Batman di sana dan menggunakannya untuk menyerang Batman. Untungnya, sebelum gua tersebut meledak, Batman terlihat mampu meloloskan diri.


Nuansa sekuel terasa kental di edisi ini. Kalau edisi pembuka lalu sepintas masih bisa diikuti tanpa perlu membaca “Batman: White Knight”, tidak demikian halnya dengan edisi keduanya. Yang belum pernah mengikuti miniseri prekuelnya pasti akan puyeng dengan istilah-istilah “Batman Devastation Fund”, “The Elite”, maupun “Napier Initiative”, yang kebetulan merupakan salah satu tema utama dalam “Batman: White Knight”.

Dari segi cerita sendiri hadir kejutan dimana Joker seolah-olah menyerahkan diri begitu saja untuk bisa ditangkap oleh pihak kepolisian. Belum jelas apa yang sudah ia persiapkan di balik layar. Atau mungkin sedari awal niatnya hanya untuk memancing Azrael dan Ruth untuk bergerak. Hanya sebagai dalang belaka.

Kemunculan kembali karakter Harley Quinn yang tengah mengandung anak dari Jack Napier juga tidak kalah mengejutkannya. Feeling saya sih anak tersebut bakal jadi tema dari sekuel “Batman: Curse of The White Knight”, jika memang ada. Gak tau juga kalau nanti Harley malah dibikin tewas di miniseri ini, hehehe.

rk batmancurseofthewhiteknight2

Leave a Reply