Dobel review lagi, gaes, biar gak makin ketinggalan kereta 🙂 Kali ini saya ingin menuntaskan hutang review seri komik Action Comics, mumpung pas sudah sampai di ending arc Blind Justice. Seperti kita tahu, pasca event Truth, Superman mulai memburu keberadaan Wrath sejak Action Comics #45 lalu. Petunjuk membawanya ke sebuah perusahaan bernama Lifegene Inc dan singkat cerita, ia menemukan orang-orang yang terinfeksi blackk mass sedang disekap di sana. Satu demi satu penjaga berhasil ia lumpuhkan, namun saat terakhir ingin membebaskan sahabatnya, Lee Lambert, tiba-tiba black mass dari tubuh Lee menjalar masuk ke tubuh Clark Kent!
Nah, bagaimana kelanjutan ceritanya? Dapatkah Clark Kent mengusir cantik black mass dari dalam tubuhnya? Bagaimana dengan Wrath sendiri? Apakah akhirnya bisa dikalahkan? Simak jawabannya di sinopsis dan spoiler dari Action Comics #46 dan #47 berikut ini. Cekidot, kawan!
Sinopsis Komik Action Comics #46
Once upon a time, the idea that Clark Kent could be corrupted would have been unthinkable, but now one villain is about to take advantage of his troubles! As more and more people turn on the Man of Steel, how long before Superman turns to the dark side? What evil force is orchestrating all this?
Story: Aaron Kuder, Greg Pak
Art: Georges Jeanty (Pencils) / Karl Story, Wade Von Grawbadger, Sean Parsons, Dexter Vines (Inks)
Color: Tomeu Morey, Pete Pantazis
Judul Edisi: Blind Justice Part Two – Into The Shadows
Tanggal Rilis: 18 November 2015
Dengan tubuh yang sudah mulai dirasuki black mass, Clark Kent menghajar habis robot-robot Supremacists yang ada di TKP. Kemarahan dalam dirinya mulai meletup (ingat, black mass mengakibatkan orang yang terjangkit menjadi emosi) tapi ia masih bisa menahan diri dengan tetap fokus dan meluapkannya pada robot-robot penjaga. Setelah usai membasmi mereka, Clark membawa Lee dan orang-orang lainnya keluar dari tempat tersebut. Ia sudah memanggil John Henry dan Lana untuk menjemput mereka. Meski Lee memintanya untuk tetap bersama, Clark tetap pergi meninggalkannya.
Perjalanan Clark mencari Wrath pun berlanjut. Dengan energi black mass yang ada dalam tubuhnya, ia jadi mampu merasakan sumber energi kegelapan Wrath dan segera bergegas ke sana. Ia juga mulai memahami rencana Wrath sebenarnya, yaitu untuk menginfeksi penduduk dunia dengan menggunakan black mass yang dikemas dalam bom.
Setibanya di markas Wrath, di sebuah pabrik (nuklir?) di West Virginia, tanpa disangka oleh Clark Wrath telah menunggunya dengan manis. Belum usai kekagetannya, Wrath melemparkan tubuh Lee ke arahnya (yang ternyata mengikuti Clark setelah ia meninggalkannya). Dengan pesawat-pesawat Wrath yang sudah bersiap untuk berangkat dan menjatuhkan bom black mass secara masal, keduanya pun bergegas berusaha untuk menghentikannya.
Pasukan mindless warrior (seperti yang menyerang Clark dkk pada Batman/Superman #46) tiba-tiba muncul menghadang. Mereka pun berbagi tugas, Lee mengatasi para tentara bayangan tersebut, sementara Clark melaju ke arah pesawat. Lagi-lagi kejutan muncul, kali ini hadir Frankestein yang sudah dikuasai oleh black mass!
Sementara keduanya bertarung, Wrath mendatangi Lee yang mengkhawatirkan Clark. Wrath mengatakan, bahwa Clark tidak akan bisa menahan diri untuk tetap fokus dan pasti pada suatu titik akan terbakar oleh emosi dan sepenuhnya dikuasai oleh black mass karena pada dasarnya ia adalah monster, sama seperti si Frankestein.
Sinopsis Komik Action Comics #47
The ebony powers of the woman known as Wrath are unleashed on Superman. Will the Man of Steel fall to the dark side?
Story: Aaron Kuder, Greg Pak
Art: Aaron Kuder
Color: Tomeu Morey, Pete Pantazis
Judul Edisi: Blind Justice Part Three – Consumed
Tanggal Rilis: 2 Desember 2015
Rencana Wrath semakin jelas di edisi ini. Ia berniat untuk membombardir Houston dengan bom black mass dan menginfeksi orang sebanyak mungkin. Black mass memang meningkatkan kekuatan seseorang yang terinfeksi, namun menurut Wrath, apabila orang yang terinfeksi memiliki jiwa yang baik, maka black mass akan membantunya menjadi seorang pahlawan. Demikian pula sebaliknya. Dan dari ‘percobaan’ yang telah ia lakukan sebelumnya, salah satu bukti kebenaran teorinya adalah Lee sendiri, yang tetap sadar meski sudah terinfeksi black mass dan menggunakan kekuatannya untuk membantu Superman.
Entah Wrath memang berniat baik seperti itu atau hanya bualan saja, yang jelas Lee tidak mempercayainya dan segera melepaskan diri untuk melanjutkan misinya menghancurkan pesawat-pesawat jet pembawa bom. Clark yang akhirnya bisa mengalahkan Frankestein menghadang Wrath dan momen yang ditunggu pun tiba… kisah flashback tentang masa lalu Wrath.
Ironis sebenarnya. Dibesarkan di lingkungan yang buruk oleh ibunya yang berjuang dengan keras, Jenny (nama asli Wrath) sukses lulus dari sekolah hukum dan mendapat pekerjaan layak di kantor jaksa wilayah. Namun kesuksesannya tersebut terasa tidak berarti ketika Brainiac menyerang Metropolis dan membunuh 6309 orang, termasuk ibunya. Berusaha untuk move on, Jenny melanjutkan karirnya hingga bisa menduduk kursi nomer satu di Metropolis, walikota. Harapannya, ia bisa bekerjasama dengan salah satu idolanya yang dulu mengalahkan Brainiac, Superman. Namun lagi-lagi bu walkot harus gigit jari. Alih-alih sosok pahlawan yang bisa diharapkan, yang ia hadapi justru Doomsday Superman (well, I guess another reason to review Superman Doomed) yang (lagi-lagi) menghancurkan kota Metropolis.
Saat terpuruk dalam kekecewaan, hadirlah Vandal Savage, memberikan kotak berisi black mass. Jenny menerima ‘karunia’ tersebut dan menggunakannya untuk mengubah kemarahan dan kekecewaannya menjadi kekuatan. Dan lahirlah Wrath.
Entah karena pengaruh black mass atau bukan, tapi respon Superman setelah mendengar cerita Wrath sungguh creepy.
Ia pun meninggalkan Wrath dengan masuk ke dalam bayangan dan mulai berteleport ke satu demi satu pesawat jet pembawa bom (yang telah berangkat) dan menghancurkannya. Ketika tersisa satu pesawat, Wrath berhasil menangkapnya dan mencoba mendorong emosi Clark (agar dapat ia serap sepenuhnya kekuatannya) dengan cara men-teleport-nya secara sekilas ke depan orang-orang yang peduli kepadanya. Mulai dari Jimmy Olsen hingga Lana.
Sempat akan terpancing, Superman mulai menyadari satu hal krusial. Alih-alih melawan bayangan, ia sebenarnya bisa menyerapnya. Dimulai dari Frankestein, mindless warrior, Lee, hingga black mass yang ada di tubuh orang-orang yang dibawa John Henry dan Lana (entah bagaimana caranya). Usai dengan mereka, Clark yang tubuhnya menghitam karena dipenuhi black mass bergegas pergi ke kota dan menyerap bom black mass yang dijatuhkan oleh pesawat jet.
Wrath yang cuma bisa melongo melihat Clark memutarbalikkan keadaan tiba-tiba dihampiri oleh Vandal Savage. Tanpa sempat berucap, Savage membuka kotak miliknya yang segera mneghisap semua black mass yang ada, termasuk yang ada di tubuh Wrath dan Clark. Sembari menghilang dalam kegelapan, Savage mengucapkan sebuah kalimat yang cukup menarik.
Thank Vandal Savage. I’M the only one who’s going to save the world.
Finally, Wrath berhasil dikalahkan dan seperti seri komik Superman lainnya, di sini kita juga disuguhkan asal usul dari Wrath a.k.a. Jeniffer itu sendiri. Dibandingkan kisah origin ‘anak’ Vandal Savage yang lain, saya paling suka dengan kisah ironis Jenny ini. Sayang tidak jelas nasibnya pasca Savage mengambil kembali black mass dari tubuhnya. Yang jelas, sudah ada sedikit petunjuk tentang rencana utama Vandal Savage, walau masih sedikittt sekali. Tapi saya yakin pembaca yang suka berteori sudah bisa berimajinasi dan mengembangkan petunjuk yang sedikit itu, hehehe.
Action Comics #46 #47 (2015)
- Story
- Art (Pencil, Ink, Colors)
- Element of Surprise
- Recommended Reading
Review Komik
Entah kenapa, inkonsistensi cerita sepertinya melekat erat di arc-arc Superman sejak event Truth berlangsung. Demikian pula pada Action Comics edisi #46 dan #47 ini. Yang paling jelas terlihat adalah saat Clark menghisap black mass dan orang-orang yang berada ratusan mil jauhnya tiba-tiba juga ikut terhisap black mass-nya tanpa ada penjelasan apa pun. Sayang sama halnya dengan Batman/Superman, di sini juga hadir karakter pembantu yang sebenarnya tidak terlalu membantu jalannya cerita. Iya, yang dimaksud adalah Frankestein. Kalau hanya ingin menunjukkan bahwa ia monster seperti yang dikatakan Wrath di akhir edisi #46 kok ya rasanya gak cocok mengingat karakter Frankestein di jagat DC punya hati yang baik. Tapi ya sudahlah, in the end poin positif dan negatifnya saling melengkapi. Gak sabar untuk nunggu arc lanjutannya, Savage Dawn, di Superman Annual, yang mestinya bakal membongkar habis rencana Vandal Savage yang sebenar-benarnya.
Leave a Reply