Jajaran imprint Hill House Comics telah dibuka 3 minggu lalu melalui “Basketful of Heads” yang tampil mencekam. Akankah di lini keduanya, The Dollhouse Family, DC Comics selaku perusahaan yang membawahi Hill House Comics mampu mencetak kesuksesan yang sama? Gak pakai lama deh, cuss langsung simak sinopsis dan review singkat dari The Dollhouse Family #1 di bawah ini. Cekidot!
Sinopsis Komik *SPOILER*
On Alice’s sixth birthday, her dying great-aunt sent her the birthday gift she didn’t know she always wanted: a big, beautiful 19th-century dollhouse, complete with a family of antique dolls. In no time at all, the dollhouse isn’t just Alice’s favorite toy…it’s her whole world. And soon, young Alice learns she can enter the house to visit a new group of friends, straight out of a heartwarming children’s novel: the Dollhouse family. But while the Dollhouse family welcome her with open arms, in the real world, her family life is becoming much more complicated…and deep within the Dollhouse’s twisting halls, the black room waits, with an offer to Alice. The house can fix all this, the black room says. All she has to do is say the words…
Story: M.R. Carey
Art: Peter Gross, Vince Locke
Color: Chris Peter
Letter: Todd Klein
Judul Edisi: One By One Go Down
Tanggal Rilis: 13 November 2019
WARNING! Tulisan di bawah ini mengandung spoiler!
Inggris, tahun 1979. Di ulang tahunnya yang ke-enam, Alice mendapat kiriman kado dari tantenya Margaret Moyne. Sebuah rumah boneka abad 19 yang cukup besar dan keren. Ibunya, Kelly, tidak terlalu ingat akan saudaranya itu. Pun begitu, ia tidak terlalu memikirkan hal tersebut dan memperbolehkan Alice untuk menyimpan rumah boneka tersebut.
Tidak butuh waktu lama bagi Alice untuk jatuh cinta pada rumah bonekanya. Dengan enam boneka kecil yang ada di dalamnya, hampir setiap ia habiskan untuk bermain dengan mereka. Masing-masing boneka juga sudah ia beri nama. Bess, Codrwainer, Daniel, James, dan Peggy-O.
Di waktu yang bersamaan, justru hubungan kedua orang tuanya yang mulai retak. Penyebab utamanya adalah ayah Alice yang tidak mau mencari pekerjaan tambahan. Ia merasa cukup cakap sebagai tukang kayu dan hanya mau mengandalkan pemasukan dari usahanya itu, tanpa mempertimbangkan keuangan rumah tangga yang kembang kempis.
—
Tahun 1826, di Chil Mhantain, Country Wicklow. Joseph Kent bersama rekannya Will sedang ditugaskan untuk men-survey sebuah area perbukitan. Tanpa sengaja, mereka berdua menemukan sebuah gua yang tersembunyi. Joseph memutuskan untuk masuk ke dalam dan memeriksanya.
—
Tahun 1981. Hubungan yang buruk dengan suaminya membuat ibu Alice semakin tidak mempedulikan Alice. Ia lebih sering berdiam diri, tidak seperti dulu yang acap meluangkan waktu untuk bermain bersama Alice.
Saat sedang terdiam di depan rumah boneka, Bess, salah satu boneka di sana, mengungkapkan keresahannya atas apa yang sedang dialami Alice. Alice, yang sepertinya sudah sering berkomunikasi dengan Bess, terlihat biasa-biasa saja menanggapi hal tersebut. Bess lantas meminta Alice untuk mengucapkan sebaris kalimat agar ia bisa masuk ke dalam rumah boneka. Walau ragu, Alice mencoba mengucapkannya. Dan benar, tubuhnya tiba-tiba mengecil dan ia pun kini berada dalam rumah boneka.
Di dalam rumah boneka, Alice disambut hangat oleh Codrwainer, Daniel, James, dan Peggy-O. Bersama-sama mereka menghabiskan hari sementara di ruangan lain tampak ibu Alice untuk kesekian kalinya menjadi korban KDRT dari suaminya.
—
Tahun 1826. Joseph terus menyusuri lorong goa hingga akhirnya tiba di sebuah area yang cukup lapang. Tidak lagi sendiri, di hadapannya kini tampak sosok raksasa yang sedang terbaring.
—
Tahun 1982. Tensi di antara orang tua Alice masih belum juga mereda. Bess yang melihat Alice memperhatikan kedua orang tuanya dari dalam rumah boneka tiba-tiba menyebutkan tentang adanya kamar hitam di dalam rumah boneka, kamar yang diklaim bisa memberikan solusi bagi masalah orang tua Alice.
—
Tahun 1826. Joseph perlahan mendekati raksasa yang ada di hadapannya. Mendadak seorang wanita cantik muncul di belakang dan memintanya untuk menghentikan niatnya. Wanita tersebut memberitahu bahwa raksasa itu sudah tertidur dalam jangka waktu yang cukup lama di sana dan lebih baik mereka tidak membangunkannya.
Joseph tampak kebingungan dan mencoba menanyakan beberapa hal pada wanita tersebut. Alih-alih memberi jawaban yang jelas, wanita tersebut malah mengajak Joseph untuk ‘menidurinya’.
—
Tahun 1983. Saat bermain bersama Peggy-O dan Daniel, Alice baru mengetahui bahwa ketiga anak yang ada di dalam rumah boneka tersebut bukanlah saudara. Peggy-O memberitahu bahwa mereka semua tidak saling mengenal sebelum tiba di dalam rumah boneka. Dari Peggy-O juga, Alice akhirnya mengetahui dimana letak kamar hitam, yang ternyata bisa hilang dan muncul begitu saja.
Seperti sudah ditakdirkan, pintu kamar hitam muncul saat Alice tiba. Baik Daniel dan Peggy-O sama-sama sudah pernah masuk ke dalamnya sebanyak satu kali, sehingga mereka mempersilahkan Alice untuk masuk jika memang itu yang diinginkan.
Di dalam kamar hitam, seperti namanya, kondisi ruangan gelap total. Pun begitu, ada sebuah suara yang menyambut Alice. Ia juga tahu bahwa masalah yang dihadapi Alice adalah soal ayahnya. Suara tersebut menyatakan bahwa hanya tinggal menunggu waktu saja hingga ayah Alice membunuh ibu Alice. Ia pun menawarkan untuk mencegah hal itu terjadi. Syaratnya, jika Alice menyetujuinya, Alice tidak akan bisa keluar dari rumah boneka untuk selama-lamanya.
Karena Alice belum bisa menjawabnya, suara dari kamar hitam mempersilahkannya untuk berpikir sembari mengingatkan untuk segera mengambil keputusan. Ia juga mengeluarkan Alice dari rumah boneka.
—
Alice mendatangi ayahnya yang sedang merakit lemari. Tanpa diduga, perlahan Alice mengambil palu dari dalam kotak peralatan ayahnya dan menghantam kepala ayahnya dengan palu tersebut.
Dan jawabannya adalah YA. Yang satu ini malah lebih to the point lagi. Tanpa diberi waktu untuk merasa tegang, di penghujung halaman pikiran kita sudah dibawa untuk membayangkan apa yang baru saja dilakukan oleh Alice terhadap ayahnya sendiri. Tapi bisa jadi itu bukan Alice, melainkan manifestasi dari apa yang ada dalam kamar hitam. Sepertinya sih begitu, hehehe.
Yang masih menjadi pertanyaan adalah hubungan dari rumah boneka Alice dengan petualangan Joseph Kent, yang kemungkinan adalah bagian dari keluarga ibu Alice di masa lalu. Kakek moyangnya, kah? Entahlah, masih perlu ekstra petunjuk lagi untuk bisa menyimpulkannya. Yang jelas, tambahan misteri raksasa dan petualangan Joseph Kent menjadikan kisah horor seputar rumah boneka yang sebenarnya bukan sesuatu yang baru menjadi terasa lebih segar dan menarik untuk terus disimak.
Boleh setuju boleh tidak 😀
Leave a Reply