Sejak secara tidak langsung dijanjikan akan hadirnya Sinister Six di seri komik Spidey, saya jadi penasaran dan terus menunggu realisasinya. Faktanya, beberapa edisi telah berlalu semenjak itu dan belum ada kemunculan kelompok villain yang menjadi musuh bebuyutan Spider-Man itu. Di edisi #9 lalu memang Kraven The Hunter muncul. Tapi ia tampil solo, dengan sedikit penampakan Doc Ock di akhir cerita, yang gosipnya sedang mengumpulkan data kekuatan Spider-Man dari aksi pertarungannya melawan Kraven. Di edisi #10 ini lagi-lagi saya harus gigit jari karena yang maju ke tampil adalah Captain America. Jelas bukan Sinister Six lawannya. Seperti apa ceritanya? Cekidot bae lah setelah pesan-pesan berikut ini.
Sinopsis Komik *SPOILER*
Spidey versus Captain America! Nah, just kidding. Spidey teams up with Captain America! What sort of ropes will Spidey learn from the Living Legend
Story: Robbie Thompson
Art: Nathan Stockman
Color: Jim Campbell
Letter: VC’s Travis Lanham
Judul Edisi: Bad Reputation
Tanggal Rilis: 7 September 2016
Spider-Man sedang galau memikirkan warga kota yang masih saja tidak mempercayainya hingga sekarang. Itu semua berkat ulah Jonah Jameson dan harian Daily Bugle-nya, yang kerap memberitakan hal negatif mengenai Spider-Man. Apapun yang Spider-Man lakukan, pasti diberitakan ia telah berbuat jahat. Efeknya sampai ke hal yang sepele, saat ia menolong mengambilkan kucing yang tidak bisa turun dari pohon, anak kecil pemilik kucing justru menangis karena mengira Spider-Man bakalan nyulik itu kucing. Apes tenan, son.
Saat sedang mencari alternatif cara untuk memperbaiki reputasinya, Captain America muncul di hadapannya. Setelah saling berkenalan, Captain America yang saat itu sedang patroli mengajak Spider-Man untuk ikut dengannya. Bersama mereka pun membantu warga yang kesusahan. Mulai dari mengganti ban mobil yang kempes, membawakan kantong belanjaan, hingga mengobati anak kecil yang terjatuh.
Usai menolong orang-orang yang terperangkap dalam kebakaran gedung, Captain America menanyakan mengapa Spider-Man melakukan semua hal ini. Spider-Man menjawab dengan kata-kata Uncle Ben, tentang tanggung jawab besar yang datang bersama dengan kekuatan besar. Captain America menyukai jawaban tersebut. Spider-Man hendak berbalik menanyakan sesuatu pada Captain America, namun mendadak spider-sense-nya bergetar dan benar, dari belakang bereka muncul pasukan kuning A.I.M. (Advanced Idea Mechanics) yang tanpa basa-basi memberondong mereka dengan tembakan.
Tidak butuh lama bagi keduanya untuk mengalahkan mereka. Musuh utama pun muncul, M.O.D.O.K, si kepala besar. Karena lengah, serangan mental M.O.D.O.K. berhasil melemparkan Spider-Man dan Captain America hingga masuk ke sebuah gedung. Pertempuran berlanjut. Kali ini, karena sudah siap, Captain America bisa dengan mudah mengalahkan M.O.D.O.K. Pun demikian dengan Spider-Man yang kebagian membereskan kroco-kroconya.
Setelah menyerahkan mereka pada pihak berwajib, Captain America menanyakan apa yang sebelumnya hendak ditanyakan Spider-Man. Ternyata Spider-Man bertanya mengapa banyak orang mencintai Captain America. Ia lalu menjawab, bahwa reputasi itu bisa datang dan pergi. Kita bisa menjadi orang baik, bisa juga dicap sebagai orang jahat. Yang terpenting adalah apa yang kita lakukan setelah itu. Spider-Man pun pergi sembari memikirkan kata-kata tersebut.
Esok harinya, saat sedang lari pagi, Captain America tidak sengaja membaca headline koran Daily Bugle, yang menyatakan bahwa Spider-Man adalah antek A.I.M dan kemarin baru saja terlihat sedang berlatih dengan mereka. Captain America menjadi geram dan langsung mendatangi kantor Daily Bugle. Di hadapan Jonah Jameson ia menjelaskan bahwa Spider-Man-lah yang membantunya menangkap M.O.D.O.K dan A.I.M sehingga jelas ia bukan penjahat. Jameson tidak bisa berkata apa-apa dan menuruti kata-kata Captain America untuk meralat berita sebelumnya.
Keesokan harinya, berita yang sesungguhnya muncul dan Spider-Man bergelantungan di depan jendela Jameson sembari memamerkan koran Daily Bugle dan memberikan tanda OK dengan tangannya. Jameson, dengan kumis yang telah dicukur, melihatnya dengan wajah kesal.
Meski agak aneh melihat sosok Captain America yang super kekar di sini, tapi saya cukup senang melihat karakternya yang bertolak belakang dengan Iron Man / Tony Stark yang beberapa edisi lalu ditemui oleh Spider-Man. Ia bahkan tidak segan untuk membantu menyelesaikan satu masalah yang selama dihadapi oleh Spider-Man. Setidaknya ada satu perkembangan poin cerita yang signifikan. Semoga saja untuk selanjutnya juga demikian, tidak sekedar menghadirkan satu musuh dan mengalahkannya dengan metode yang sama — serang – kalah – dapat ide – serang lagi – menang…
Spidey #10 (2016)
- Story
- Art (Pencil, Ink, Colors)
- Element of Surprise
- Recommended Reading
Review Komik
Well, konsep cerita masih sama dengan edisi-edisi pendahulunya. Tapi setidaknya, ada sedikit perkembangan dari cerita utama, dimana harian Daily Bugle tidak lagi menulis Spider-Man sebagai penjahat. Semua berkat campur tangan Captain America. Pertanyaannya, apakah di edisi berikutnya (dan seterusnya) akan seperti itu? Atau akan kembali seperti semula lagi, mengingat Jonah Jameson memang sengaja memposisikan si manusia laba-laba sebagai penjahat untuk mendongkrak oplah korannya. Jika yang terjadi adalah yang kedua sepertinya memang benar-benar harus pensiun ngikutin serial komik ini…
Leave a Reply