Sudah lama ingin membuat tulisan seputar perawatan kendaraan roda empat (dan dua). Mumpung ingat, yuk dimulai saja di awal bulan Maret 2019 ini. Dan yang saya pilih sebagai konten pembuka adalah tentang cara mengisi air radiator mobil. Bukan tanpa alasan. Entah kenapa, saya selalu saja punya masalah dengan radiator kendaraan saya. Bukan sekedar mesin kepanasan karena kehabisan air ya. Itu mah masalah cupu. Tapi mulai dari selang yang bocor saat sedang melakukan perjalanan darat dari Surabaya ke Yogyakarta, hingga (juga selangnya) copot saat sedang pergi makan siang di Warung Bu Kris dekat rumah.
Entah ada apa antara saya dengan radiator. Tapi apabila dilihat dari sudut pandang teori alam, mungkin semua kejadian itu adalah cara semesta untuk mengingatkan saya yang kurang perhatian dalam merawat mobil. Khususnya dalam mengisi air radiator.
Harap dimaklumi. Saya anak komputer, bukan anak mobil. Apalagi anak jalanan, hehehe.
Radiator sendiri adalah bagian dari kendaraan bermotor yang bertugas untuk mengontrol suhu pada mesin saat sedang digunakan. Lebih tepatnya adalah sebagai pendingin suhu mesin dengan sistem perpindahan panas. Seperti diketahui, saat mobil sedang digunakan, di dalam mesin terjadi reaksi pembakaran yang menimbulkan panas. Jika tidak dikendalikan, temperatur yang terlalu tinggi akan dapat membahayakan mesin itu sendiri. Imbasnya tidak sederhana. Sebut saja rusaknya silinder dan piston, kebocoran pada seal mesin, patahnya crankshaft, dan lain lain.
Itu sebabnya radiator eksis sebagai salah satu bagian utama dalam perangkat mesin kendaraan. Cara kerjanya hampir sama dengan sistem water cooling (pendingin berbasis air) pada komputer. Yaitu dengan memanfaatkan cairan atau liquid yang dinamakan radiator coolant. Cairan ini akan mengalir di sekitar mesin untuk menyerap panas dan menurunkan suhu mesin. Nantinya, oleh radiator pula, liquid yang telah mengalir dan menyerap panas tersebut didinginkan kembali.
Buat yang di sekolah jago pelajaran biologi, yah bisa dibayangkan cara kerjanya mirip dengan organ tubuh paru paru manusia. Nilai pelajaran biologi saya dulu hanya enam, jadi saya tidak akan menjelaskan secara detil. Tahu diri lah.
Agar proses pendinginan mesin dapat berfungsi maksimal, penggantian air radiator perlu dilakukan secara berkala. Setidaknya setiap penggunaan 40.000 km. Atau tentu saja ketika air tersebut sudah kotor dan tidak layak lagi digunakan. Selain menjaga kinerja, juga untuk menghindari timbulnya karat di dalam radiator itu sendiri.
Nah, cara paling gampang, dan yang biasanya saya lakukan, adalah menyerahkan pengurasan dan pengisian air radiator ini pada ahlinya. Alias dibawa ke bengkel. Namun memang tidak ada salahnya bagi kita semua untuk mengetahui dan mempelajari bagaimana cara yang baik dan benar untuk melakukannya secara manual. Siapa tahu duit sedang cekak dan tidak punya dana untuk mampir ke bengkel, hehehe.
Berikut ini langkah-langkah menguras air radiator mobil:
Jika mesin sudah menyala atau dalam keadaan panas, lanjut ke langkah 2. Jika masih dalam kondisi dingin, nyalakan mesin dan panaskan terlebih dahulu sekitar kurang lebih 5 menit untuk membuat sistem pendingin berputar.
Buka penutup radiator secara perlahan. Lanjutkan dengan membuka lubang pembuangan radiator.
Tunggu hingga semua cairan mengalir keluar. Tutup kembali sumbat radiator jika sudah.
Dan berikut ini cara mengisi air radiator mobil langkah demi langkah:
Buka penutup radiator. Tuangkan air radiator hingga penuh. Jangan lupa pada kendaraan tertentu (misalnya Xenia dan Avanza) katup pembuang udara harus ikut dibuka pada proses ini. Pasangkan kembali penutup radiator rapat rapat.
Hidupkan mesin dengan posisi AC dalam keadaan mati. Biarkan menyala sampai kipas elektrik berputar, lalu matikan mesin kembali. Untuk kendaraan yang tidak menggunakan kipas elektrik, amati indikator temperatur di dashboard, lalu matikan mesin saat posisi jarum berada di tengah.
Diamkan sejenak hingga mesin sudah agak dingin, lalu buka kembali penutup radiator. Jika air berkurang / tidak lagi penuh, kembali ke langkah 1 di atas. Ini untuk memastikan bahwa air menjangkau semua bagian mesin. Sebaliknya, jika tidak berkurang / masih penuh, pasang erat penutup radiator dan lanjutkan ke langkah berikutnya.
Ulangi langkah 2 sekali lagi untuk memastikan. Perhatikan jangan sampai jarum pada temperatur gauge naik melebihi batas.
Periksa tanki cadangan air radiator dan pastikan air berada di atas garis batas minimum.
Tidak sulit kan sebenarnya?
Seperti ini kira-kira prosedurnya jika digambarkan dalam bentuk diagram.
Yang patut diingat, sebaiknya hindari mengisi radiator mobil dengan air biasa karena efeknya tidak baik dalam penggunaan jangka panjang. Air biasa memiliki karakteristik mudah menguap sehingga dapat menimbulkan endapan di bagian dalam radiator.
Sama seperti shampoo, hindari juga bergonta-ganti merk coolant. Sebaiknya setia pada satu merk saja. Tidak perlu selingkuh. Apalagi sampai poligami, satu radiator diisi bermacam-macam merk cairan sekaligus. Bisa puyeng tuh mesinnya, hehehe.
Leave a Reply