Bagi para pemburu tiket arcade, sebelum mengincar suatu souvenir, terutama yang mahar penukaran tiketnya mahal, biasanya mereka akan melakukan kalkulasi terlebih dahulu untuk mengetahui berapa jumlah tiket yang seharusnya diperoleh dalam satu kali permainan agar nantinya uang yang kita keluarkan dan tiket yang diperoleh sebanding dengan nilai souvenir yang bersangkutan. Gak lucu kalau barang yang dari awal sudah niat kita incar harga pasarannya Rp 500.000,- misalnya, tapi dalam proses pengumpulan tiket kita total menghabiskan uang Rp 5.000.000,-. Lalu bagaimana cara melakukan perhitungannya?
Sebelumnya, untuk melengkapi pembahasan mengenai Trans Studio Mini, penjelasan berikut ini akan menggunakan acuan nilai souvenir dan biaya pembelian saldo bermain di sana. Untuk game center lain bisa menyesuaikan sendiri perhitungannya.
Nah, kita ambil contoh souvenir handphone Oppo A37 yang bernilai 100000 tiket. Harga pasaran rata-rata pada saat artikel ini ditulis di online shop adalah Rp 1.800.000,-
Langkah awal adalah menghitung berapa jumlah saldo bermain yang kita dapatkan apabila kita mengeluarkan uang dengan jumlah tersebut. Untuk mengetahuinya, perlu diketahui terlebih dahulu tabel pembelian dan jumlah saldo yang diperoleh di Trans Studio Mini. Ini penting karena perhitungan bonus saldo bermain di sana tidak segampang di Timezone yang tinggal langsung ditambahkan X %-nya.
Beli | Saldo |
---|---|
Rp 50.000,- | Rp 55.000,- |
Rp 100.000,- | Rp 115.000,- |
Rp 200.000,- | Rp 240.000,- |
Rp 500.000,- | Rp 625.000,- |
Rp 1.000.000,- | Rp 1.300.000,- |
Dengan menggunakan acuan tabel di atas, maka jumlah saldo bermain yang diperoleh adalah Rp 2.280.000,- (Rp 1.300.000 + 625.000 + 240.000 + 115.000).
Langkah kedua adalah membagi jumlah saldo bermain tersebut dengan biaya bermain mesin arcade di Trans Studio Mini untuk mengetahui berapa kali bisa bermain. Di sini kita bisa mengambil biaya rata-rata atau sekaligus biaya yang termahal. Untuk mempermudah, kita ambil yang termahal, yaitu Rp 6.000,- (untuk mesin Monster Drop).
Dari sini, maka frekuensi bermain = Rp 2.280.000,- / Rp 6.000,- = 380 kali.
Langkah terakhir adalah membagi jumlah tiket penukaran souvenir dengan frekuensi bermain. Maka diperoleh nilai 264. Jumlah ini adalah rata-rata jumlah tiket yang harus kita peroleh di setiap sesi permainan.
Rata-rata jumlah tiket yang harus diperoleh = 100000 / 380 = 263,16 (dibulatkan 264).
Adakah mesin arcade di Trans Studio Mini yang memberikan perolehan tiket sebesar itu di setiap sesi permainan? Ada. Black Hole (jackpot minimal 300 tiket), Monster Drop (monster jackpot minimal 500 tiket), dan Pirate’s Hook (jackpot 1000 tiket) misalnya. Masalahnya, untuk bisa mendapatkannya secara pasti di setiap sesi permainan kemungkinannya sangat kecil. Oleh karena itu, kita juga harus mempertimbangkan mesin arcade mana yang paling kita kuasai dan memberikan perolehan tiket paling optimal. Monster Drop mungkin masih bisa dipertimbangkan, dengan mengincar jackpot biasa yang bernilai minimal 250 tiket. Spin-N-Win pun demikian. Namun kalau saya pribadi akan memilih bermain di mesin Trolley / Tower Crane, yang memberikan tiket jackpot minimal 250 buah.
Mungkin yang menjadi pertanyaan, dapatkah kita benar-benar mendapat untung pada saat menjadi pemburu tiket? Untung di sini dalam arti biaya yang kita keluarkan lebih kecil daripada harga barang / souvenir yang kita dapatkan. Jawabannya terus terang hampir tidak mungkin karena semua pihak pemilik game center pasti sudah memperhitungkan hal tersebut. Bagaimanapun mereka harus tetap mendapatkan untung. Itu sebabnya mesin dengan nilai jackpot tinggi biasanya memiliki tingkat kesulitan tinggi dan/atau biaya bermain yang lebih mahal.
Itu sebabnya, seekstrim-ekstrimnya mengejar tiket, kita tetap harus menyadari keberadaan unsur fun di dalamnya. Dengan begitu, margin yang ada dapat kita abaikan dan kita anggap sebagai ‘ongkos’ bersenang-senang. Toh apapun itu, masih tetap menguntungkan karena kita seolah mendapat ‘cashback’ terhadap biaya rekreasi yang sudah kita lakukan. Betul, tidak? 🙂
Leave a Reply