Tiga. Tidak, itu bukan nomer urut calon gubernur DKI Jakarta yang akan saya pilih. Selain saya tidak ber-KTP Jakarta, penetapan nomer urutnya juga baru diundi minggu depan. Itu bukan pula jumlah ponsel yang saya punya. Boro-boro tiga, bawa dua aja udah males, hehehe. Tiga yang saya maksud adalah jumlah pesta ulang tahun saya yang pernah dirayakan seumur hidup. Ciyus.
Sejak kecil, orang tua saya memang tidak membiasakan saya (dan adik saya) untuk mengadakan acara pesta ulang tahun. Momen rutin tahunan tersebut cukup dirayakan bersama keluarga dengan makan bersama. Biasanya steak, karena dulu itu termasuk hidangan ‘mewah’ bagi keluarga saya. Karena kami tinggal di Surabaya, maka resto langganan perayaan ultah kami adalah Boncafe dan Venezia. Sayang yang disebutkan belakangan sudah tutup. Dan karena ada 4 anggota keluarga, maka itu pula frekuensi saya makan steak dalam setahun. Kasian juga ya 😀
Karena sudah terbiasa, setelah tidak lagi tinggal bersama orang tua, saya pun tetap tidak merayakan ulang tahun, kecuali satu kali. Entah kenapa pada saat itu benar-benar ingin merasakan makan bareng bersama sahabat-sahabat saya. Apesnya, gak ada satu pun yang bawa kado. Siyal 🙂 Oh ya, dua perayaan ultah sisanya adalah pada saat masih TK. Mungkin itu bagian dari formalitas ortu saya saja, supaya saya ‘pernah’ ngerasain ulang tahunnya dirayakan, hehehe.
Kembali ke saat makan bersama, saya lupa pada ‘perayaan’ ulang tahun keberapa, tapi pada suatu ketika ayah saya tiba-tiba memberikan sebuah kado pada saya. Yah, memang bukan benar-benar ‘kado’ sih, lebih tepatnya dapet ‘operan lambung’ 😀 dimana ponsel yang sebelumnya digunakan oleh beliau diberikan kepada saya. Saya masih ingat betul tipenya, Motorola Startac.
Begini penampakannya.
Kado ponsel ini benar-benar terbaik dan berkesan bagi saya. Selain itu adalah ponsel pertama yang saya miliki, pada saat itu saya benar-benar merasa keren menggunakannya. Efek bintang iklannya saat itu, Jackie Chan 😀 Cuma membuka dan menutup flipnya aja rasanya udah gimana gitu, wkwkwk. Apalagi memang kebutuhan menggunakan handphone pada waktu itu tidak seribet sekarang, jadi dengan ponsel sekelas Startac sudah lebih dari cukup.
Sayang umurnya tidak lama, mungkin sekitar 6 bulan. Selain mungkin karena sebelumnya sudah lama digunakan oleh ayah saya, juga karena saya sendiri suka asal merawatnya. Maklum, masih cupu, belum tahu apa-apa soal handphone. Ngecharge aja bisa dibiarin seharian penuh. Gimana gak jebol tuh lama kelamaan 😀
Kini Motorola Startac sudah benar-benar tiada. Pabrikan tersebut sudah tidak mengembangkannya lagi. Untuk saat ini saya juga mungkin sudah tidak tertarik lagi untuk menggunakannya. Pilihan jatuh pada yang lebih simpel dan praktis, tapi dengan spek jeroan yang tidak malu-maluin. Seperti jajaran Redmi keluaran Xiaomi misalnya. Sudah performanya bagus, harganya terjangkau pula. Apalagi kalau belinya di Lazada dengan menggunakan voucher lazada, bisa lebih hemat lagi tuh. Selisih harganya lumayan bisa buat beli aksesoris, hehehe.
Si Retu
Kalo hape pertamaku dulu mas simenes A55 😀 masih ada ga ya siemens itu? :O
admin
hehehe, gak tau, udah gak pernah kedengaran juga namanya
innova
HP ini termasuk idola waktu itu. Semua orang menginginkannya. Mungkin sekarang seperti iphone 7 plus. Membawa HP ini merasa sangat keren!