Review Komik Amber Blake #1 (IDW, 2019)

Bagi saya, pria yang melakukan tindak kekerasan terhadap wanita adalah pria yang lemah dan patut untuk disingkirkan. Jujur saya gemes dengan hukuman bagi pelaku pemerkosa (dan perdagangan manusia) yang terbilang ringan jika mengacu pada Kitab Undang-undang Hukum Pidana, Bab XIV mengenai Kejahatan terhadap Kesusilaan. Kalau saja suatu saat nanti ada capres yang salah satu janjinya adalah menghukum mati para pemerkosa, saya pasti langsung akan coblos dia di kotak suara tanpa pikir panjang.

Komik “Amber Blake” besutan Jade Lagardere ini kental banget dengan tema woman / sexual abuse. Setidaknya di edisi perdananya. Dengan balutan unsur action ala agen rahasia / mata-mata, saya belum tahu bakal dibawa kemana ceritanya. Semoga saja sih menarik. Yang jelas, mari sama-sama kita nikmati dulu sinopsis komik Amber Blake #1 berikut ini, ya.

Sinopsis Komik *SPOILER*

Cover komik Amber Blake 1

Amber Blake was only a child when she was recruited to the Cleverland Institute, a school for gifted children. But predators hide in the school’s administration, abusing the children they’re meant to protect, and, on the verge of exposing them, Amber finds herself fleeing for her life from the very man who recruited her. But she’s not dead yet-and she’s not the only one who wants to see Cleverland’s leaders burn.

Story: Jade Lagardere
Art: Butch Guice
Color: –
Letter: Christa Miesner, Robbie Robbins
Judul Edisi: –
Tanggal Rilis: 3 April 2019

WARNING! Tulisan di bawah ini mengandung spoiler!

2003. Amber Blake yang masih kecil ditinggalkan oleh ibunya di sebuah panti asuhan.

2006. Amber di-bully oleh teman-temannya di sekolah. Muncul siswi lain bernama Amanda yang membantunya. Amanda lantas menawarkan diri untuk mengajari Amber cara-cara melindungi diri sendiri, asalkan Amber mau mengajarinya soal pelajaran. Amber setuju.

2011. Amber dan Amanda yang sudah bersahabat baik dipanggil ke ruang kepala yayasan untuk menemui seorang pria bernama Kavotz. Ia menawarkan keduanya untuk masuk ke jaringan universitas Cleverland yang didirikan oleh Arnav Aslam, kampus yang khusus didirikan untuk menampung orang-orang yang dianggap memiliki tingkat intelektual yang tinggi. Amber dan Amanda tidak menolaknya.

2016. Di upacara wisuda, Amber terpilih menjadi lulusan terbaik. Arnav sendiri yang langsung menyerahkan penghargaan kepadanya.

Usai acara after party, Amber menemukan temannya, Alice Frost, sedang menangis di belakang panggung. Ia menceritakan kalau baru saja diperkosa oleh Kavotz, sesuatu yang ternyata sudah sering terjadi di kampus Cleverland. Tidak tahan lagi dengan hal tersebut, Amanda bergegas menuju ruangan Kavotz untuk mengkonfrontirnya.

Beberapa saat kemudian, Kavotz bersama dua anak buahnya masuk ke kamar Amber. Ia menyatakan bahwa keduanya sudah tidak bisa lagi meninggalkan tempat tersebut. Di saat hampir bersamaan, salah satu anak buah Kavotz mematahkan leher Alice.

Amber gerak cepat menjatuhkan Kavotz, lantas berlari keluar dan mengunci pintu. Ia segera mencari Amanda, namun syok begitu mengetahui Amanda telah tewas.

Di jalanan, seorang wanita menghampiri Amber yang sedang melamun. Ia menawarkan sarapan pagi bersama sembari meminta Amber menceritakan apa yang telah ia alami. Tanpa disangka, makanan / minuman yang disantap Amber ternyata sudah dibubuhi obat tidur.

Amber lalu terbangun di sebuah ruangan, dengan hanya mengenakan pakaian dalam. Seorang pria tiba-tiba masuk dan hendak memperkosanya. Amber berhasil melumpuhkannya, namun saat hendak keluar ruangan, ada seorang wanita dengan membawa pistol yang langsung menembak si pria tadi.

Wanita tersebut kemudian membawa Amber kabur meninggalkan tempat tersebut hingga akhirnya tiba di sebuah bangunan yang besar. Seorang pria bernama Peter Arg menyambut kedatangan Amber. Peter mengaku sebagai bagian dari Argon, sebuah organisasi anti-kriminal independen yang fokus pada tindak kriminal perdagangan manusia, prostitusi online, pedofilia, perdagangan organ tubuh, perbudakan, dan sebagainya. Dan salah satu target mereka adalah Kavotz.

Peter menambahkan bahwa ia sudah mengamati perkembangan Amber, dan salah satu rekannya, Matt Bolan, sejak lama. Ia ingin agar mereka berdua bisa bergabung dengan Argon, dimana di sana mereka akan mendapat berbagai pelatihan untuk meningkatkan kemampuan mereka. Setelah berpikir sejenak, Amber akhirnya menyetujuinya.

Satu tahun berlalu. Amber dan Matt mendapatkan misi pelatihan bersama. Dengan menggabungkan keahlian masing-masing, mereka berdua mampu menyelesaikannya.


Awalnya agak ilfil liat gambar covernya. Untung ternyata bagian dalamnya jauh lebih bagus ilustrasinya. Sedikit poin negatif, beberapa adegan tidak digambarkan dalam frame, padahal (sepertinya) penting bagi cerita. Seperti saat wanita dari Argon menyelamatkan Amber. Si Amber menanyakan tentang tangan wanita tersebut yang terluka. Padahal selama adegan penyelamatan berlangsung sama sekali tidak digambarkan tangan si wanita tersebut terkena tembakan atau apa. Agak menganggu kalau menurut saya.

rk amberblake1

Leave a Reply