“Riot Grrrls” adalah judul episode ke- dari serial komik “Robyn Hood” keluaran Zenescope.
Di cerita sebelumnya, Robyn Locksley dan Marian Quin yang menyelidiki kasus pencurian jiwa penyihir muda harus berhadapan dengan sosok misterius yang menamakan dirinya Priest.
Lantas apa yang akan terjadi selanjutnya? Layakkah untuk dibaca?
Simak sinopsis komik Robyn Hood #2 beserta review singkatnya di bawah ini untuk tahu jawabannya.
WARNING! Tulisan di bawah ini mengandung spoiler!
Sekilas Tentang
Robyn mempunyai bakat untuk membuat situasi buruk menjadi lebih buruk – dan ketika dia bertemu dengan makhluk misterius yang hanya dikenal sebagai Pendeta yang menjual jiwa penyihir muda di pasar gelap, dia mengungkap konspirasi besar dan kuno yang akan membuat dia dan Marian menjadi target yang sangat besar.
Individu yang kuat.
Tapi pemanah berkerudung bukanlah orang yang bisa dijadikan korban
Writer: Pat Shand
Art: Claudia Balboni
Color: Slamet Mujiono
Letter: Jim Campbell
Editor: Pat Shand
Judul Edisi: Riot Grrrls
Tanggal Rilis: 24 September 2014
Alur Cerita / Sinopsis Komik Riot Grrrls
Tujuan utama Priest rupanya adalah jiwa dari Marian.
Tidak ingin mengambil resiko, Robyn memutuskan untuk maju menghadapi Priest.
Marian dan Peter ia perintahkan untuk kabur sembari membawa Sam yang belum menghembuskan nafas terakhirnya.
Dengan berat hati Marian mengiyakan.
Pertarungan Robyn versus Priest pun berlangsung sengit.
Sempat terpojok, Robyn kemudian berhasil menghantam Priest hingga terlempar keluar dari katedral.
Sayangnya, Priest justru memanfaatkan momen tersebut untuk kabur.
Robyn tiba di rumah sakit dan bergabung dengan Marian serta Sam.
Yang disebut belakangan sudah sadarkan diri. Peter sendiri kabur usai membantu membawa Sam ke rumah sakit.
Tak lama giliran June yang datang menyusul.
Dari June kemudian terungkap bahwa orang yang menjual narkoba kepadanya ada di bar Silent Lamb. Bahkan yang menjadi penghubung adalah sang bartender di sana.
Sayangnya, June belum pernah secara langsung melihat wajah si penjual narkoba.
June menambahkan tentang Mika, rekannya yang kemungkinan besar masih mengkonsumsi narkoba tersebut.
Marian dan Robyn tiba di sebuah gim. Tempat dimana Mika dan teman-temannya berlatih roller blade.
Tampak Peter dari kejauhan. Yang langsung kabur begitu mengetahui kedatangan Marian dan Robyn.
Menemui Mika dan teman-temannya, Marian dan Robyn mencoba meyakinkan mereka tentang bahayanya narkoba yang mereka konsumsi.
Di luar dugaan Mika tiba-tiba tak sadarkan diri. Terlihat asap keluar dari tubuhnya.
Robyn langsung meminta Marian untuk menangani hal itu. Ia sendiri memilih untuk pergi mencari Peter.
Beberapa waktu kemudian Robyn berhasil mengkonfrontasi Peter.
Peter mengaku juga berusaha untuk menghentikan Priest.
Dari hasil investigasinya selama ini, Priest sebenarnya juga manusia biasa. Kekuatannya berasal dari ramuan atau obat-obatan yang ia konsumsi.
Priest sendiri mengumpulkan jiwa-jiwa penyihir untuk ritual bagi Cabal.
Kendati demikian, Peter, yang berprofesi sebagai penjaga perpustakaan, belum tahu apa dan siapa Cabal tersebut.
Tak lama June dan Sam datang.
Bersama-sama mereka kemudian mengecek ruang ganti tempat Marian berada.
Ia rupanya gagal menyelamatkan Mika. Justru sebaliknya, sebagian teman-teman Mika ikut tak sadarkan diri dan jiwa-jiwa mereka tampak mulai meninggalkan tubuh.
Lebih mengejutkan lagi, jiwa Sam dan June malah menyusul keluar.
Di saat itu Robyn kemudian menyadari bahwa jiwa Mika dkk bergerak melayang ke bawah tanah.
Simpulan
Itu tadi sinopsis dari komik Robyn Hood #2. Yang masih sukses menjaga keseruannya.
Hanya saja perasaan di edisi #1 lalu disebutkan bahwa Priest adalah vampir. Tapi di sini dinyatakan sebagai manusia biasa.
Entah salah tulis atau saya yang salah baca.
Apapun itu, sejauh ini serial ini cukup asik buat dibaca.
Versi digital / fisik dari komik “Robyn Hood #2” ini bisa diperoleh di Amazon.
Leave a Reply