Review Komik The Girl In The Bay #1 (Dark Horse, 2019)

Satu lagi komik baru hadir minggu ini. Dipublikasikan oleh Dark Horse Comics, ada “The Girl In The Bay”, miniseri 4 jilid besutan J.M. DeMatteis. Ceritanya tentang seorang gadis berumur sembilan belas tahun yang (sepertinya) dibunuh di tahun 1969, namun entah bagaimananya, ia tiba-tiba muncul kembali di tahun 2019. Penasaran seperti apa ceritanya? Simak selengkapnya di sinopsis komik The Girl In The Bay #1 berikut ini ya.

Sinopsis Komik *SPOILER*

thegirlinthebay1

In 1969, seventeen-year-old Kathy Sartori was brutally attacked, her body hurled into Brooklyn’s Sheepshead Bay. Miraculously, she survives and fights her way back to the surface, only to discover that fifty years have passed and an eerie doppelganger has lived out an entire life in her place. Kathy soon confronts not just this strange double, but the madman who ”murdered” her five decades earlier. Will he, and the dark entity that lives inside him, hold the key to Kathy’s missing years? Or will Kathy become a ghost of herself, forced to live out what remains of her life on the edge of the world that she desperately wants to be a part of?

Story: J.M. DeMatteis
Art: Corin Howell
Color: James Devlin
Letter: Clem Robbins
Judul Edisi: Chapter One: Time’s Kmife
Tanggal Rilis: 6 Februari 2019

WARNING! Tulisan di bawah ini mengandung spoiler!

Tahun 1969. Tubuh seorang gadis bernama Katherine Angela Sartori perlahan tenggelam ke dasar Sheepshead Bay. Darah mengalir dari perutnya. Setengah sadar ingatannya kembali ke beberapa waktu lalu.

Saat ia bertengkar dengan ayahnya sebelum pergi meninggalkan ruang apartemen keluarganya. Saat ia bertemu dengan tetangga apartemennya Miss Horowitz yang baru pulang dari kantor. Saat ia dan dua orang sahabatnya, Wendy dan Ana, pergi ke sebuah bar untuk bersenang-senang.

Di bar, Kath mengkonsumsi Orange Sunshine, salah satu narkoba yang populer di era 1968-1969. Tak lama ia mulai berhalusinasi. Dengan sedikit panik ia bergegas menuju ke luar untuk mencari udara segar dan menenangkan kembali pikirannya.

Saat sedang duduk di dermaga, seorang pria mengaku bernama Hugh Lansky memperkenalkan diri. Mereka lantas mengobrol sembari berjalan di pinggir laut. Merasa ada sesuatu di antara mereka, Kath perlahan mendekat dan mencium Hugh.

Ciumannya bersambut. Kath merasa di atas awan. Namun mendadak ia kesakitan. Tanpa disangka, Hugh menikamkan sebilah pisau ke perutnya. Tidak sekali, melainkan berulang-ulang. Terakhir Hugh menampar Kath hingga ia pun terlempar ke laut.

Kath melangkah ke darat. Sudah sepi di area dermaga, tidak ada seorang pun di sana. Luka di tubuh Kath juga sepertinya sudah menghilang.

Dengan gontai ia terus berjalan hingga sampai di rumahnya. Karena kuncinya hilang saat tenggelam, Kath mengetuk pintu apartemen dengan keras. Tiba-tiba pintu terbuka dengan sendirinya. Ia lebih kaget lagi begitu mengetahui ruangan apartemen tersebut sudah kosong melompong.

Seorang nenek lantas menyapanya, menanyakan keperluannya di sana. Saat ditanya mengenai keluarga Sartoris, nenek tersebut memberitahu Kath bahwa mereka sudah lama pindah. Kath syok mendengarnya.

Di apartemen si nenek, Kath baru menyadari baru nenek yang ada di hadapannya adalah tetangganya dulu, Miss Horowitz. Ia mencoba memberitahunya bahwa dirinya adalah Kath, namun Horowitz tidak percaya. Di saat itulah Kath baru menyadari bahwa ia kini berada di tahun 2019.

Setelah mendapatkan alamat keluarga Sartoris dari Horowitz, plus sejumlah uang saku, Kath berpamitan dengan nenek Howoritz.

Kath tiba di area Katonah, di rumah keluarga Sartoris saat ini. Seorang anak kecil menyambutnya. Semula ia mengira itu adalah Elizabeth, adiknya, namun ia salah. Anak itu lantas memanggil neneknya turun. Dan lagi-lagi Kath dibuat terkejut. Wanita yang turun adalah dirinya sendiri, versi tua tentunya.

Dengan panik Kath naik ke lantai dua untuk mencari adiknya. Tidak ada seorang pun di sana. Ia justru tiba di sebuah ruangan yang penuh berisi lukisan seorang wanita yang bagai seorang dewi. Salah satunya berukuran sangat besar.

Kath versi tua lalu menghampirinya dan menceritakan tentang keluarganya. Elizabeth terlibat pergaulan yang tidak jelas dan kabur dari rumah saat berusia 19 tahun. Itu mengakibatkan ayahnya tenggelam dalam minuman-minuman keras hingga akhirnya meninggal dunia. Pun begitu dengan ibunya, yang menyusul akibat terkena kanker pankreas.

Kath tidak percaya dengan semua itu. Dengan penuh emosi ia menghancurkan pigura-pigura yang ditunjukkan oleh Kath tua. Ia kemudian berlari ke luar rumah dan tiba-tiba ingat apa yang ia alami di dermaga. Bahwa ia telah mati dibunuh oleh seseorang yang memiliki logo Yin Yang di punggung telapak tangan kirinya.

Namun yang belum disadari Kath, tepat di seberang rumah, ada seorang kakek-kakek dengan logo Yin Yang di punggung telapak tangan kirinya, sedang duduk dan memperhatikannya.


Meski masih belum bisa menerka-nerka apa yang sebenarnya terjadi, namun premis yang disajikan di edisi pembuka ini cukup menarik. Kombinasi elemen doppelganger dan time travel. Sepertinya ada balutan mitologi juga dengan adanya sosok sang dewi air / laut. Yah, kita tunggu saja kelanjutan ceritanya. Semoga tidak antiklimaks dengan pembukaannya.

Untuk artworknya patut diacungi jempol. Emosi yang dihadirkan di tiap-tiap framenya cukup terasa. Terlebih pada saat perpindahan antara momen romantis Kath dan Hugh ke momen berdarah-darah. Terasa sekali perbedaan penggambarannya. Salut.

rk girlinthebay1

Leave a Reply