Tidak salah memang jika seri Justice League di era New 52 disebut sebagai salah satu terbitan DC Comics yang terbaik (dibandingkan seri New 52 lainnya). Beberapa hari terakhir ini saya berusaha mengejar ketinggalan saya akan cerita Justice League (karena ingin bisa menikmati event Darkseid Wars dengan sempurna) dan saya tidak menyangka sama sekali bisa ketawa-tawa sendiri gara-gara baca komik superhero DC. Biasanya kerjaan Marvel tuh, yang menyelipkan bumbu humor di komik-komiknya (dan juga film yang diadaptasi dari komik mereka).
Justice League: Origin sendiri adalah story arc besutan Geoff Johns yang menceritakan tentang asal mula bertemunya ketujuh anggota Justice League: Batman, Green Lantern, Superman, The Flash, Wonder Woman, Cyborg, dan Aquaman. Ego dan kepribadian masing-masing yang seringkali bertolak belakang melahirkan banyak momen-momen aneh dan lucu. Sampai Batman yang biasanya (sok) cool dan serius aja bisa terkadang ngeluarin celetukan ajaib.
Di serialnya, story arc Origin berlangsung mulai edisi #1 (Agustus 2011) hingga #6 (Februari 2012). Sedangkan untuk versi TPB-nya dirilis pada tanggal 2 Mei 2012. Seperti apa ceritanya? Silahkan cekidot di bawah ini 🙂
Daftar Isi
Justice League #1 (31 Agustus 2011)
Cerita dimulai 5 tahun lalu. Batman yang sedang mengejar penjahat (alien sih lebih tepatnya) sembari menghindar pula dari kejaran polisi (jangan lupa, dulu di awal Batman — dan sebagian superhero lainnya — dianggap sebagai vigilante, sehingga nasibnya gak jauh beda dengan penjahat) tiba-tiba dikejutkan dengan hadirnya Green Lantern (Hal Jordan). Hal sempat kaget karena menyangka selama ini keberadaan Batman adalah mitos belaka. Dan karena dianggap membantu Batman, maka Green Lantern pun juga ikut diserang oleh pihak kepolisian.
Ogah dibantu oleh Green Lantern, Batman sempat menyuruhnya untuk pulang. Green Lantern pun tidak terima karena ini adalah termasuk tugasnya dia untuk menjaga keamanan semesta. Tapi (saat itu) Batman tidak begitu percaya dengan alasannya, hehehe, geblek juga nih si Bruce Wayne.
Berhubung baru pertama kali bertemu, Hal pun mencoba mengulik informasi dari Bruce soal kemampuan Batman. Dia pun kaget mengetahui bahwa Batman hanyalah manusia biasa. Batman sendiri dalam waktu singkat langsung mengetahui sumber kekuatan Green Lantern adalah berasal dari cincin dan juga pikirannya.
Saat alien penjahat meledakkan diri, ia meninggalkan sebuah kotak yang diduga oleh Batman sebagai semacam komputer. Buntu tak ada petunjuk lainnya, mereka pun memutuskan untuk mengunjungi Superman, alien yang dianggap berbahaya oleh Batman. Saat terbang ke Metropolis mereka sempat melewati Victor (a.k.a Cyborg) yang sedang bertanding football. Setibanya di sebuah bangunan tempat Superman berada (tempat gedung Lexcorp akan dibangun), dengan pedenya Green Lantern langsung masuk ke dalamnya meski sudah diingatkan oleh Batman, dan langsung dihajar oleh Superman.
Hal Jordan sangat pede dengan kemampuannya sehingga membuat ia menjadi sombong dan meremehkan kemampuan yang lain. Di sisi lain, Batman yang terbiasa bekerja sendiri, terlihat sedang berusaha untuk belajar bekerjasama dengan superhero lainnya. Klop memang jadinya jika satu orang pendiam macam Bruce diduetkan dengan orang yang se-cerewet Hal. Dan tidak ada cara menutup akhir cerita yang lebih pas lagi dengan munculnya Superman dan kemungkinan akan terjadi perkelahian di antara mereka bertiga.
Justice League #2 (19 Oktober 2011)
Cerita dibuka dengan adegan sekilas ‘keseharian’ Barry Allen (The Flash) di Crime Lab, Central City. Berlanjut ke cerita di edisi sebelumnya, Superman ternyata habis diserang oleh alien yang juga membawa kotak yang sama dengan yang dibawa oleh Batman, sehingga ia pun menuduh mereka bersekongkol untuk menyerangnya. Kewalahan menghadapi Superman, Green Lantern (yang ternyata saat itu sudah kenal dengan Barry) kemudian menghubungi Barry dan memintanya membantu mereka. Sempat menolak, akhirnya The Flash pun ikut hadir. Ada gunanya? Tidak juga karena dalam waktu singkat Superman mampu mengalahkannya.
Sebelum pertempuran berlanjut, Batman mencoba untuk menengahi dan menceritakan tujuan mereka datang menemui Superman. Dan ini yang bikin ngakak, bukannya ikut ngedengerin masalahnya apaan, The Flash malah bersih-bersihin area sekitar bekas pertempuran mereka. Dimana harga dirimu nak Barry :p
Di S.T.A.R. Labs, Detroit, para ilmuwan sedang meneliti kotak alien yang mereka ambil di lokasi penyerangan Superman sebelumnya. Salah satu dari mereka ternyata adalah Dr. Silas Stone, ayah dari Victor. Dan saat itu Victor datang menemuinya untuk memprotes kenapa ia tidak hadir menyaksikan pertandingannya. Setelah berargumen, Stone mengatakan bahwa ia memang tidak berniat dan sama sekali tidak mendukung anaknya untuk bermain football.
Di tempat lain, tepatnya di sebuah pabrik percetakan yang sudah tidak terpakai, keempat superhero sedang ber-brainstorm-ing untuk membedah misteri kotak alien. Green Arrow sempat-sempatnya ngusulin ke The Flash untuk ninggalin Batman dan Superman, karena yang satu dianggap nyebelin (hint: Batman) dan yang satunya lagi ternyata gak tau apa-apa soal kotak itu (hint: Superman), hehehe. Untung aja dicuekin ama The Flash.
Tiba-tiba kotak alien meledak dan munculnya para prajurit alien. Apes bagi Victor, ledakan kotak di lab tepat mengenai dirinya.
Di edisi #2 hadir Superman dan The Flash. Clark Kent digambarkan sebagai sosok yang cool, demikian pula Barry Allen, meski terkadang ia khawatir dengan kehidupan pribadinya. Hal Jordan masih sama seperti sebelumnya, dan sepertinya tingkat betenya dengan Batman makin meningkat, hehehe.
Justice League #3 (16 November 2011)
Dari Washington DC, Diana (Wonder Woman) mendengar kabar akan serangan alien bersayap di Metropolis. Ia pun segera menuju ke sana. Col. Steve Trevor, kawan Diana di militer, mencoba membujuknya untuk kembali. Namun belum selesai pembicaraan mereka, hadirlah para alien menyerbu.
Di S.T.A.R. Labs, melihat kondisi anaknya yang luka parah akibat terkena ledakan, memutuskan untuk menggunakan teknologi promethium skin graft untuk menyelamatkan Victor. Usahanya berhasil, tapi dengan suntikan teknologi nanites di dalam tubuhnya, tubuh Victor berubah menjadi semacam robot hidup alias cyborg. Pada saat sistem di tubuhnya online, ia sempat mendapat penampakan akan sesosok makhluk yang mengerikan.
Di Metropolis, The Flash mendapat informasi bahwa serbuan prajurit alien terjadi di seluruh penjuru dunia. Ia juga kaget mengetahui bahwa Batman sebenarnya tidak punya kekuatan apa-apa. Malah selama ini ternyata Barry mengira bahwa Batman itu vampire. Nah loh 😀
Wonder Woman yang sibuk mengejar dan memburu prajurit alien akhirnya bertemu juga dengan keempat superhero lainnya. Dan saat mereka berlima dikagetkan oleh keluarnya bangunan alien raksasa dari dalam lautan, muncullah… Aquaman.
Di edisi #3 akhirnya Victor bertransformasi menjadi Cyborg, meski belum secara resmi bergabung dengan superhero lainnya. Di sisi lain, Wonder Woman dan Aquaman muncul. Sebagai seorang dewi Amazon, Diana memiliki kepribadian gemar berperang dan justru terlihat gembira ketika melihat alien menyerbu Metropolis. Yup, satu lagi superhero yang memiliki kepribadian berbeda dengan lainnya.
Justice League #4 (21 Desember 2011)
Mengetahui perubahan pada tubuhnya membuat Victor shok dan memutuskan untuk pergi dari S.T.A.R. Labs meninggalkan ayahnya. Sedang di Metropolis, keenam superhero sibuk beradu argumen untuk menentukan siapa yang berhak menjadi pemimpin di antara mereka. Aquaman sendiri ternyata sama sok pedenya dengan Green Lantern, tapi ya agak wajar sih, lha wong dia raja Atlantis.
Yang jelas, ekspresi Batman plus celetukannya di sini sungguh priceless.
Sekarang coba perhatikan ekspresi wajah Superman di sini, hehehe.
Pertempuran antara superhero dengan para alien berlanjut. Militer juga datang untuk menyerang alien. Di tempat lain, Victor yang sedang berlari secara tidak sengaja bertemu dengan alien yang sedang menyerang seorang wanita. Saat hendak menolong wanita tersebut dan menyerang alien, tidak sengaja sistem di tubuhnya terhubung dengan kotak yang ada di dalam tubuh alien dan lagi-lagi ia mendapat penampakan. Kali ini tentang latar belakang para prajurit alien yang sebenarnya adalah manusia / makhluk biasa yang dikonvert menjadi prajurit alien. Setelah penampakan tersebut, tiba-tiba Victor berteleport ke tempat superhero lainnya berada. Dan saat hendak menceritakan apa yang baru saja ia lihat, hadirlah Darkseid!
Dari keenam edisi story arc Origin, edisi #4 ini yang paling lucu. Banyak momen ekspresi-ekspresi aneh superhero di sini selain dua yang saya tampilkan di atas. Baca sendiri deh kalo gak percaya, hehehe. Di luar yang lucu-lucu, edisi ini juga cukup sukses menggambarkan sosok Darkseid sebagai musuh besar Justice League. Terlihat garang, sangar, dan sadis.
Hal baru yang dipelajari di edisi ini, selain kepribadian Aquaman yang sebelas duabelas dengan Green Lantern, juga mengenai kekuatan / kemampuan Cyborg. Salah satu yang nantinya jadi jurusnya yang banyak membantu pertempuran Justice League adalah kemampuan untuk ber-teleport ke suatu tempat.
Justice League #5 (25 Januari 2012)
Dengan semacam sinar laser yang keluar dari matanya, Darkseid menyerang The Flash dan Superman. The Flash berhasil meloloskan diri, namun Superman terkena sinar tersebut dan dibawa oleh prajurit Darkseid ke suatu tempat. Batman kemudian meminta Green Lantern untuk sementara memimpin superhero lainnya sementara ia berusaha menyelamatkan Superman (dengan cara menyerahkan diri pada prajurit alien agar turut dibawa ke markas mereka). Sesampainya di sana ternyata terdapat sebuah portal dan saat Bruce memasukinya tibalah ia di Apokolips, planet tempat Darkseid berdomisili.
Green Lantern sendiri berhasil memompa semangat superhero lainnya untuk bertempur kembali melawan Darkseid demi memuluskan rencana penyelamatan Superman.
Dibandingkan dengan edisi-edisi sebelumnya, cerita memang tidak terlalu banyak berkembang di edisi ini. Tapi kita disuguhi adegan dahsyatnya kekuatan Darkseid dan betapa tidak berdayanya para superhero (minus Superman). Green Lantern, satu-satunya yang masih punya semangat juang juga tidak berdaya, bahkan harus mengalami retak tulang di tangannya. Victor, yang baru menyadari kemampuan matanya untuk mendeteksi kondisi tubuh seseorang, mulai ikut serta berjuang dengan superhero lainnya.
Justice League #6 (29 Februari 2012)
Green Lantern, Wonder Woman, The Flash, Cyborg, dan Aquaman bekerjasama untuk mengalahkan Darkseid. Cyborg mendapat info mengenai kotak yang ternyata bernama mother box dan perannya sebagai semacam jaringan portal yang dinamakan boom tube.
Di Apokolips, Bruce Wayne mencuri dengar rencana sebenarnya Darkseid melalui percakapan antara Desaad dan Steppenwolf. Diculiknya Superman adalah untuk membangun pasukan prajurit ras baru yang lebih tangguh. Sedangkan prajurit itu sendiri — yang dinamakan parademon — nantinya akan digunakan salah satunya untuk membantu mencari anak perempuan Darkseid.
Kembali ke bumi, Cyborg menemukan cara untuk mengirim kembali Darkseid ke alamnya. Yaitu dengan memanfaatkan mother box untuk membuka gerbang portal ke Apokolips dan mendorong Darkseid masuk ke dalamnya. Saat gerbang terbuka dan Desaad serta Steppenwolf lengah, Batman berhasil membebaskan Superman. Ia langsung menyerang Darkseid dan dengan usaha keras Cyborg akhirnya gerbang tertutup kembali dan Darkseid ikut masuk ke dalamnya.
Penduduk Metropolis yang saat itu berada di TKP mengelu-elukan mereka sebagai pahlawan. Salah satu dari mereka adalah David Graves, seorang penulis yang kemudian membuat buku tentang mereka. Sepertinya ia juga yang memberi nama Justice League (mohon diralat jika salah) karena nama yang diusulkan oleh The Flash sangat nggak banget.
Super Seven?? Kayak nama boyband aja, hehehe.
Edisi #6 sebagai penutup story arc Origin menyajikan banyak informasi yang berguna bagi yang ingin mengikuti kelanjutan kisah Justice League pada khususnya dan DC Universe pada umumnya. Mother box dan boom tube termasuk dua istilah ‘umum’ yang nantinya akan sering disinggung, tidak hanya untuk cerita yang berkaitan dengan Darkseid saja. Demikian pula karakter Desaad dan Steppenwolf yang masih akan eksis dalam waktu lama. Untuk misi pencarian anak Darkseid sendiri akan menjadi salah satu poin cerita di arc Darkseid Wars.
Review Justice League: Origin
- Art (Pencil, Ink, Colors)
- Element of Surprise
- Recommended Reading
- Story
Summary
Sebagai pembuka dari cerita Justice League, arc story Origin menurut saya cukup sukses menyampaikan misinya. Dari 6 edisi komiknya, kita bisa tahu kepribadian masing-masing karakter, perkiraan peran dan pembagian tugas mereka, musuh seperti apa yang mungkin hadir, dan lain sebagainya. Istilah-istilah penting di dunia DC juga tersampaikan. Bagi pembaca baru rasanya akan tertarik untuk terus mengikuti kelanjutan serial ini. Yang agak mengecewakan adalah kurangnya porsi Aquaman di Origin, seperti hanya sekedar numpang lewat saja.
Leave a Reply