Review Komik Grimm Fairy Tales #57 (Zenescope, 2011)

Di cerita sebelumnya, berhasil lolos dari Goblin Queen tidak serta merta membuat dunia Sela damai. Morrigan ternyata sejak awal berniat menggunakan kunci limbo untuk kembali ke bumi.

Sela sempat memohon untuk diperbolehkan ikut dengannya. Morrigan menolak. Sebagai gantinya, ia memberi petunjuk agar Sela menemui seorang pendeta wanita bernama Druanna yang ada di kota Tallus.

Permasalahannya, kota Tallus kini menjadi target dari Orcus dan pasukannya.

Apa yang akan terjadi selanjutnya? Simak yuk kelanjutan kisahnya dalam sinopsis komik Grimm Fairy Tales #57 berikut ini.

WARNING! Tulisan di bawah ini mengandung spoiler!

Tentang Grimm Fairy Tales #57

cover grimm fairy tales 57

cover grimm fairy tales 57

Grimm Fairy Tales present the classic fairy tale Diamonds and Toads. Fresh from her battle with Goblin Queen Sela now has to deal with the wizard’s pupil Gruel. Long before he became trained in the art of magic Gruel suffered an evil curse. A curse that would scar him for life and set him on a path of revenge against everything pure or beautiful in the world. His life’s goal is destruction and Sela is next on the list.

Story: James Pattrick
Art: Jordan Gunderson & John Toledo
Color: Studio Cirque & Jeff Balke
Letter: Bernie Lee
Judul Edisi: Diamonds and Toads
Tanggal Rilis: 23 Maret 2011

Alur Cerita / Sinopsis Komik

Sementara pasukan Orcus mempersiapkan diri untuk menyerang kota Tallus, Sela dan Blake mengawasi dari kejauhan.

Tak lama Bolder datang. Dari hasil pengamatannya, agar tidak langsung berhadapan dengan Orcus dan anak buahnya, mereka harus mengambil jalan memutar melewati tanah pertanian.

Gruel sendiri sudah tidak sabar untuk balas dendam pada Sela. Orcus mengetahui hal itu dan meminta Gruel untuk menahan diri. Saatnya pasti akan tiba bagi Gruel untuk membunuh Sela.

Pada jaman dahulu kala, seorang wanita menikah dengan duda yang memiliki seorang putra bernama Arthur. Wanita itu adalah ibu Gruel.

Sehari-hari, ibu Gruel tidak pernah mau membantu pekerjaan suaminya. Kegiatannya hanya ongkang-ongkang kaki di rumah. Semua pekerjaan dilakukan oleh suaminya dan juga Arthur.

Sifat Gruel pun tidak jauh berbeda.

Beberapa waktu kemudian, ibu Gruel diam-diam meracuni suaminya hingga meninggal. Mau tidak mau Arthur yang kini melanjutkan pekerjaan ayahnya sekaligus mengurusi urusan rumah tangga.

Suatu hari, dalam perjalanan pulang usai mengambil air di sungai bersama Gruel, Arthur memberikan air di embernya pada seorang wanita tua yang kehausan.

Tanpa disangka, wanita tersebut tiba-tiba berubah menjadi peri. Dan sebagai balasan atas kebaikan Arthur, maka setiap kali Arthur berucap akan keluar berlian dari mulutnya.

Sekembalinya ke rumah, ibu Gruel yang mengetahui hal itu memaksa Arthur untuk terus menerus berbicara. Arthur menolak.

Kesal, ibu Gruel memaksa Gruel untuk membunuh Arthur. Walau sempat menolak, Gruel tidak kuasa melawan ibunya.

Setelah Arthur tewas, ibu Gruel meminta Gruel untuk melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan Arthur.

Sela dkk tiba di rumah petani yang sebelumnya dibunuh oleh Orcus. Blake langsung menyadari bahwa Orcus tidak hanya berniat untuk menguasai kembali Myst. Melainkan juga melakukan balas dendam terhadap siapa saja yang dulu menentangnya.

Blake lantas mengajak Sela untuk bergegas melanjutkan perjalanan. Sela menolak. Ia ingin menguburkan jasad petani tersebut terlebih dahulu.

Blake sebenarnya enggan karena tahu mereka harus berlomba dengan waktu untuk menuju kota Tallus. Namun demikian ia tidak ingin berdebat dengan Sela.

Setiap hari, selama berminggu-minggu, Gruel mengambil air di sungai dan memberi minum pada setiap wanita tua yang ia temui di jalan.

Hingga akhirnya salah satunya berubah menjadi peri.

Apes, peri tersebut ternyata tahu Gruel tidak tulus melakukannya. Alih-alih memberi anugerah berlian, sang peri justru memberi dua kutukan pada Gruel.

Yang pertama, setiap kali Gruel berucap, akan keluar binatang-binatang menjijikkan dari mulutnya.

Kedua, setiap kali usai berbuat jahat, tubuh Gruel akan berubah menjadi makin mengerikan.

Ibu Gruel yang mengetahui hal itu sontak memaki Gruel yang dianggap tidak becus. Gruel merespon dengan membunuh ibunya sendiri.

Sesuai kutukan sang peri, tubuh Gruel langsung berubah saat itu juga.

Meski tahu mengenai kutukan tersebut, Gruel tidak bisa berhenti melakukan perbuatan jahat. Tubuhnya pun terus berubah hingga semakin lama semakin mengerikan.

Semua orang menjauhinya. Kecuali Morgarzera. Meski tidak mampu mengembalikan wujud Gruel seperti semula, Morgarzera membantu Gruel menghentikan kutukannya serta meningkatkan kemampuan sihirnya.

Sejak itulah Gruel bersumpah setia pada Morgarzera.

Sela, Blake, dan Bolder tiba di gerbang kota Tallus.

Sesaat kemudian, di belakang terlihat beberapa orang warga sipil tengah dikejar oleh beberapa anak buah Orcus.

Blake lagi-lagi meminta agar Sela buru-buru masuk ke dalam kota. Tentu saja Sela lagi-lagi menolak. Ia ingin menolong warga sipil tersebut terlebih dahulu.

Blake pun menginstruksikan agar Sela dan Bolder menghadang tentara Orcus sementara ia memberi bantuan dari belakang dengan menggunakan busur dan anak panahnya.

Simpulan

Baru di edisi sebelumnya saya sindir serial Grimm Fairy Tales ini tidak lagi menghadirkan dongeng klasik, eh kok malah langsung muncul, hehehe.

Sayangnya, berbeda dengan kebanyakan, selipan dongeng klasik di sini terkesan dipaksakan. Kurang rapi penempatannya.

Gruel kecil juga sebenarnya tidak terlihat jahat jahat amat. Agak aneh jika ia kemudian menjadi barbar usai mendapat kutukan.

Yah, apapun itu, setidaknya dongeng klasik sudah kembali. Semoga saja bukan untuk yang terakhir kalinya.

rk grimm fairy tales 57

Leave a Reply