Review Komik Infidel (Image Comics, 2018)

Salah satu yang saya suka dengan penerbit Image Comics adalah tema judulnya yang bervariasi. Termasuk yang sensitif terhadap issue-issue sosial. Yang satu ini di antaranya, “Infidel”. Ditulis oleh Pornsak Pichetshote, komik bergenre horor ini mengangkat tema xenophobia (ketakutan terhadap orang atau hal asing) yang dibumbui elemen makhluk-makhluk dari dunia lain. Subyek ‘orang asing’ yang dieksplor di sini rasanya bakalan heboh seandainya saja komik ini terbit di Indonesia (yang untungnya tidak) karena, ya, berkaitan dengan agama Islam alias muslim. Sebelum dibahas lebih jauh, kita simak dulu deh sinopsis singkatnya untuk Infidel #1, edisi perdana dari seri komik tersebut. Cekidot.

Sinopsis Komik *SPOILER*

infidel 1

A haunted house story for the 21st century, INFIDEL follows an American Muslim woman and her multiracial neighbors who move into a building haunted by entities that feed off xenophobia.

Story: Pornsak Pichetshote
Art: Aaron Campbell, José Villarrubia
Judul Edisi:
Tanggal Rilis: 14 Maret 2018

Saat sedang terbaring di tempat tidur, Aisha merasakan ada sesuatu yang menghampirinya. Ia pun kaget begitu mengetahui ada sosok berwarna putih dengan wajah seram merangkulnya dari belakang. Reflek ia melompat turun dari tempat tidur (dengan tanpa sengaja menjatuhkan gelas minum yang ada di meja) dan merangkak ke sudut tembok. Perlahan sosok seram tersebut menghampirinya dan Aisha mulai tak sadarkan diri.

Tak lama ia terbangun dan mendapati dirinya sudah kembali berada di tempat tidur. Aisha lega karena itu hanyalah mimpi. Namun di sisi lain ia agak bimbang karena melihat gelas minum miliknya tergeletak di lantai dalam kondisi pecah.

Aisha sedang bersama dengan Kris, anak tirinya, dan Leslie, ibu mertuanya. Setelah Kris pergi, Leslie berniat untuk mengajarkan pada Aisha cara membuat roti ham panggang (baked ham) kesukaan Tom, suami Aisha. Aisha langsung terdiam. Di saat yang sama, Tom masuk dan kesal karena ia sudah pernah memberitahu ibunya bahwa Aisha, sebagai muslimah, tidak boleh mengkonsumsi babi. Leslie mengaku lupa, tapi Tom yang sudah emosi menganggap ibunya hanya berpura-pura lupa saja dan sedari awal berniat untuk ‘meracuni’ keyakinan Aisha.

Menemui Tom di luar, Aisha mempertanyakan sikap Tom terhadap ibunya karena sebelumnya mereka baik-baik saja. Tom berdalih bahwa memang ibunya yang punya niat jahat untuk memanipulasi pikiran Aisha. Ia pun meminta agar Aisha tidak mempercayai ibunya itu.

Aisha menemui sahabatnya, Medina, di sebuah masjid. Setelah menceritakan yang barusan terjadi, Medina menyatakan dukungannya terhadap Tom. Ia mengingatkan bahwa dulu Kris pernah bermain-main dan memakai hijab Aisha, dan saat itu juga Leslie langsung memarahinya dan melepaskan hijab tersebut sambil mengatakan hal-hal yang bersifat rasis. Aisha membalas bahwa ia sudah tidak mempedulikan hal tersebut.

Beralih pembicaraan, Medina menanyakan apakah ibu Aisha sudah pernah menghubunginya lagi. Ternyata tidak. Semenjak ia memutuskan untuk menikah dengan Tom, seorang non-muslim, ibu Aisha sudah menganggapnya bukan anaknya lagi. Apalagi saat itu Aisha juga sudah tidak mengenakan hijabnya lagi.

Sebelum berpisah Medina mengingatkan agar Aisha tetap berhati-hati, terlebih dengan sejarah masa lalu yang berkaitan dengan bangunan apartemen yang ia tempati saat ini.

Kembali ke apartemen, Aisha menyapa salah seorang penghuni yang kebetulan hendak masuk ke kamarnya, Mr. Fields. Tanpa berkata apa-apa, Mr. Fields langsung masuk ke dalam kamarnya dan membanting pintu keras-keras.

Kamar tempat tinggal Aisha ternyata ada di lantai paling atas. Sementara bangunan itu sendiri merupakan bekas ‘tempat pembantaian’. Menuju ke lantai atas, ada beberapa lantai yang dibiarkan kosong tak berpenghuni.

Saat sedang mendaki tangga, Aisha mendengar ada suara aneh dari balik salah satu kamar apartemen yang terbengkalai. Penasaran ia mendekatinya. Yang dilihatnya kemudian membuat kaget, wajah besar yang menyeramkan dengan bulu-bulu putih beterbangan di sekitarnya.

Di saat yang sama Tom muncul. Aisha memberitahunya tentang hal tersebut tapi Tom tidak melihat apa-apa. Tom lantas memberitahunya bahwa alasannya bersikap anti terhadap ibunya sendiri adalah karena ia tahu belakangan ini ibunya mencoba untuk mencari cara untuk mengadopsi Kris. Tom tidak ingin itu terjadi, sehingga ia sebenarnya ingin mereka cepat-cepat meninggalkan tempat tersebut. Aisha meminta agar Tom bersabar dan percaya kepadanya.

Suatu malam, Aisha sedang sendiri di rumah bersama Kris. Leslie sedang bepergian, sementara Tom diam-diam menemui Medina dan minta agar ia mau membantunya menjaga Aisha selama beberapa hari ke depan karena ia hendak bepergian untuk urusan pekerjaan. Satu fakta lagi terungkap, bahwa bangunan yang ditempati oleh Aisha, yang disebut sebagai ‘tempat pembantaian’, ternyata dulunya pernah ada peledakan bom di sana. Dan pelaku peledakan tersebut sempat membuka situs ISIS.

Kembali ke Aisha. Listrik di apartemennya tiba-tiba mati. Mengira Tom sudah pulang, Aisha menghampiri ruang kerja Tom. Ia pun kaget saat mendapati ada sosok pria tanpa pakaian berwarna merah dengan tubuh yang tidak beraturan sedang menatap ke arahnya dan mengata-ngatainya. Dengan penuh ketakutan, Aisha pergi menghindar dari sosok yang kemudian mencoba menyerangnya itu. Berharap itu hanya mimpi, Aisha terdiam sambil mengatakan dalam hati pada dirinya sendiri untuk segera bangun.

Mengatahui ada suara-suara yang mendekatinya, dengan cepat Aisha meraih pisau yang ada di dekatnya dan menghujamkannya ke arah sumber suara. Tanpa disangka, yang muncul adalah Leslie. Untungnya pisau tersebut tidak mengenai tubuhnya dan hanya mantelnya saja. Terlihat syok, perlahan Leslie mengambil pisau yang sudah dijatuhkan oleh Aisha.


Oke, niatnya hanya sinopsis singkat, tapi ternyata jadi panjang juga, hehehe. Harap maklum, terbawa suasana karena menurut saya pribadi ceritanya benar-benar apik dan terasa tegang. Terlebih Pornsak cukup pandai untuk membuka misteri yang ada secara perlahan, disesuaikan dengan alur cerita. Kalau pun ada yang harus diprotes adalah gambarnya. Saya gak doyan komik dengan art seperti di “Infidel” ini soalnya, suka jadi bingung sendiri dengan panel yang ada.

Kembali ke tema komik. Saya pribadi termasuk orang yang open minded untuk urusan agama, jadi tidak terlalu mempermasalahkan apa yang diangkat oleh Pornsak dalam “Infidel”. Namun mungkin bagi sebagian orang yang sensitif, sosok seorang muslimah yang meng-halusinasi-kan (atau sungguh-sungguh melihat?) berbagai sosok hantu atau makhluk-makhluk seram itu rasanya bakal menjadi masalah. Yah, semoga saja sih tidak ada yang protes dengan komik ini. Khawatir kalau nantinya harus berhenti di tengah jalan hanya karena ada pihak-pihak yang tidak berkenan…

Pada saat artikel ini ditulis, “Infidel” sudah terbit hingga edisi keduanya. Rencananya akan ada 5 edisi yang diterbitkan. Teman-teman yang berminat membacanya bisa mencarinya di situs-situs penyedia komik bajakan 😀 atau membeli versi digitalnya di Comixology melalui tautan berikut ini.

rk infidel

Leave a Reply