Sudah sebulan ini saya mengganti koneksi internet saya dari yang sebelumnya menggunakan Indosat Gig dengan XL Go. Tidak ada yang salah sebenarnya dengan layanan GiG. Koneksi kencang sesuai dengan yang dijanjikan plus selama setahun penggunaan dapat dihitung dengan jari sebelah tangan saja frekuensi trouble-nya. Sayangnya, pasca promo berakhir, biaya bulanannya sudah melenceng dari budget pengeluaran saya per bulan, sehingga mau tidak mau, hubungan baik dengan GiG terpaksa harus diakhiri.
Pengganti yang saya pilih adalah XL Go. Di luar masalah harga, pertimbangan utama adalah masalah mobilitas. Saya kebetulan sampai sekarang belum menemukan perangkat internet mumpuni yang benar-benar bisa mendukung aktifitas saya di luar rumah secara stabil dan terpercaya. Saya berharap XL Go bisa jadi jawabannya.
Paket XL Go sendiri menawarkan akses internet selama 2 bulan (60 hari) yang dibundling dengan modem WiFi. Biayanya Rp 499.000,-. Total kuota yang diperoleh adalah 60GB, dengan rincian 48GB pada jaringan 4G, dan 12GB pada jaringan 3G/4G. Setelah lewat batas waktu 60 hari, pengguna XL Go dapat melanjutkan petualangan berselancar di dunia maya dengan berlangganan paket Broadband Plan M bertarif Rp 125.000,- / bulan. Untuk paket ini, kuota yang didapat adalah sejumlah 43GB (38GB pada jaringan 4G + 5GB pada jaringan 3G/4G).
Untuk modem, saya tidak tahu apakah ada pilihan lain atau tidak, tapi yang saya peroleh adalah seri Mobile WiFi Movimax MV0003. Dari keterangan yang ada di boks bagian belakang, tercantum info bahwa modem tersebut mendukung jaringan 4G dengan kecepatan hingga 150 Mbps, menggunakan frekuensi Wi-Fi 2.4GHz, memiliki baterai 2300 mAh, dapat dimanfaatkan oleh 32 user secara bersamaan, serta bermesinkan chipset MDM 9207 dari Qualcomm.
Pengalaman Menggunakan XL Go
Selama sebulan (lebih 4 hari) menggunakan XL Go, tingkat kepuasan yang saya dapatkan sekitar 70%. Di satu sisi, JIKA sukses terhubung ke internet, meski tidak pernah bisa mencapai angka 150 MBps seperti yang dijanjikan, tapi kecepatannya sudah lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan saya. Saya juga suka dengan kecepatan upload-nya yang hampir sebanding dengan kecepatan download yang diperoleh.
Masalah kecepatan ini sendiri saya pahami memang tergantung dengan kekuatan sinyal XL di wilayah yang bersangkutan. Ada kemungkinan daerah tempat saya tinggal, di area Raya Tenggilis, Surabaya, tidak terlalu bersahabat dengan provider ini. Saya sempat mencoba berkeliling ke radius 100 meter dari tempat tinggal saya dengan membawa modem XL Go serta mengetes kecepatannya dengan SpeedTest, dan hasilnya tidak jauh berbeda.
Di sisi lain, ada kalanya sulit sekali untuk memulai koneksi. Browser acap macet pada fase “Resolving Host”. Mengganti IP DNS dengan Google DNS atau Open DNS juga tidak membantu sama sekali. Tampilan layar seperti di bawah ini sudah menjadi pemandangan yang umum saya lihat, terutama di malam hari.
Pada akhirnya, secara pribadi saya simpulkan bahwa XL Go belum cukup lancar dan terpercaya untuk bisa saya andalkan sebagai penyedia akses internet secara mobile. Biayanya memang murah dan kuota internet yang disediakan berlimpah, tapi apa gunanya jika penggunaannya tidak bisa maksimal seperti yang diharapkan…
Leave a Reply