Untuk edisi #33 sengaja saya skip karena merupakan kelanjutan dari cerita yang ada di seri “1001 Arabian Nights: The Adventures of Sinbad”. Nanti setelah seri tersebut saya ulas baru Grimm Fairy Tales #33-nya menyusul. Sekarang kita lanjut ke edisi #34 dulu, ya. Gas deh simak sinopsis dan review singkatnya di bawah.
Sinopsis Komik *SPOILER*
What price for eternal youth? In the twisted style you’ve come to expect, Grimm Fairy Tales present ‘Puss n’ Boots!’ The pursuit of immortality knows no limits for some, even when it comes to family. Aunt and niece are willing to commit the ultimate act in hopes of living forever, all while trying to meet the insatiable needs of a feline statue that feeds on human souls. The mysterious Belinda shares the ancient history of the unusual statue, a story so compelling that it propels niece against aunt toward the story’s horrifying conclusion!
Story: Dan Wickline
Art: Marcio Abreu
Color: Garrie Henderson
Letter: Bernie Lee
Judul Edisi: Puss in Boots
Tanggal Rilis: Januari 2009
WARNING! Tulisan di bawah ini mengandung spoiler!
Stephanie, seorang ahli genetika, sedang makan siang sembari ngobrol bersama tantenya, Claire. Claire mengundangnya makan bersama karena hendak menitipkan patung koleksinya yang berharga pada Stephanie. Kebetulan rumahnya hendak mulai direnovasi minggu depan. Claire khawatir ada pekerja yang jail dan mencuri patung tersebut saat dia lengah. Stephanie tidak keberatan.
Setelah Claire pergi, Stephanie membuka pembungkus patung tersebut. Isinya ternyata patung yang mirip dewa Anubis. Bedanya, wajahnya lebih mirip kucing ketimbang anjing, sementara kakinya mengenakan sepatu boot. Seorang wanita berambut merah tiba-tiba nimbrung dan mengatakan pada Stephanie bahwa patung tersebut sangat langka dan berharga.
Wanita itu menambahkan adanya sebuah dongeng yang berhubungan dengan patung tersebut.
—
Pada jaman dahulu kala, di Mesir, perbedaan jurang sosial sangatlah tinggi. Hanya ada 2 golongan pada saat itu. Kaya raya dan fakir miskin. Untuk bertahan hidup, sebagian penduduk miskin terpaksa bertaruh nyawa dengan mencuri harta orang kaya.
Suatu ketika, seorang wanita miskin (tidak diketahui namanya) hendak mencuri sebuah patung berkepala kucing dan bersepatu boot. Tanpa disangka, patung tersebut tiba-tiba berbicara. Ia menyarankan agar wanita tersebut masuk ke dalam rumah apabila ia ingin menjadi kaya. Ia juga memintanya untuk mengenakan baju yang paling indah yang bisa ia temui di dalam lemari pakaian. Walau kebingungan, wanita tersebut melakukannya. Tak lupa ia membasuh mukanya agar terlihat lebih segar.
Tiba-tiba terdengar ketukan di pintu. Datang 3 orang yang merupakan utusan Pharaoh. Mereka hendak mengecek berita kematian Remmao dan mengira wanita tersebut adalah putrinya, Odjit. Ternyata benar, jenazah Remmao diketemukan di kamarnya. Ia tewas dalam keadaan tertidur. Utusan Pharaoh kemudian menawarkan pada wanita tersebut untuk tinggal bersama Pharaoh di istana.
Wanita tersebut girang mendengarnya. Pun begitu, patung kucing mengingatkan agar jangan sampai kedoknya ketahuan. Terlebih bila putri Remmao yang asli muncul. Ia pun menuruti instruksi si patung agar menunggu kedatangan Odjit dan membunuhnya saat ia masuk ke dalam rumah.
Wanita itu melakukannya. Dengan menggunakan patung kucing, ia menghantam kepala Odjit hingga tewas. Ia lalu mengenakan baju lamanya yang lusuh pada Odjit dan membuang jasadnya di jalanan agar dikira orang miskin biasa.
Sejak saat itu wanita tersebut tinggal di istana Pharaoh. Ia diperlakukan layaknya putri Pharaoh sendiri. Kendati demikian, patung kucing secara berkala meminta agar wanita tersebut membunuh orang dengan berbagai alasan. Hingga pada akhirnya, meski tinggal di istana, wanita itu tidak pernah bisa merasakan nikmatnya.
Merasa muak, wanita tersebut hendak menghancurkan patung kucingnya. Salah seorang pelayan yang ada di sana berusaha mencegahnya. Namun hal itu malah membuat wanita tersebut terpeleset dan kepalanya terantuk lantai. Ia tewas saat itu juga.
Khawatir bakal dihukum, si pelayan berusaha membangunkan wanita tersebut. Tiba-tiba seorang wanita berambut merah muncul. Ia meminta agar si pelayan tidak perlu takut. Selama bisa memberi makan patung kucing tersebut, segala keinginan si pelayan bakal terpenuhi. Dan tentu saja, makanannya adalah nyawa seseorang.
—
Sebelum pergi, wanita berambut merah memberitahu Stephanie bahwa nilai patung tersebut jika dijual bisa mencapai jutaan dolar.
Sementara itu, Claire tengah melihat-lihat di sebuah toko gitar. Ia ternyata hendak membelikan gitar untuk Stephanie sebagai hadiah. Si pemilik toko gitar, seorang pria tampan berambut panjang, menawarkan sebuah model gitar yang ada di sana. Ia juga bisa memberikan kursus gitar jika dibutuhkan. Claire yang terpesona akan aksinya mengiyakan.
—
Stephanie sudah memutuskan untuk memberi makan patung kucing tersebut. Apalagi, dalam perjalanan, ia merasa mendapat penglihatan atas semua peristiwa di masa lalu yang berkaitan dengan patung tersebut. Dan orang pertama yang bakal ia bunuh adalah tantenya sendiri, Claire.
—
Pada hari Jum’at malam, Stephanie tiba di rumah Claire. Ia mengaku sudah tanpa sengaja merusak patung kucing tersebut. Saat Claire memeriksanya, perlahan Stephanie mengeluarkan sebilah pisau dan bersiap untuk menusuk Claire. Namun mendadak ia menghentikan aksinya. Ia merasa menyesal dan tidak percaya tega untuk melakukan hal itu demi menuruti nafsunya.
Sambil tersenyum, Claire memeluk dan menenangkan Stephanie. Tanpa disangka, Claire diam-diam mengambil pisau tersebut dan menusuk tubuh Stephanie dari belakang.
Setelah menguburkan mayat Stephanie di halaman rumah, terlihat wajah Claire sekarang berubah menjadi jauh lebih muda dan cantik.
Dongeng yang satu ini bisa terbilang cukup melenceng dari kisah aslinya. Benang merahnya hanyalah bagaimana kucing bersepatu boot tersebut menggunakan kata-katanya untuk mempengaruhi orang lain demi keuntungannya sendiri. Untuk kisah utamanya sendiri di sini masih bersambung, jadi mestinya bakal ada konsekuensi dari perbuatan Claire di masa depan. Kita tunggu saja nanti seperti apa sambungan ceritanya.
Leave a Reply