Review Komik Eclipse #1 (2016)

Sambil nunggu drama korea Love In The Moonlight episode 7 yang ber-subtitle rilis, saya mau nge-review komik keren yang satu ini. Judulnya “Eclipse” dan dipublikasikan oleh Image dan Top Cow. Ide ceritanya seru, tentang kondisi dunia yang berubah total pasca terjadinya bencana gerhana matahari total 10 tahun lalu. Semenjak itu, entah kondisi matahari yang berubah atau atmosfer bumi yang rusak, sinar matahari menjadi momok terbesar umat manusia. Paparan sinarnya bisa melelehkan kulit dan otomatis membunuh manusia. Demi bertahan hidup, maka aktivitas di luar rumah diadakan pada malam hari, sementara pada siang hari semuanya dilakukan di dalam rumah. Lalu… ah lanjut aja deh baca di sinopsisnya, daripada intronya kepanjangan, hehehe. Selamat menikmati!

Sinopsis Komik *SPOILER*

eclipse_1

Imagine if sunlight burned you alive. In the near future, a mysterious solar event has transformed the sun’s light into deadly immolating rays. The world’s few survivors now live in nocturnal cities. But a killer emerges who uses sunlight to burn his victims, and when he targets the daughter of a solar power mogul, it falls to a disillusioned solar engineer to protect her.

Story: Zack Kaplan
Art / Color: Giovanni Timpano
Judul Edisi: –
Tanggal Rilis: 7 September 2016

Lalu… agar segala sesuatunya berjalan lancar, ilmuwan menciptakan kostum Iceman, yang bisa menghindarkan penggunannya dari efek sinar matahari. Selain itu dibentuk pula pasukan Iceman, yang tugasnya adalah memastikan sistem kehidupan berjalan lancar serta mengamankan kota. Salah satu anggotanya, sekaligus tokoh utama di komik ini, adalah David Baxter atau akrab dipanggil Bax.

Suatu hari, usai mengecek gardu listrik yang rusak gara-gara kabelnya digigit oleh armadillo, ia dan rekan-rekannya yang lain menemukan mayat seseorang yang sudah hangus terbakar. Di dekatnya terdapat tulisan yang dikutip dari bible.

They were scorced. And because they had no root. — Matthew 13:6

Melihat kondisi dan lokasinya, jelas yang terjadi bukan kecelakaan. Si korban kemungkinan besar telah diculik dan dibiarkan berada di sana hingga leleh terkena sinar matahari. Pelakunya juga pasti melihatnya meleleh dan lalu menuliskan tulisan tersebut dengan menggunakan darah korban.

Bax sendiri tidak terlalu mempedulikannya dan memilih untuk segera pulang ke tempat tinggalnya ketimbang bergosip ria dengan rekan-rekannya yang lain. Beberapa waktu kemudian, saat ia sedang beristirahat, seseorang datang dan memintanya untuk datang ke perusahaan karena pak bos ingin menemuinya. Awalnya ia menolak, tapi polisi yang menjemputnya mengancam halus akan melaporkan aksi pencurian listrik yang diam-diam dilakukan Bax selama ini. Mau tidak mau ia pun menurutinya.

Setibanya di perusahaan Solarity Inc, Mr. Brandt, bos Bax, menemuinya bersama dengan saudaranya, Wallace, dan penasehat umumnya, Robert Snyder. James, si polisi, lalu menceritakan bahwa mereka membutuhkan Bax untuk mengajarkan tim mereka untuk mengenakan kostum Iceman. Mereka berniat untuk menyelidiki kasus kematian yang ditemukan Bax dan rekan-rekannya sebelumnya. Si korban, yang bernama Samuel Van Gorn, ternyata sempat menerima surat ancaman 2 hari sebelum ia ditemukan meninggal dengan tulisan yang sama dengan yang tertulis di dekat tubuhnya saat ia ditemukan. Masalahnya, hari ini datang pula surat ancaman, yang ditujukan kepada Rose, anak dari Mr. Brandt. Kali ini dengan tulisan yang berbeda, walau masih sama-sama kutipan alkitab.

Give us your oil; for our lamps are going out — Matthew 25:8

Meski enggan, Bax akhirnya mengiyakan, dengan syarat ia hanya mau mengajarkan penggunaan kostum dan tidak ingin berurusan dengan kasus pembunuhan tersebut.

45_14

Esok harinya, Bax dan tiga anak buah James (gak jelas James-nya ikutan atau nggak, karena sudah sama-sama pakai kostum Iceman) berbagi tugas. Satu di antara mereka mencari keberadaan Rose, sementara yang lain berjaga di luar. Saat Bax mengecek kondisi atap bangunan tersebut, ternyata ada orang yang telah menghancurkan pipa air di atas dan mengakibatkan atap terendam air. Efeknya, atap mulai bocor dan air sedikit demi sedikit masuk ke dalam bangunan. Demi mengamankan Rose (yang sudah ditemukan di dalam bangunan tersebut), dua orang lainnya membantu rekan mereka yang sudah terlebih dahulu masuk dan janjian rendezvouz di gang yang ada di samping bangunan.

Rose berhasil dibawa keluar oleh ketiga anak buah James, yang terpaksa harus melepaskan kostum Iceman mereka agar bisa masuk ke dalam bangunan. Saat Bax sedang menuruni tangga untuk menemui mereka, tiba-tiba datang sebuah truk dengan cermin raksasa terpasang di belakangnya. Tanpa disangka, ia sengaja berhenti di depan gang dan mengatur posisi agar pantulan cahaya matahari mengenai cermin dan masuk ke dalam gang. Tak ayal, ketiga anak buah James tersebut leleh. Rose sendiri selamat karena berada di belakang dan tubuhnya tertimpa mereka.

45_17

Bax segera mengambil pistol milik salah satunya lalu menembak cermin tersebut hingga hancur. Ia lalu mengatakan pada Rose, yang minta dipanggil dengan nama Cielo, bahwa ia akan menolongnya. Cielo, terlihat tenang, memintanya untuk membuka pintu saluran air yang ada di dekatnya. Karena lubangnya tidak cukup besar, mau tidak mau Bax melepas satu demi satu perlengkapan kostum Iceman yang ia kenakan. Saat itulah Cielo melihat seseorang (yang sepertinya pengemudi truk tadi) berdiri di dekat truk tanpa mengenakan kostum apa pun.

“Why the hell is he not burning???” tanyanya dengan terkejut.


Lumayan seru, kan? Paling demen nih cerita-cerita yang berkaitan dengan bencana alam kayak gini. Apalagi kalau ada cerita atau misteri di baliknya. Hanya saja di sisi lain kurang suka dengan artworknya. Walau memang tidak bisa menyalahkan Timpano karena tone pewarnaannya sepertinya sengaja dibuat sedemikian rupa untuk memberikan efek ‘panas’.

rk eclipse1
Eclipse #1 (2016)
  • Story
  • Art (Pencil, Ink, Colors)
  • Element of Surprise
  • Recommended Reading
4.3

Review Komik

Latar belakang cerita keren. Misteri yang disajikan juga. Artwork sebenarnya gak kalah amazing dan pemilihan warnanya mendukung banget dengan nuansa cerita, tapi sayang not my cup of tea.

Sending
User Review
0 (0 votes)

Leave a Reply