Review Komik The Beauty #2 (2015)

Kena penyakit kelamin tapi masih hepi? Itu yang terjadi di serial komik ini. Maklum, penyakitnya bukan penyakit mematikan kayak AIDS, melainkan bisa bikin penderitanya jadi lebih cakep atau lebih cantik. Seandainya beneran ada yang seperti ini pasti bakalan antri deh jadi penderita, hehehe. Sayangnya, pada suatu hari, salah satu penderita, yang disebut sebagai kaum The Beauty, tiba-tiba meledak begitu saja di sebuah kereta. Misteri ini menjadi tugas dari Beauty Crimes Task Force, yang dikepalai oleh Detektif Foster dan Detektif Vaughn. Apa yang sebenarnya terjadi? Benarkah ledakan tersebut adalah efek samping dari virus The Beauty? Ataukah ada pihak lain yang berada di belakangnya?

The Beauty #2 mengulik lebih lanjut misteri di balik meledaknya tubuh kaum The Beauty. Juga tentang efek berubahnya detektif Foster pasca terjangkit oleh virus tersebut di akhir cerita edisi perdana lalu. Berikut ini sinopsis dan reviewnya.

Sinopsis dan Review

thebeauty_2

The Beauty has transformed average people into beautiful people. But is it killing them too? Detectives Vaughn and Foster are close to learning the truth, and that puts them directly in harm’s way. Sometimes the truth isn’t pretty.

JUDUL EDISI: –
WRITER: Jason A. Hurley, Jeremy Haun
ART / COLOR: Jeremy Haun
TANGGAL RILIS: 16 September 2015

Pemerintah berusaha menutupi kasus meledaknya The Beauty dengan mengarang cerita mengenai kecelakaan listrik. Masalahnya, di sebuah acara berita live, pembawa acara yang sedang menyiarkan kasus tersebut tiba-tiba juga meledak kepalanya, sama seperti dengan yang dialami oleh wanita sebelumnya di dalam kereta api.

Detektive Kara Vaughn syok mengetahui detektive Foster yang mendadak terjangkit virus The Beauty. Terlebih dalam waktu dekat mereka harus membuat konferensi pers untuk memberikan pernyataan resmi mengenai kasus yang terjadi. Setelah mampir ke lab untuk mengecek perangkat yang kemarin mereka dapatkan dari Eddie Bennets (yang sejauh ini hanya dikenali sebagai alat semprot biasa), kapten (yang sampai sekarang belum jelas siapa namanya) menyuruh Foster pulang dan menenangkan diri terlebih dahulu.

100_06

Di rumahnya, Foster bercerita lebih lanjut tentang apa yang terjadi setelah ia terjangkit virus tersebut. Seperti apa yang terjadi dengan istrinya, Janna, dan juga barang-barang yang ia hajar untuk meluapkan emosinya. Vaughn menyarankan Foster untuk tinggal di hotel untuk sementara waktu. Ia menyanggupinya, sekaligus mengungkapkan kecurigaannya pada Brandon (agen Center for Disease Control yang mereka temui sebelumnya).

Di suatu tempat, agen Brandon bertemu dengan seorang senator yang ternyata adalah bosnya. Dari percakapan mereka, terkuak fakta bahwa mereka sudah menciptakan obat / penyembuhan untuk menangani virus The Beauty, tapi belum bisa dipasarkan karena tidak mendapat ijin dari F.D.A. (Food And Drug Administration). Saya masih belum jelas apakah pihak mereka yang sengaja membuat The Beauty meledak atau memang benar bahwa meledaknya mereka adalah efek samping dari virus tersebut. Yang pasti, pak senator meminta Brandon untuk menghandle detektive Foster dan Vaughn agar tidak merusak rencana mereka. Fakta lain, si senator juga bekerja untuk seseorang yang jabatan atau posisinya lebih tinggi lagi.

Malam harinya, Foster dan Vaughn membobol masuk ke sebuah kantor (milik Brandon?). Di tempat tersebut mereka menemukan dokumen-dokumen kasus peledakan The Beauty, yang terjadi sudah terjadi sejak lama. Tidak hanya di wilayah mereka saja, melainkan juga di berbagai penjuru dunia.

100_17

Esok harinya, saat konferensi pers, Foster mencoba untuk membocorkan fakta yang sebenarnya. Namun masih dapat dicegah oleh kapten dan Brandon. Foster mengkonfrontasi apa yang ia ketahui semalam dengan Brandon, tapi Brandon membantahnya dan meminta mereka pulang. Di pelataran parkir (bawah tanah), saat akan masuk ke dalam mobil, tiba-tiba muncul beberapa orang bersenjata yang menembaki mereka. Foster terluka dan keduanya kini berada dalam posisi terjepit.


Satu demi satu petunjuk dan fakta mengenai The Beauty, plus kasus peledakan yang terjadi, mulai terungkap. Salah satu yang menarik adalah tidak dibutuhkan waktu lama bagi virus tersebut untuk aktif. Seperti yang terjadi pada detektif Foster; hanya dengan satu kali berhubungan badan dengan istrinya (yang juga baru saja terjangkit tanpa ia sadari), esok harinya ia sudah berubah. Pantes aja di edisi lalu disebutkan adanya layanan-layanan prostitusi yang khusus disediakan bagi yang ingin terjangkit virus The Beauty, ternyata karena bisa langsung dibuktikan efeknya dalam waktu beberapa jam saja setelah ML…

rk thebeauty2
The Beauty #2 (2015)
  • Story
  • Art (Pencil, Ink, Colors)
  • Element of Surprise
  • Recommended Reading
4.1

Review Komik

Setelah edisi pilot yang banyak mendapat pujian, syukurlah soliditas cerita di edisi kedua kali ini tetap terjaga. Fakta baru muncul, bersanding dengan misteri yang baru. Sayang plot cerita tentang pihak yang memanfaatkan epidemik untuk memasarkan obat dan mengeruk untung sudah agak basi. Semoga saja sih ada sesuatu yang lebih dari itu. Oh ya, juga entah mengapa, meski sama-sama keren dan berkualitas, saya lebih suka art pada edisi perdana ketimbang yang ini. Mungkin karena banyak adegan yang TKP-nya di dalam ruangan, sehingga agak monoton latarnya.

Sending
User Review
0 (0 votes)

Leave a Reply