Beberapa waktu lalu sempat terpikir kenapa Trans Studio Mini tidak mau mengadakan lomba-lomba untuk menarik minat pengunjung sekaligus mempromosikan game center mereka. Eh kok ternyata gayung bersambut, seminggu setelah lebaran, Trans Studio Mini cabang Rungkut Surabaya mengadakan 2 lomba sekaligus: lomba dance (saya lupa nama mesin dance di sana, rasanya sih Pump It Up) dan lomba Street Basketball. Iseng-iseng saya ikuti lomba yang kedua, dengan biaya pendaftaran sejumlah Rp 25.000,-
Total ada 12 peserta pada lomba yang diadakan tanggal 7 Juli 2017 lalu. Karena mendaftar belakangan, saya mendapat nomer urut 11. Ada untung dan ruginya menjadi peserta bontot. Untungnya, kita bisa melihat peta kekuatan lawan. Ruginya, tekanan saat bermain jelas lebih besar ketimbang yang main duluan.
Saya sendiri sudah lama tidak bermain di mesin Street Basketball. Kalaupun sedang mampir ke arcade center macam Trans Studio Mini atau Timezone, mungkin hanya bermain satu atau dua kali saja. Efeknya, stamina sangat jauh berbeda dibanding dulu saat masih rutin bermain. Terlebih, mode permainan di mesin Street Basketball menganut sistem babak atau ronde. Berikut detilnya.
Ronde | Poin Minimal | Durasi (Detik) |
---|---|---|
1 | 40 | 50 |
2 | 150 | 40 |
3 | 250 | 30 |
4 | - | 20 |
Jadi, pada ronde 1 yang berdurasi 50 detik, apabila skor kita mencapai minimal 40 poin, maka kita akan lanjut ke ronde 2. Berikut seterusnya hingga mencapai ronde terakhir atau ronde ke-4. Artinya, untuk menyelesaikan hingga ronde ke-4, total durasi permainan adalah 140 detik atau 2 menit lebih 20 detik. Kelihatannya memang cuma sebentar, tapi jika belum terbiasa main, atau sudah lama tidak bermain seperti saya, lumayan bikin pegel.
Karena tidak ada penjelasan di awal, saya mengira lomba hanya akan berlangsung dalam 1 babak. Di Timezone dulu biasanya juga demikian. Maka ketika poin peringkat pertama dan kedua berturut-turut adalah 400 sekian (saya lupa), mau tidak mau saya berjuang habis-habisan untuk bisa setidaknya mendekati angka-angka tersebut. Hasilnya kalau tidak salah adalah 422, selisih 2 angka dari peringkat pertama.
Begitu semua peserta usai bermain, panitia baru memberitahu bahwa masih ada dua babak lagi, yaitu babak semifinal dan babak final. Untuk babak semifinal, diambil 6 peserta dengan poin tertinggi, sedang untuk babak final, diambil 3 peserta dengan poin tertinggi dari babak semifinal. Duh. Jangankan memikirkan babak final, untuk bisa menyelesaikan babak semifinal saja rasanya badan sudah ngos-ngosan.
Setelah jeda kurang lebih 10 menit, babak semifinal pun dimulai. Poin peserta yang tampil sebelum saya lagi-lagi berada di kisaran 400 lebih. Terus terang, saat itu saya sudah tidak berpikir untuk menang dan hanya akan berusaha menyelesaikan babak semifinal sampai detik terakhir. Apalagi, pada permainan dua ronde pertama, saya banyak sekali melakukan kesalahan yang berbuntut pada beberapa kali bola terlempar keluar dari mesin. Tapi entah apa yang terjadi kemudian, di dua ronde terakhir saya merasa seperti gerakan saya menggila. Baik kecepatan dan akurasi meningkat, hingga pada akhirnya finish lagi-lagi di posisi ke-2.
Lomba kembali break selama kurang lebih 10 menit. Kali ini saya sudah sangat sadar diri bahwa stamina saya jelas tidak mencukupi untuk menyelesaikan satu sesi permainan hingga ronde ke-empat. Saat giliran bermain, saya pun menyerah di pertengahan ronde terakhir, di angka 387, hehehe. Lagipula percuma dilanjutkan, tidak mungkin bakal mengejar poin dua peserta lainnya yang justru bermain bak kesetanan di babak final. Salut.
Untuk lomba Street Basketball kali ini, Trans Studio Mini memberikan hadiah berupa piala, sertifikat, serta voucher bermain dengan nilai berturut-turut Rp 100.000,-, Rp 75.000,-, dan Rp 50.000,- untuk juara 1, 2, dan 3. Semua peserta juga memperoleh sertifikat tanda keikutsertaan mereka dalam lomba tersebut. Yah, meski hadiahnya tidak seberapa, tapi lumayan lah, masih untung sedikit jika dipotong biaya pendaftaran, hehehe. Lagipula, sebenarnya semua peserta juga mendapat voucher wahana senilai biaya pendaftaran. Saya sengaja tidak mengambilnya karena tidak berminat untuk bermain wahana pada saat itu.
Berikut penampakan piala dan juga sertifikatnya.
Semoga ini bukan pertama dan terakhir bagi Trans Studio Mini untuk mengadakan lomba Street Basketball. Dan semoga juga, jika ada lomba lagi di lain waktu, hadiahnya lebih besar dari yang ini 🙂
Leave a Reply