Review Manga Starving Anonymous (Kodansha, 2014)

Apa jadinya jika kita hidup di dunia dimana manusia sengaja dikembangbiakkan untuk keperluan konsumsi bagi alien? Pastinya ngeri dan gak kebayang. Apalagi kalau kita atau orang-orang yang dekat dengan kita terpilih untuk dikorbankan pada mereka. Itulah yang coba diangkat oleh Yuu Kuraishi dalam karyanya yang berjudul “Starving Anonymous” (食糧人類, 식량인류, Shokuryou Jinrui) / “Human Race for Food”. Saat ini, manga yang ilustrasinya digarap oleh Kazu Inabe ini telah terbit sebanyak 43 chapter dan sudah dibukukan sejumlah 5 volume. Lalu seperti apa ceritanya?

Sinopsis Singkat

Cover manga starving anonymous 1

Dua orang pelajar SMA, I’e dan Kazu, sedang naik bus sekolah menuju kembali ke rumah mereka ketika tiba-tiba gas misterius muncul dan membuat semua orang tak sadarkan diri. Saat terbangun, I’e menemukan dirinya berada di atas truk yang penuh dengan tubuh manusia. Tidak itu saja, di sekitar ternyata terdapat deretan mayat yang sudah dibekukan, dengan para pekerja yang sibuk memotong-motong tubuh beku tersebut. Apa yang sebenarnya terjadi?

Penulis: Yuu Kuraishi
Artis: Kazu Inabe
Serialisasi: eYoung Magazine
Publikasi: Kodansha
Status: On-going
Genre: Horor, Sci-Fi, Drama

Review Singkat

WARNING! Tulisan di bawah ini mengandung SPOILER!!!

Dengan premis yang menarik, sedari awal kita disuguhkan dengan kejutan demi kejutan. Latar kisah kedatangan alien di masa lampau yang mengancam untuk menghabisi umat manusia apabila tidak diberi santapan yang ironinya berupa manusia cukup meyakinkan. Pihak pemerintah yang terpaksa untuk menurutinya juga digambarkan tidak sepenuhnya pasrah, melainkan diam-diam mencari cara untuk menghentikan human breeding.

Lucunya di sini si karakter utama malah yang paling lemah. Justru 2 karakter pendukung yang punya kemampuan lebih. Yang satu dari segi fisik, satu lagi dari segi otak. Tidak heran apabila lantas flashback kehidupan masa lalu kedua karakter pendukung tersebut, yang ternyata berhubungan langsung maupun tidak langsung dengan insiden yang mereka hadapi, memakan porsi yang cukup banyak.

Meski mengaku sebagai komik horor, sebenarnya unsur tersebut tidak terlalu terasa. Yang lebih cocok mungkin thriller atau mencekam. Unsur drama tidak banyak, namun masih lumayan dapet sih. Bisa dibilang yang paling kental adalah pembahasan mengenai sains fiksinya, terutama yang berkaitan dengan rekayasa tubuh manusia.

Dari segi ilustrasi tergolong standar. Tidak buruk, tapi juga tidak istimewa. Pada frame yang kontennya masif, butuh sedikit waktu ekstra untuk mencerna apa yang ada di sana. Apalagi kalau gambarnya sudah melibatkan para alien berbentuk serangga.


Sejauh ini, saya cukup menikmati cerita yang disajikan oleh manga “Starving Anonymous”. Volume selanjutnya, yang belum tersedia saat artikel ini ditulis, menjanjikan konflik yang lebih luas lagi, efek dari twist yang hadir di penghujung volume 5. Jadi penasaran.

manga starvinganonymous

Leave a Reply