Baru mau ngereview serial komik The Tithe dari Image Comics ini sebagai pengganti review komik ongoing di sini yang sudah tamat, eh kok kebetulan arc pertamanya juga barusan selesai. Sekalian deh reviewnya untuk Vol. 1 TPB-nya (edisi #1-#4). The Tithe sendiri mengangkat tema cerita yang cukup sensitif bagi sebagian orang, yaitu tentang agama. Jadi perlu diingatkan, penting untuk membaca komik ini dengan kepala dingin dan pikiran terbuka. Isu yang diangkat based on kejadian-kejadian di dunia nyata kok, bukan asal-asalan. Saya sendiri tidak tahu rencana ke depan dari si pengarang, tapi untuk arc perdananya ini, cerita berfokus pada agama Kristen. Nah, bagi kita warga Indonesia yang mayoritas beragama Islam, arc kedua The Tithe ntar bakalan ngebahas perihal Islam, Islamophia, dan terorisme. Seandainya dirilis di Indonesia udah pasti didemo besar-besaran tuh, hehehe.
Sinopsis Komik
A heist story unlike any before! Mega-churches are being robbed for millions of dollars by a crusader hacker group known as Samaritan who is giving the money to causes they deem more worthy. This modern day “Robin Hood” is being pursued by two FBI agents who actually admire their quarry but want to stop the theft before it escalates.
Writer: Matt Hawkins
Art: Rahsan Ekedal
Color: Bill Farmer
Tanggal Rilis: 26 Agustus 2015
Alkisah, ada sebuah kelompok hacker yang menamakan diri mereka Samaritan. Tapi hacker yang satu ini kerjaannya bukan sekedar ngehack sistem keamanan, melainkan konsisten nggrusuhi pendeta-pendeta yang menggunakan gerejanya sebagai kedok untuk mengeruk uang sebesar-besarnya demi kepentingan pribadinya. Bahkan tidak sekedar menggunakannya untuk bersenang-senang plesir ke sana kemari. Sebagian malah lebih parah lagi, memanfaatkan dana sumbangan jamaah untuk membiayai bisnis esek-esek, narkoba, dan sebagainya.
Cara kerja kelompok Samaritan ini adalah dengan memanfaatkan kombinasi skill hacking dari pentolan mereka, Sam, ditambah dengan kerja lapangan ketiga anggota lainnya, Rachel serta kakak beradik Kyle dan Mike. Tujuan utamanya adalah membongkar rahasia kenakalan para serigala berbulu pendeta, plus mengambil kembali harta sumbangan yang mereka simpan. Setelah itu, harta tersebut mereka berikan atau donasikan kepada yayasan maupun orang-orang lain yang hidup susah. Semacam Robin Hood modern gitu deh. Dampaknya, mereka mendapat dukungan simpati yang cukup lumayan dari masyarakat luas.
Dengan aksi mereka yang dianggap membahayakan masyarakat sipil, tentu saja pemerintah tidak tinggal diam. Dua agen FBI — agen Dwayne Campbell dan partnernya, agen Jimmy Miller — ditugaskan untuk melacak keberadaan Samaritan dan menangkap mereka. Tapi sejauh ini usaha mereka belum membuahkan hasil. Uniknya lagi, setiap jejak lokasi yang ditinggalkan Samaritan seringkali mengarah pada TKP kriminal yang lain. Misalnya saja ke markas pembuatan narkoba.
Sam sendiri mengetahui aksi duo agen FBI tersebut. Tidak jarang ia sengaja menggoda atau menantang agen Jimmy untuk membongkar kejahatan ‘pendeta’ yang mereka incar sebelum kelompoknya bertindak. Tapi ya seperti diketahui, sulit bagi pihak kepolisian untuk bertindak tanpa ada bukti.
Sebuah aksi di Phoenix membuat rencana Samaritan berantakan. Mulai dari agen FBI yang terpaksa harus mereka bunuh karena mengetahui wajah Kyle, Mike yang tertembak (dan mati) karena terjadi baku hantam dengan FBI, serta Kyle yang lalu kalap dan berniat membalas dendam pada agen Campbell. Di pihak FBI sendiri agen Campbell dan James mendapat suspensi karena aksi tembak-tembakan mereka dengan Samaritan menimbulkan satu korban jiwa dari warga sipil, meski akhirnya ia bisa diselamatkan.
[spoiler title=”ending cerita”]Sam kemudian menemui agen James untuk menyerahkan diri dan memperingatkannya atas niat buruk Kyle untuk membalas dendam pada agen Campbell. Kyle yang sudah berhasil masuk ke rumah agen Campbell dan akan menembaknya pada akhirnya bisa dilumpuhkan terlebih dahulu oleh peluru pistol agen James. Mengetahui kemampuan Sam yang cukup berharga, FBI lalu memintanya bergabung dengan tim khusus bersama dengan agen James dan agen Campbell. Tentu saja syarat dan ketentuan berlaku, macem-macem dikit langsung dikirim ke hotel prodeo.[/spoiler]
Yang paling saya suka dari komik ini adalah setiap edisi dibuka dengan potongan ayat dari kitab suci yang berhubungan dengan alur cerita di edisi tersebut. Untuk kasus The Tithe Vol. 1 ini, karena bercerita tentang gereja, tentu saja cuplikan-cuplikan yang diambil adalah berasal dari bible. Yang agak bikin gemes, meski perannya tidak begitu signifikan, penasaran juga dengan nasib Rachel yang tidak dijelaskan kelanjutannya. Ditangkap? Atau disuruh kabur oleh Sam sebelum ia menyerahkan diri? Satu lagi adalah endingnya, kok sepertinya Sam terlalu gampang untuk menyerahkan diri. Semacam anti-klimaks dengan keseruan yang telah dibangun sepanjang 3 edisi awal.
The Tithe Vol. 1 (2015)
- Story
- Art (Pencil, Ink, Colors)
- Element of Surprise
- Recommended Reading
Review Komik
Arc perdana yang cukup solid. Hawkins sukses menyajikan komik yang mengangkat tema sensitif dengan cara yang menyenangkan dan menarik untuk diikuti. Grafisnya oke, hanya beberapa kali penggambaran wajah karakter terasa aneh (tanpa ekspresi) dan entah kenapa jadi mirip alien saking datarnya. Lihat deh wajah Sam di halaman terakhir edisi #4. Eniwei, arc berikutnya bakal ngebahas tentang Islam dan terorisme. Penasaran bakal seperti apa cerita yang diangkat Hawkins. Semoga saja tidak berat sebelah atau tidak sesuai fakta…
Leave a Reply