Apa persamaan antara sangkar dan penjara? Jelas, keduanya sama-sama digunakan untuk mengurung atau membuat sesuatu / seseorang tidak bisa pergi meninggalkan tempat yang bersangkutan. Lalu apa hubungannya dengan blog Curcol.Co ini? Apakah gara-gara menulis di blog ini membuat saya jadi seperti dipenjara? Atau bagai burung dalam sangkar emas?
Jadi begini. Sejak dulu saya sudah banyak membaca beraneka judul manga dari berbagai aliran sehingga kini sudah sampai pada titik jenuh. Selain beralih ke komik barat, saya jadi lebih selektif dalam memilih judul manga untuk diikuti. Biasanya yang benar-benar berbeda topiknya dan tidak mbuletisasi gak jelas.
Salah dua manga yang menurut saya berbeda adalah Cage of Eden dan Prison School. Kebetulan, judulnya serupa, tentang kurungan (cage) dan penjara (prison). Kebetulan juga, keduanya mengandung unsur ecchi, tapi suer, bukan itu alasan saya membaca keduanya 😀
Berikut review singkat keduanya.
Cage of Eden
Penulis: Yoshinobu Yamada
Penerbit: Kodansha
Status: End
Tahu serial TV Lost yang sempat ngehits beberapa tahun lalu? Manga ini hampir sama. Ceritanya, Akira Sengoku dan kawan-kawannya satu sekolah (SMP) sedang berada dalam pesawat terbang (bersama dengan penumpang sipil lain) yang membawa mereka pulang dari acara study tour ke Guam. Di tengah perjalanan, pesawat mengalami gangguan dan terjatuh di sebuah pulau di tengah lautan pasifik.
Yang menjadi masalah, pulau tersebut bukan pulau biasa karena keberadaannya sendiri tidak tercatat di peta. Selain itu, muncul berbagai makhluk aneh dari jaman purbakala yang menyerang mereka. Dengan demikian, Akira dan teman-temannya tidak hanya harus bertahan hidup, tapi juga harus bisa memecahkan misteri pulau tersebut agar bisa kembali ke Jepang. Mampukah mereka melakukannya? *jreng*jreng*
Yang bikin manga ini menarik:
- Rahasia pulau yang mulai tersibak di perempat akhir cerita (manga ini sudah tamat di volume 21) sangat masuk akal. Misteri-misteri yang muncul sepanjang cerita pun disajikan secara bergantian dan tidak berlebih, sehingga pembaca bisa menerimanya satu persatu tanpa overdosis.
- Meskipun mayoritas karakter adalah anak SMP, pengarang tidak sungkan untuk mematikan karakter-karakter tersebut. Dengan demikian, nuansa death or survive yang disajikan benar-benar terasa.
- Hampir semua karakter, termasuk yang perannya minimalis, memiliki kepribadian yang kuat serta kemampuan dan kekurangan masing-masing. Dan serunya lagi, skill mereka tidak jarang dipergunakan untuk mengatasi masalah yang ada. Ada siswa jago lari, guru maniak kimia, dokter paranoid, ahli komputer, tukang ramal, mafia, direktur perusahaan besar, mahasiswi, biksu, dan lain sebagainya.
Tapi berhubung tidak ada gading yang tak retak, ada juga beberapa poin negatifnya. Selain unsur ecchi yang terasa agak tidak nyaman dipadukan dengan gadis-gadis SMP (dengan ukuran dada yang juga tidak normal), juga tokoh-tokoh utama yang sepertinya punya sembilan nyawa alias gak mati-mati. Kalaupun terluka, hanya dalam satu hari juga sudah bisa beraksi lagi dengan lincahnya. Agak tidak masuk akal jadinya.
But overall, saya sangat menikmati manga Cage of Eden ini. Bagaimana dengan teman-teman sekalian? Ada yang suka juga dengan kisah Akira dkk?
Prison School
Penulis: Akira Hiramoto
Penerbit: Kodansha / Yen Press
Status: Ongoing
Jika Cage of Eden mengambil latar anak-anak SMP, kisah Prison School berlangsung di sebuah SMA yang bernama Hachimitsu Academy. Dahulu, akademi yang dikenal karena peraturannya yang super ketat ini hanya diperuntukkan untuk wanita. Namun kini mereka mulai membuka pintu untuk siswa laki-laki dimana 5 orang menjadi peloper pada tahun ajaran yang baru, yaitu Kiyoshi Fujino, Takehito “Gakuto” Morokuzu, Shingo Wakamoto, Jouji “Joe” Nezu, dan Reiji “Andre” Andou.
Dengan jumlah siswi yang mencapai 1000, tentu kelima siswa yang nafsunya sedang menggebu-gebu tersebut merasa bakal berada di surga. Faktanya tidak. Murid perempuan di akademi tersebut tidak semanis penampilan luarnya. Banyak konflik yang terjadi di dalamnya, termasuk perseteruan antara organisasi OSIS depan dan belakang. Sialnya lagi, sekolah menerapkan peraturan sadis bagi siapa saja yang berani melanggar aturan, yaitu dengan menjebloskan mereka ke dalam bangunan penjara (iya, di dalam lingkungan sekolah tersebut ada bangunan penjaranya). Gokil, kan?
Kisah manga yang sudah diadaptasi ke serial live action dan anime ini bakal berkutat seputar akademi dan juga perjuangan para tokoh yang harus menjadi tawanan di dalam penjara — bagaimana menjalani hidup di dalamnya, juga bagaimana aksi mereka untuk bisa keluar dari sana.
Yang bikin Prison School menarik untuk dibaca di antaranya:
- Bagi pecinta adegan-adegan seksi, menggoda, dan menjerumus jelas ini merupakan daya tarik utama. Saya sulit meramal apakah tanpa adegan tersebut manga ini bakal sesukses sekarang karena harus diakui, tidak sedikit potongan kisah yang menjadi lebih menarik berkat adanya adegan-adegan ‘nyeleneh’ tersebut.
- Masing-masing tokoh utama memiliki kepribadian karakter yang kuat.
- Meski bukan komik komedi, beberapa kali muncul adegan menggelikan yang disebabkan oleh kesalahpahaman persepsi. Dan ini membuatnya menjadi lebih natural ketimbang adegan-adegan humor yang dibuat-buat.
- Meski penjara adalah obyek utama cerita, namun adegan-adegan yang terjadi di luar penjara cukup berimbang porsinya.
Poin minusnya? Adegan ecchi yang terkadang terasa berlebihan dan tidak realistis, sehingga terkesan sebagai servis bagi pembaca saja dan tidak berkaitan dengan inti cerita.
Nah, pertanyaan yang sama dengan sebelumnya, ada teman-teman yang juga membaca manga ini? Bagaimana pendapatnya?
Leave a Reply