Hari ini secara kebetulan dapat informasi mengenai adanya pendaftaran vaksin untuk usia 18 tahun ke atas di kota Surabaya. Jadi sekalian aja deh saya bikin tulisan ini.
Sekaligus cerita singkat mengenai pengalaman menjalani vaksinasi Covid-19 seminggu yang lalu. Atau tepatnya pada tanggal 8 Juni 2021.
Bagaimana cara pendaftarannya? Apa saja persyaratannya? Seperti apa rasanya disuntik vaksin? Adakah efek samping?
Yuk simak penjelasan lengkapnya di bawah ini kalau mau tahu jawabannya.
Daftar Isi
Pengalaman Disuntik Vaksin Pertama
Jadi, minggu lalu kebetulan di perumahan tempat tinggal saya diadakan vaksinasi untuk pra lansia, pedagang (UMKM), serta pekerjaan di bidang yang banyak berhubungan dengan orang lain.
Awalnya, karena yang mendaftar hanya sedikit, siapa saja diperbolehkan untuk mendaftar.
Namun demikian, pada hari H, aturan tersebut dianulir oleh dokter yang bertugas dan dibatasi pada ketiga kategori yang disebut di atas.
Untungnya saya masih bisa ikut melalui jalur kedua.
Penyaringan peserta vaksin terbilang ketat. Tidak sedikit yang diminta pulang karena dianggap ‘belum waktunya’ untuk divaksin.
Termasuk ART, baby sitter, pekerja kantoran, dan lain sebagainya.
Untuk yang bekerja di kantor atau perusahaan tertentu, petugas bahkan melakukan pemeriksaan untuk memastikan perusahaan yang bersangkutan tidak mengadakan vaksinasi masal untuk karyawannya.
Alhasil, waktu banyak terbuang gegara tidak semua orang dapat menerima aturan tersebut begitu saja. Harus gontok-gontokan dulu baru bisa pasrah menerima, hehehe.
Sebelum bisa melakukan pendaftaran, kita harus mengisi 2 formulir terlebih dahulu. Semacam blanko yang menyatakan identitas, kondisi kesehatan, serta ketersediaan melakukan vaksin.
Setelah menyerahkan kedua formulir tersebut beserta fotokopi KTP, saya diberi nomer antrian. Yaitu nomer 89.
Antri sejak pukul delapan pagi, nomer urut saya baru dipanggil menjelang jam DUA BELAS siang.
Ada 3 tahap di sini. Perhatikan gambar di bawah.
Pertama, di bagian 1, akan dilakukan pengecekan tensi. Jika di bawah atau di atas normal, maka kita diminta untuk menunggu sekitar 10-15 menit untuk nanti dilakukan pengukuran ulang.
Tahap kedua, masih di bagian 1, petugas akan memastikan kondisi kesehatan kita memenuhi persyaratan dalam pemberian suntik vaksin. Mereka akan mengajukan beberapa pertanyaan singkat yang cukup kita jawab dengan jujur.
Jika sudah, kita akan diminta untuk mengantri di bagian 2 untuk mengikuti tahap ketiga.
Tahap ini tidak bertele-tele. Dokter akan melakukan penyuntikan vaksin ke lengan kita. Yang sudah biasa disuntik, atau tidak jarum, pastinya tidak akan mengalami kesulitan. Tidak sakit kok, biasa aja.
Langkah terakhir yang agak membingungkan adalah menunggu untuk mendapatkan sertifikat vaksin pertama.
Kenapa membingungkan? Karena prosesnya benar-benar lama.
Saya baru mendapatkannya setelah jam SATU siang lebih sedikit.
Kalau memang prosesnya hanya berupa memasukkan data ke server serta melakukan pencetakan sertifikat, rasanya tidak selama itu. Entahlah.
Berikutnya adalah pertanyaan yang mungkin banyak ditanyakan. Apakah ada efek sampingnya?
Pertama-tama, perlu diketahui bahwa vaksin yang saya terima adalah sinovac. Jadi mungkin saja pengalaman saya berbeda dengan pengalaman penerima vaksin lain.
Efek sampingnya sama sekali TIDAK ADA. Linu sedikit di bagian yang disuntik, tapi benar-benar minim. Hanya apabila bagian tersebut sedikit tertekan.
Padahal, saat mendapat vaksin untuk keperluan umroh 2 tahun yang lalu, semalaman lengan saya bengkak, panas, dan terasa ngilu.
Untunglah kali ini sama sekali tidak ada efek samping yang berarti.
Malah jadi laper banget sih malemnya, hehehe.
Pendaftaran Vaksin Untuk Umum (18+) di Surabaya
Nah, bagi teman-teman yang belum mendapat jatah vaksin, kebetulan baru-baru ini Dinas Kesehatan Surabaya sudah mulai membuka pendaftaran untuk umum. Sementara syaratnya hanya satu, yaitu berusia 18 tahun ke atas.
Pun begitu, pendaftaran vaksin ini sifatnya masih berupa pendataan. Belum ada jadwal pasti mengenai kapan vaksinasi akan dilakukan.
Yang jelas tidak ada salahnya untuk mengisi form tersebut. Tidak rugi juga, kan?
Siapa tahu minggu depan atau bulan depan sudah bisa langsung menerima vaksin.
Untuk pendaftarannya bisa langsung meluncur ke sini.
Isi semua data yang diminta. Termasuk puskesmas terdekat agar nantinya bisa melakukan penjadwalan penyuntikan vaksin.
Untuk informasi maupun update selanjutnya teman-teman bisa mengikuti akun Twitter resmi dari Dinkes Surabaya, @sehatsurabayaku.
Pengalaman Disuntik Vaksin Kedua
Sempat mengalami penundaan beberapa hari dikarenakan adanya pengerahan nakes di puskesmas yang bersangkutan untuk kegiatan vaksinasi masal di Gelora 10 November, jadwal suntikan vaksin Covid kedua saya akhirnya ditetapkan pada hari Jumat tanggal 8 Juli 2021.
Belajar dari pengalaman sebelumnya, kali ini saya melakukan gerak cepat. Alih-alih datang pukul 08.00 sesuai jadwal, saya sudah tiba di TKP sejak pukul 06.45!
Bukan hanya belum ada yang antri. Panitia saja masih sibuk mengatur properti meja dan kursi, hehehe.
Setelah menunggu sejenak, saya pun mendapat antrian nomer urut 3.
Kok bukan nomer 1?
Dua nomer pertama ternyata sudah ‘disimpankan’ oleh panitia untuk penjaga warkop di sebelah (dan anaknya) yang sebelumnya ia minta dibuatkan kopi.
Oke, fine, tidak masalah.
Belakangan saya baru tahu bahwa jadwal hari itu memang dikhususkan untuk pemberian vaksin kedua. Sehingga antrian memang tidak terlalu padat.
Setelah dokter tiba, kegiatan suntik menyuntik dimulai.
Untuk peserta suntikan vaksin Covid kedua, kita cukup memberikan bukti telah melakukan vaksin pertama. Bisa dengan membawa print-out sertifikat atau dengan menunjukkan versi digitalnya melalui situs PeduliLindungi.
Sebelum dilakukan penyuntikan, perawat akan memeriksa tensi kita terlebih dahulu. Jika melebihi batas maksimal yang sudah ditetapkan maka kita akan diminta untuk menunggu terlebih dahulu.
Apabila setelah beberapa kali pemeriksaan tensi hasilnya tetap tinggi, maka pemberian vaksin akan ditunda di lain waktu.
Setelah ditensi, langkah selanjutnya adalah divaksin. Berbeda dengan sebelumnya, suntikan kali ini terasa lebih sakit.
Namun hanya pada saat disuntik saja. Setelah itu, dan sampai sekarang saat saya menuliskan pengalaman ini, tidak ada efek samping sama sekali selain rasa ‘kemeng‘ selama beberapa jam.
Bagian terakhir adalah pemberian sertifikat kedua. Di sini kita bisa menunggu atau tinggal dititipkan saja pada petugas atau satgas dari RT/RW yang bersangkutan.
Karena yang diberikan hanyalah versi cetak dari sertifikat digital yang ada di PeduliLindungi, jika memang sedang sibuk bisa dititipkan saja. Tidak terlalu penting.
Tunggu saja beberapa saat sampai kita mendapat konfirmasi sertifikat vaksin kedua melalui SMS.
Penutup
Di luar pelaksanaan vaksinasi yang agak berantakan, suka tidak suka, mau tidak mau, kita memang harus melakukan vaksin.
Semuanya demi meredam penyebaran virus Covid-19 dan agar secepatnya bisa hidup kembali normal seperti sebelum pandemi melanda.
Saya pribadi tidak merasa sakit saat proses penyuntikan berlangsung. Pun tidak mengalami efek samping yang berarti setelahnya.
Jangan ragu deh untuk mengisi form di atas dan melakukan pendaftaran vaksin jika teman-teman berdomisili di kota Surabaya. Dan berusia di atas 18 tahun.
Supaya secepatnya bisa langsung disuntik dan setidaknya bisa lebih tenang dalam menjalani aktivitas sehari-hari.
P.S.: Tulisan ini akan diupdet lagi nanti setelah saya mendapat suntikan vaksin kedua di awal bulan Juli.
UPDATE 13/07/2021: Tambahan pengalaman menjalani suntik vaksin Covid kedua.
Leave a Reply