Well, tidak ada major title dari penerbit DC Comics yang rilis minggu ini. Daripada nganggur, saya review aja edisi spesial Suicide Squad: War Crimes ini, yang sebetulnya juga gak bagus-bagus amat sih, hehehe. Tapi gak apa-apa lah, one-shot ini. Sebetulnya ada dua komik dari penerbit lain yang masuk dalam daftar review. Yang pertama ada “Generation Zero”-nya Valiant. Baru sempat baca sekilas dan keliatannya keren. Dan yang kedua adalah “The X-Files: Origins” dari IDW. Sebagai fans berat serial X-Files, saya nyesel baru tau ada miniseri yang menceritakan Fox Mulder saat masih kecil (dan kebetulan minggu ini tamat di edisi #4). Tunggu deh review dan sinopsis kedua seri tersebut di Curcol.Co. Sekarang kita simak dulu yuk sinopsis komik Suicide Squad: War Crimes Special #1. Cekidot!
Sinopsis Komik *SPOILER*
When a retired American politician is taken to Europe and tried for alleged war crimes, the USA must recover him from an allied nation before terrible truths are revealed. Enter the Suicide Squad, who storm the Hague itself to save America from her own dark secrets. The writer who started a revolution, John Ostrander returns to the Suicide Squad for the first time in a decade to tell one of his boldest and bloodiest stories ever.
Story: John Ostrander
Art: Gus Vazquez, Carlos Rodriquez
Color: Gabe Eltaeb
Letter: Nate Piekos of Blambot
Judul Edisi: War Crimes
Tanggal Rilis: 31 Agustus 2016
George Carmody, pensiunan politikus Amerika Serikat yang sempat menjabat sebagai menteri pertahanan, baru saja menjalani interview di sebuah stasiun TV saat tiba-tiba sekelompok orang yang menamakan diri mereka Strikeforce Ueropa menyerang para bodyguardnya dan menculiknya. Tujuan mereka ternyata adalah untuk membawa Carmody ke International Criminal Court (Pengadilan Pidana Internasional) di Netherland, Belanda, sebagai terdakwa atas kejahatan perang. Faktanya, ia MEMANG bersalah dalam mengambil keputusan di Gulf War (Perang Teluk) sehingga hadirnya di pengadilan bisa berakibat bocornya rahasia-rahasia negara lainnya yang terkait.
Seperti biasa, karena tidak mungkin bagi pihak AS untuk terang-terangan mengambil kembali Carmody dari tanah Belanda, Amanda Waller dan pasukan khususnya-lah yang ditugaskan. Di sebuah ruang pertemuan, di penjara Belle Reve, Lousiana, ia menjelaskan hal tersebut pada anggota-anggota Task Force X a.k.a Suicide Squad yang terpilih dalam misi kali ini. Ada Harleen Quinzel alias Harley Quinn, Chato Santana alias El Diablo, Floyd Lawton alias Deadshot, Digger Harkness alias Captain Boomerang, Mad Dog, dan tentu saja, Rick Flag, pemimpin mereka.
Tidak mempedulikan Captain Boomerang, Mad Dog, dan Harley Quinn yang sibuk baku sindir, Waller melanjutkan penjelasannya. Kini mengenai Strikeforce Europa, yang merupakan sekumpulan tentara bayaran. Mereka terdiri dari Angelique Ducroix (Angel), Kavga, Rosa Heitzman (Schatten), Derek Crowe (Lionheart), serta Gabriella Rossietti (Guerrieroa). Mengingat bodyguard Carmody adalah para eks pasukan militer, kemampuan Angel dkk yang bisa melumpuhkan mereka dalam hitungan detik jelas tidak bisa diremehkan.
Sebagai penutup, Waller menjelaskan bahwa hampir tidak mungkin untuk membebaskan Carmody dari dua gedung tempat ia berada, gedung tahanan dan gedung pengadilan, saking ketatnya sistem pertahanan di sana. Yang paling memungkinkan adalah mencegat konvoi yang membawanya dari gedung tahanan ke gedung pengadilan, yang berjarak 1.5 km dan hanya berdurasi 3 menit. Semua anggota Suicide Squad menganggap itu sebagai misi bunuh diri, hil yang mustahal. Tapi Waller mengingatkan adanya bomb yang tertanam di kepala mereka sehingga mereka pun terdiam dan menuruti perintah Waller.
Empat hari kemudian, sidang pengadilan Carmody akan segera dilaksanakan. Iring-iringan yang membawanya menuju gedung ICC (International Criminal Court) mulai berjalan. Di depan gedung ICC, Harley Quinn, Captain Boomerang, El Diablo, dan Mad Dog berniat untuk menerobos masuk, namun dihadang oleh Strikeforce Europa. Pertarungan pun tak terelakkan.
Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, Angel menghubungi petugas konvoi dan memerintahkan untuk kembali gedung tahanan. Tanpa disangka, Rick Flag dan Deadshot ada di antara petugas konvoi. Dengan mudah mereka melumpuhkan petugas-petugas lainnya. Flag lantas menginstruksikan tim Harley untuk mundur menuju lokasi rendezvouz. Bergegas Harley, Captain Boomerang, dan El Diablo masuk kembali ke dalam van mereka. Sayangnya, Mad Dog yang terluka tidak dipedulikan oleh Captain Boomerang, yang sedari awal tidak menyukainya. Ia yang tertinggal dan hendak dibunuh oleh Guerrieroa pun terpaksa diledakkan oleh Waller. Guerrieroa yang berada tepat di belakang Mad Dog ikut serta menghembuskan nafas terakhirnya.
Flag dan Deadshot tiba-tiba mendapat halangan tak terduga. Ada Shado dari Black Mountain, perusahaan security yang bertanggungjawab atas keselamatan Carmody, yang melumpuhkan keduanya dengan dua serangan anak panahnya. Dengan tenang ia lalu mengeluarkan Carmody dan membawanya masuk ke mobil lain yang sudah disediakan Black Mountain.
Rombongan Harley tiba tak lama kemudian, tepat di saat sebuah helikopter yang diduga sebagai alat transportasi pelarian Carmody melintas. Berhubung pihak kepolisian dan Strikeforce Europa terlihat mendekat ke arah mereka, Flag memerintahkan Harley dkk untuk menuju tempat helikopter tersebut mendarat. Baik Flag maupun Deadshot yang sedang menyamar sama sekali tidak dicurigai oleh Angel. Flag malah disuruh mengambil mobil dan agar bisa ikut mengejar helikopter tersebut, sedang Deadshot yang terluka dipersiapkan untuk masuk ke ambulans. Dengan cerdas, mobil yang diambil Flag adalah ambulans.
Di lokasi helikopter, Carmody sudah dipindahkan ke dalamnya dan helikopter bersiap untuk melaju. Di tengah hujan peluru yang ditembakkan oleh tentara Black Mountain, Captain Boomerang berhasil menggunakan senjatanya untuk menjatuhkan helikopter tersebut. Dengan kekuatan apinya, El Diablo lantas membuat dinding api untuk mencegah pihak kepolisian dan Strikeforce Europa yang juga sudah tiba di TKP untuk ikut campur, sementara Harley berusaha mengeluarkan Carmody dari helikopter.
Usaha Harley dicegah oleh Shado, sedangkan Kavga, salah satu anggota Strikeforce, tanpa kesulitan berhasil menerobos dinding api yang dibuat El Diablo. Captain Boomerang lagi-lagi berjasa dengan memukul mundur Kavga, memberikan ruang bagi ambulans yang digunakan Deadshot dan Flag. Sesaat kemudian Harley datang dengan membawa Carmody yang dengan syok mengatakan bahwa Harley tidak henti-hentinya mengajar wanita ninja dengan pemukul baseballnya.
Pelarian mereka pun berlanjut dengan menggunakan ambulans. Tujuannya adalah dermaga, dimana sudah ada kapal boat menanti mereka. Untuk memperlambat pengejaran, El Diablo membakar mobil polisi yang mendekati mereka, lengkap beserta dermaganya. Dengan hadirnya badai di laut, mau tidak mau usaha Strikeforce Europa dalam mendapatkan kembali Carmody harus berakhir. Carmody, dan anggota Suicide Squad lainnya, pun tiba dengan selamat, kembali di tanah Amerika. Walaupun pada akhirnya ia tetap saja mati di tangan Waller, yang sedari awal memang berniat untuk membunuhnya agar rahasia pemerintah AS tidak lagi terancam oleh keberadaannya. Hanya saja, pembunuhan Carmody tetap harus dilakukan di tanah Amerika agar kematiannya tidak menimbulkan ‘efek samping’.
Istilah kesan pertama yang menentukan segalanya mungkin benar adanya. Meski dari segi action cerita pada War Crimes cukup seru, namun dari sisi Suicide Squad-nya sendiri saya langsung ilfil melihat adegan para anggota Task Force X terpilih, yang semestinya bukan sedang menjalani misi pertama mereka, marah pada Amanda Waller karena dianggap memberikan misi yang mustahil. Lah, bukankah selama ini misi yang mereka jalani adalah seperti itu? Itu pun mereka tidak komplain lagi begitu diingatkan akan adanya bom di kepala mereka. Aneh.
Saya sangat menyayangkan noda sepele di atas bisa muncul dari penulis John Ostrander, satu dari tiga penulis yang mempelopori versi modern dari serial Suicide Squad. Tapi setidaknya, satu ciri khasnya dimunculkan di War Crimes — membunuh salah satu anggota Suicide Squad. Di edisi-edisi Suicide Squad besutannya dulu, Ostrander memang tidak jarang membuat anggota Suicide Squad menutup mata. Sang pemimpin Rick Flag pun pernah menjadi korbannya. Hal ini membuat cerita menjadi makin seru karena baik major maupun minor character sama-sama ada di posisi aman jika ia yang menulis naskahnya.
Overall, this could be a great one-shot comic. Saya yakin reviewer lain akan memberikan poin lebih pada komik ini. Namun untuk saya pribadi, keanehan di awal sudah membuat saya ilfil terlebih dahulu dan kurang bisa menikmati kelanjutan ceritanya.
Suicide Squad: War Crimes Special #1 (2016)
- Story
- Art (Pencil, Ink, Colors)
- Element of Surprise
- Recommended Reading
Review Komik
Good one-shot comic from ‘legendary’ Suicide Squad comic’s writer. Sedikit flaw di awal cerita, could be better lah seharusnya. Tapi overall layak untuk dibaca karena dari sisi action lumayan seru.
Leave a Reply