Jelas tidak hanya saya, kebanyakan penggemar komik (yang sudah membaca serial ini) kini jatuh hati pada Huck. Millar sukses menggabungkan tiga kepribadian yang berbeda dalam sosok pria ini — Superman (kekuatan super), Po
‘Kungfu Panda’ (badan yang tinggi besar, lugu), serta Forrest Gump (polos, empati tinggi). Kehadirannya mampu jadi pembeda di antara komik-komik superhero yang belakangan seolah melupakan unsur cerita dan hanya mementingkan aksi pertarungan saja.
Sejujurnya, pada edisi Huck #3 lalu, saya mulai khawatir dengan kelanjutan (mini)seri komik ini (yang sepertinya bakal tamat di edisi #6). Ceritanya sudah mulai bisa ditebak. Namun untungnya, Millar sukses mengembalikan kepercayaan saya pada Huck di edisi ini. Kok bisa? Ya bisa, karena… simak sendiri deh sinopsis ceritanya di bawah ini, hehehe. Jangan lupa, ada spoilernya ya 🙂
Sinopsis Komik
New revelations about Huck’s origins come to light!
Story: Mark Millar
Art: Rafael Albuquerque
Color: Dave McCaig
Tanggal Rilis: 17 Februari 2016
Cerita dibuka dengan flashback ke Siberia di tahun 1981, dimana wanita yang kita lihat sebelumnya di edisi #2 — yang kemungkinan besar adalah ibu dari Huck — sedang dalam pengejaran oleh pihak militer. Ia akhirnya berhasil lolos setelah menceburkan diri ke dalam air dan menyelam menjauh.
Kembali ke masa kini, di Maine, Tom sedang berbincang dengan Huck dan keluarga Huck, menceritakan tentang asal usul ibu mereka dan tentunya juga tentang Tom dan Huck yang merupakan anak kembar. Alkisah, pihak Rusia dan Amerika sedang berusaha untuk menciptakan super soldier, namun usaha mereka belum mendapatkan hasil yang berarti. Hingga suatu saat pemerintah Rusia mendengar keberadaan seorang gadis berusia 16 tahun yang tidak hanya memiliki kekuatan fisik dan stamina kuat, melainkan juga kemampuan cenayang — mampu membuat orang menuruti perintahnya dengan cara menyentuhnya.
Mereka kemudian membawanya ke laboratorium untuk dianalisa dan dicaritahu sumber kekuatannya. Meski awalnya nurut-nurut aja, si gadis kemudian merasakan keberadaan janin kembar dalam tubuhnya (tidak diceritakan kenapa ia bisa hamil) sehingga ia memutuskan untuk kabur dengan cara memperalat salah satu kepala ilmuwan yang ada di lab. Seperti yang sudah digambarkan di halaman-halaman pembuka, ia berhasil kabur. Di dalam pelariannya ia sempat melahirkan kedua anaknya, menyerahkannya pada dua orang tua angkat yang berbeda tempat agar tidak terdeteksi oleh pihak Rusia, dan kini tinggal di Vermont.
Tom lalu mengajak Huck untuk mencari tahu keberadaan ibu mereka karena ia sendiri sudah kehilangan kontak. Dengan memanfaatkan kemampuan Huck untuk melacak seseorang hanya dengan berdasarkan nama mereka, keduanya pun berangkat menuju TKP dengan menggunakan truk milik bos Huck di POM bensin tempat ia bekerja.
Setelah perjalanan yang sempat beberapa kali terhenti karena ada kejadian ‘darurat’ — termasuk membantu menyeberangkan kawanan bebek :v — keduanya pun tiba di rumah Anna Polina Mariana Kozar, wanita yang diduga sebagai ibu Huck. Dengan bersemangat Huck menyampaikan bahwa kedua anaknya telah tiba, namun ternyata Anna menjawab bahwa ia hanya memiliki SATU orang anak. Belum sempat Huck bereaksi dengan jawaban mengejutkan tersebut, dari belakang Tom sudah melumpuhkannya dan juga mendorong Anna.
Tanpa diduga, Tom ternyata anak buah Prof. Orlov, yang diam-diam mengikuti road trip mereka. Mereka pun kemudian membawa Anna pergi.
Okay, I didn’t see that coming. Well, mungkin ada sedikit kecurigaan akan berakhir seperti ini, tapi Millar menyajikan pengalihan isu yang cukup berhasil dengan penggambaran hubungan yang seolah menyatu antara Huck dan Tom. ‘Kakaknya’ ini seolah benar-benar sudah paham akan kepribadian Huck dan jelas bukan hanya Huck yang tertipu, melainkan saya juga, hehehe. Dan itu suer, kejadian darurat #3 yang nyeberangin bebek, sepertinya bakal jadi momen element of surprise paling nendang yang pernah saya temui di komik.
Huck #4 (2016)
- Story
- Art (Pencil, Ink, Colors)
- Element of Surprise
- Recommended Reading
Review Komik
Jika benar serial ini bakal berakhir dalam enam edisi, maka issue yang satu ini sukses menjadi titik balik cerita. Setelah tensi cerita yang menurun dan predictable di edisi sebelumnya, kini kita dibikin penasaran dan gemes dengan apa yang bakal terjadi selanjutnya. Bravo Millar, this probably will be one of your best book ever.
Leave a Reply