Review Komik The Freeze #2 (Image, 2019)

Di cerita sebelumnya, sebuah kejadian misterius membuat Ray Adams menjadi satu-satunya manusia yang masih tersadar di muka bumi. Sisanya? Kaku bagaikan es yang membeku. Anehnya, siapa saja yang tersentuh oleh Ray bisa menjadi kembali normal. Apa yang akan dilakukan oleh Ray dengan kemampuannya itu? Apa sebenarnya yang menyebabkan fenomena tersebut? Simak kelanjutan kisahnya dalam sinopsis The Freeze #2 di bawah ini ya.

Sinopsis Komik *SPOILER*

freeze2

Ray and his coworkers have begun to build their new society, but each newly unfrozen person has their own opinions about what happened—and how things should be done.

Story: Dan Wickline
Art: Phillip Sevy
Color: –
Letter: –
Judul Edisi: –
Tanggal Rilis: 9 Januari 2019

WARNING! Tulisan di bawah ini mengandung spoiler!

Tembakan sebelumnya tidak hanya melukai bahu Ben, melainkan juga melubangi tangki bahan bakar helikopter yang ditumpangi Ray dkk. Sang pilot meminta yang lain untuk turun dan mengalihkan perhatian kelompok yang menyerang mereka sementara ia mencari cara untuk menyelesaikan masalah bahan bakar tersebut di tempat yang aman.

Setelah mendapatkan sebuah mobil jeep, Ray, si gadis pirang, Ben, dan dua rekan lainnya mulai mengendarai mobil. Si gadis pirang meminta Ray untuk melanjutkan ceritanya.

Setelah menyadari orang-orang tidak akan pernah kembali normal tanpa ia sentuh, Ray menuruti usul Gavin agar mereka berpindah tempat ke kota San Marino. Di sana ia dan yang lain akan mengembangkan sebuah komunitas dari awal, dimana hanya orang-orang dengan kemampuan yang sekiranya diperlukan dalam komunitas tersebut yang akan ‘dibangkitkan’ oleh Ray.

Suatu ketika, saat sedang bermesraan dengan Lisa di taman, seorang pria tiba-tiba menyerang Ray dan memanggilnya dengan sebutan Dewa Palsu (False God). Untungnya Lucy, anjing mereka, bisa melumpuhkan pria tersebut.

Tak lama orang-orang lain (yang sudah dinormalisasi oleh Ray) berdatangan. Mengetahui pria tersebut menganggap Ray adalah penyebab fenomena kaku, yang lain menyimpulkan bahwa pria tersebut sudah mulai gila. Beberapa mengusulkan agar ia dibunuh, agar tidak lagi berulah. Yang lain meminta agar ia diusir saja dari komunitas mereka. Pada akhirnya Ray memutuskan untuk mengusir pria tersebut.

Adom menurunkan pria penyerang Ray di pinggir kota. Tanpa disangka, diam-diam ia mengeluarkan pisau yang ia simpan di dalam sepatunya, lantas membunuh pria tersebut. Adom menyatakan bahwa ia percaya bahwa saat ini tuhan sedang melakukan pembersihan dan Ray adalah wakil tuhan di bumi. Sehingga dengan cara apapun ia harus melindunginya.

Gavin membawa Ray menemui Ben. Ia yakin akan ada kemungkinan orang lain datang untuk membunuh Ray. Ben orang yang cocok untuk mencegahnya. Alias sebagai bodyguard Ray. Awalnya Ray tidak setuju, namun Gavin berhasil meyakinkannya. Ray pun lantas menyentuh Ben dan membuatnya kembali hidup.

Lisa dan Maria mengambil bahan-bahan makanan di sebuah supermarket. Lisa tiba-tiba ingat ada seorang gadis dengan sepatu boot imut yang biasa ia lihat di supermarket itu. Maria tidak merasa pernah melihatnya. Tak lama, Lisa mendengar suara teriakan Maria.

Gavin dan Ray usai menceritakan apa yang terjadi Ben. Di saat bersamaan, ponsel Ray berdering. Lisa yang menghubunginya, memintanya untuk datang ke supermarket. Bertiga mereka menuju ke sana.

Lisa dan Maria lantas menunjukkan apa yang menyebabkan mereka memanggil Ray… tubuh gadis bersepatu boot imut yang terbaring di lantai dengan dada terbelah dan jantung miliknya yang berada di samping tubuhnya.


Seperti saya singgung di sinopsis edisi perdana, akan ada banyak alternatif plot yang bisa dikembangkan dari premis cerita The Freeze. Dan terus terang saya suka sekali dengan pemilihan plot yang mulai disajikan dalam edisi keduanya ini. Tentang masalah kepercayaan (dari orang-orang yang dihidupkan oleh Ray) dan dilema moral (dari dalam diri Ray sendiri). Bukan sesuatu yang baru, tapi dengan latar cerita seperti ini jelas menarik untuk disimak kelanjutannya.

rk thefreeze2

Leave a Reply