Survey Game Center Keliling Kota Solo dan Yogyakarta

Tanggal 9-11 Juni lalu saya melakukan perjalanan singkat ke Solo dan Yogyakarta. Selain untuk mudik kilat, juga untuk melakukan survey game center yang ada di kedua kota tersebut, seperti yang sudah pernah saya lakukan sebelumnya di kota Sidoarjo, Jabodetabek, dan Malang. Dengan waktu yang relatif singkat, ditambah dengan suasana kota Yogya yang masih padat, tentunya masih ada tersisa beberapa lokasi pusat hiburan yang belum dikunjungi. Tapi tak apalah, bisa dilengkapi nanti di kemudian hari.

Transportasi Surabaya – Solo – Yogyakarta

Rute perjalanan kali ini sebenarnya agak random. Awalnya, saya sudah memesan tiket kereta api dari Surabaya – Yogya pada tanggal 9, Yogya – Solo pada tanggal 11 pagi, dan Solo – Surabaya pada tanggal 11 malam. Namun karena ortu dan keluarga adik saya yang berangkat terpisah dengan menggunakan kendaraan pribadi ternyata mampir menginap di Solo, maka saya putuskan untuk turun di Solo pada tanggal 9 dan mencari tiket baru untuk perjalanan Solo – Yogya di malam harinya.

Untuk perjalanan Surabaya – Yogyakarta saya menggunakan kereta ekonomi Pasundan yang berbandrol Rp 88.000,-. Herannya, saya tidak menemukan jadwal keberangkatan dari stasiun Wonokromo yang dekat dengan tempat tinggal. Padahal ini adalah stasiun khusus kereta ekonomi. Mau tidak mau terpaksa harus jauh-jauh nge-grab ke stasiun Gubeng di tengah kota.

Nota pembelian tiket kereta Pasundan via Traveloka

Apesnya, tiket kereta murah dari Solo – Yogyakarta ternyata sudah ludes. Yang termurah adalah Sri Tanjung, dengan harga Rp 88.000,- per kursi. Syedih.

Nota pembelian tiket kereta Sri Tanjung

Begitu pula dengan perjalanan dari Solo kembali ke Surabaya. Karena masih berbarengan dengan arus pulang para pemudik, hanya tersisa kereta-kereta kelas atas saja. Yang saya beli adalah Sancaka Lebaran dengan modal merogoh kocek sedalam Rp 225.000,-.

Nota pembelian tiket kereta Sancaka Lebaran

Untuk perjalanan Yogya – Solo saya menggunakan kereta lokal Prameks (Prambanan Ekspres) yang tiketnya bisa ditebus dengan harga Rp 8.000,- saja. Tidak ada bukti screenshot-nya ya, belinya via aplikasi KAI Express soalnya, males ambil screenshot layar dan mindahin ke laptop, hehehe.

Seperti yang sudah saya rasakan sendiri selama beberapa waktu terakhir, kereta kelas ekonomi jaman now kualitasnya sudah hampir setara kelas eksekutif. Hanya soal privacy (kursi yang saling berhadap-hadapan) serta ketenangan (relatif lebih banyak anak kecil) saja yang menjadi pembeda. Jika tidak keberatan dengan dua hal itu, tidak usah ragu untuk naik kereta api ekonomi.

Penginapan Murah di Yogyakarta

Yang ini sama sekali tidak disangka. Dengan waktu pemesanan yang sudah mendekati minggu libur lebaran, saya beruntung masih bisa mendapatkan kamar hotel dengan harga murah di lokasi yang strategis. Tepatnya di Hotel Gaotama yang terletak di gang Sosrokusuman, persis di samping Mall Malioboro. Mau tau biayanya? Hanya Rp 120.000,- / malam untuk kamar privat double bed dengan fasilitas kamar mandi dalam.

Ini dari sudut pandang momen lebaran, ya. Kalau untuk hari biasa sih ya jelas di atas rata-rata. Tapi oke lah. Apalagi kamarnya jauh lebih nyaman dari yang saya bayangkan. Dapat posisi di pojok lantai atas yang tenang pula.

Penampakan kamar hotel Gaotama Malioboro Yogya

Jika teman-teman ada yang berminat untuk menginap di hotel murah ini, bisa memesannya via Traveloka atau langsung datang ke TKP. Jika dari arah stasiun Tugu, tinggal berjalan menuju Mall Malioboro. Di sampingnya (setelah melewati bangunan mall) ada gang kecil yang kira-kira cukup untuk 1 mobil saja. Masuk ke gang tersebut dan jalan lurus hingga hampir mendekati ujung gang. Hotel Gaotama terletak di sebelah kiri gang.

Atau jika dari jalan Mataram yang menuju ke arah hotel Grand Inna, bisa berhenti di gang kecil sekitar seratus meter setelah hotel Akur. Hotel Gaotama terletak kurang lebih 10 meter dari mulut gang tersebut.

Berikut peta lokasinya di Google Maps.

Wisata Kuliner di Solo

Saya sudah pernah mencicipi hampir semua kuliner populer dan legendaris di Solo, jadi kali ini tidak terlalu ngoyo untuk melakukannya. Hanya ada dua lebih tepatnya.

Yang pertama adalah menu gudeg di restoran Mekar Sari. Iya, resto tersebut memang sudah lama tersohor kelezatan hidangan Selat Solo-nya. Tapi kemarin saya lebih tertarik untuk menjajal kuliner gudeg khas Solo di sana. Hasilnya? Bukan selera saya, hehehe.

Selain itu ada pengalaman yang tidak mengenakkan saat makan di sana bersama keluarga. Setelah ditunggu lama, orderan kami tidak kunjung datang. Setelah disamperin di bagian depan, ternyata tidak ada sistem antrian sama sekali dalam pengerjaan pesanan. Yang sedang lowong asal saja mengambil kertas pesanan, tanpa mempedulikan urutannya. Justru yang terakhir pesan lebih besar kemungkinan dikerjakan terlebih dahulu karena posisi kertasnya ada di bagian atas. Parah!

Berikut penampakan gudegnya.

Gudeg Solo Mekar Sari

Dan peta lokasi restorannya.

Kuliner kedua yang saya cicipi adalah Rawon Penjara Bu Har. Kabarnya, warung legendaris ini jadi favorit presiden Joko Widodo. Saya jadi penasaran, ingin membandingkan dengan rasa rawon Surabaya. Apalagi, driver Grab yang mengantarkan ke sana malah terheran-heran mengetahui saya yang berasal dari Surabaya malah ingin mencicipi rawon tersebut. Dan faktanya, pernyataan si driver Grab tidak salah. Rasanya memang tidak buruk, tapi kurang nendang. Yah, 6/10 lah poinnya.

Berikut penampakan rawonnya.

Rawon Penjara Bu Har

Dan peta lokasi warungnya.

Wisata Kuliner di Yogyakarta

Kegiatan kulineran di Yogyakarta sebenarnya juga sama, tidak banyak. Selain hanya ada waktu sehari, kondisi kota yang masih padat wisatawan membuat saya malas mengeksplor tempat-tempat selain yang sudah dijadwalkan untuk disurvey.

Alhasil, selain di warung-warung emperan, hanya ada satu tempat makan ‘beneran’ yang saya samperin di Yogya. Tidak lain dan tidak bukan adalah Gudeg Yu Djum. Kebetulan belum pernah lupa untuk mampir setiap kali datang ke kota tersebut. Biasanya langsung ke pusat di Kocoran, dekat UGM, namun karena kemungkinan besar penuh, saya memutuskan untuk makan di cabang Widjilan 167 saja.

Selama ini saya selalu memesan menu paha bawah. Berhubung sudah kehabisan, pilihan jatuh pada paha atas. Agak kaget sih dengan bandrol harganya yang sebesar Rp 45.000,-. Perasaan lauk paha bawah yang porsinya (kelihatan) lebih besar gak semahal itu deh.

Gudeg Paha Atas Yu Djum Widjilan 167

Berikut titik lokasinya di peta Google Maps.

Game Center di Solo

Total ada 4 game center yang saya kunjungi di kota Solo. Yaitu FunWorld Solo Square, FunCity Goro Assalam, Trans Studio Mini Transmart Pabelan, serta Funworld The Park Mall. Ada satu yang luput karena baru belakangan saya ketahui eksistensinya, yaitu Mr. Games di mall Nusukan.

Di Solo Square sendiri terdapat 2 gerai FunWorld sekaligus. Yaitu di lantai 1 dan 2. Yang di lantai 1 biaya permainannya rata-rata hanya Rp 2.900,- saja. Sementara yang ada di lantai 2 berbandrol rata-rata Rp 3.900,-. Mesin permainan yang ada sebagian besar sama. Namun dari pengamatan sekilas, penggemar arcade sepertinya lebih suka bermain di lantai atas. Dua kali mampir ke sana dan jumlah pengunjung di lantai 1 selalu lebih sedikit.

Yang menggembirakan sekaligus membuat saya susah move on adalah adanya mesin Trolley / Tower Crane yang jackpotnya diatur ke angka 250 tiket. Biaya bermainnya? Rp 2.900,- saja. Dari seluruh cabang FunWorld yang pernah saya datangi, rata-rata jackpot dari Trolley adalah 100 tiket. Begitu pula dengan biaya bermainnya, rata-rata di-set ke harga Rp 3.900,-. Ini jelas memecahkan rekor permainan paling menggiurkan di FunWorld yang sebelumnya dipegang oleh mesin yang sama di FunWorld Plaza Kalibata (Rp 1.500,- per sesi dengan jackpot 100 tiket).

Bagaimana dengan cabang FunWorld di mall The Park? Yang satu itu lebih mengutamakan pasar anak-anak dan permainan berjenis simulasi. Terlihat dari aneka wahana yang ada serta banyaknya mesin simulasi yang tersedia. Not my cup of coffee.

FunWorld The Park Solo

Untuk FunCity Goro Assalam, well, tempatnya sangat kecil dan jumlah mesin permainannya tidak banyak. Sebagian besar berjenis coin redemption, seperti mesin Aladdin. Pun begitu, kunjungan singkat ke gerai tersebut tidak terlalu sia-sia, karena saya jadi tahu strategi yang digunakan oleh pemain di mesin-mesin tersebut, yang kebanyakan adalah orang dewasa berumur 40 tahunan ke atas. Mungkin suatu saat nanti bisa coba saya praktekkan sendiri.

Trans Studio Mini Transmart Pabelan bisa dibilang fitfy fifty. Tempatnya tidak terlalu luas, di bawah standard luas bangunan Transmart pada umumnya. Rasanya baru di cabang TSM yang satu ini saya kesulitan untuk berjalan dari satu mesin ke mesin yang lain. Bukan karena ramai pengunjung, namun karena jarak antar mesin yang terlalu rapat. Mungkin apabila diatur ulang penempatannya dengan lebih baik lagi bisa jauh lebih nyaman untuk dikunjungi.

Setelah sempat mencoba bermain di mesin Magic Ticket (yang sepertinya kecepatan lampu Mega Games-nya diatur cukup cepat dan sulit dimenangkan) serta Monster Drop (yang delay turunnya bola cukup parah sehingga sulit diprediksi), maka saya fokus mencoba mengulik sebuah mesin arcade yang belum pernah saya lihat sebelumnya di cabang TSM lainnya, Rolly Polly. Setelah menghabiskan saldo seratus ribuan, saya akhirnya bisa menyimpulkan bahwa mesin tersebut benar-benar rigged dan tidak mungkin dimenangkan jackpotnya. Lah bagaimana coba, ketika timing sudah tepat, sistem mesin tersebut akan secara otomatis men-delay permainan agar posisi jackpotnya bergeser. Asem, kan?

Pengalaman bermain di FunWorld Solo Square serta Trans Studio Mini Pabelan akan saya ceritakan lebih detil lagi di artikel terpisah.

Game Center di Yogyakarta

Total ada 6 game center yang saya datangi di kota Yogyakarta. Yaitu King’s Fun Hartono Mall, Timezone Amplaz dan Lippo Plaza, FunWorld Amplaz dan Malioboro Mall, serta Kids Fun Mal Galeria. Yang disebut terakhir ternyata juga memiliki cabang lain di kota Gudeg, yang sayangnya terlambat saya ketahui.

Tempat yang saya kunjungi pertama adalah King’s Fun Hartono Mall Yogya. Ini adalah gerai King’s Fun kedua yang pernah saya hampiri setelah cabang mereka yang ada di Sun City Mall Sidoarjo. Ciri khas pengaturan biaya bermain yang ajaib ternyata masih konsisten. Namun yang lebih ajaib lagi adalah setting jackpot mesin Trolley (mereka beri nama Target Drop) yang ada di angka 30 tiket saja.

King's Fun Hartono Mall Yogyakarta

Sama seperti cabang Sun City Mall, banyak pilihan mesin capit boneka dan simulasi di sini. Mungkin memang itu target pasar utama mereka. Karena faktanya, untuk mesin-mesin bertipe ticket redemption, pengaturan jackpotnya kebanyakan di bawah standard dan tidak sebanding dengan tingkat kesulitannya.

Di pusat perbelanjaan yang sama ternyata terdapat pula gerai FunWorld yang cukup luas. Ada beberapa wahana di sana. Mulai dari Mini Train, Mexican Coaster, Happy Swing, Carouel, hingga Magic Bike. Terdapat pula area Softplay yang merupakan playground untuk anak-anak.

FunWorld Hartono Mall Yogyakarta

Dari Hartono Mall saya lanjut meluncur ke Plaza Ambarukmo atau lebih dikenal dengan sebutan Amplaz (Ambarukmo Plaza). Ada satu game center di sana, yaitu Timezone di lantai teratas (dekat bioskop). Info yang saya dapat, sebelumnya area tersebut ditempati oleh Game Fantasia.

Tidak ada yang istimewa di sini mengingat rata-rata biaya bermain di Timezone dan pengaturannya nyaris standard di semua cabang.

Berbeda dengan cabang Timezone berikutnya yang saya datangi, yaitu yang ada di Lippo Plaza. Masuk ke sana seolah kembali ke masa beberapa tahun lalu. Banyak mesin jadul yang sudah tidak pernah terlihat lagi keberadaannya. Semisal Frogger, Doodle Jump, dan permainan tangkap ikan ala Jepang (tidak tahu namanya, pakai huruf kanji) yang dulu jadi andalan saya dalam mendulang tiket.

mesin tangkap ikan jepang

Karena kangen dengan game-game lawas tersebut, saya luangkan waktu untuk bermain sejenak. Sayang setting perolehan tiket di permainan tangkap ikan sudah tidak setinggi sebelumnya. Dulu, dari babak bonus saya bisa mendapatkan rata-rata 200-300 tiket. Sekarang hanya sekitar 80-100 tiket saja.

Setelah sempat kembali ke area hotel untuk beristirahat sebentar dan makan siang, acara survey berlanjut.

Gerai FunWorld yang ada di Malioboro Mall jadi target berikutnya. Lokasinya ternyata sudah berubah, ke area Malioboro Mall Extension. Yang sebelumnya memang masih ada, namun hanya tersisa sedikit, sebagian besar sudah berubah menjadi rumah makan.

Area baru FunWorld di Malioboro Mall terbilang cukup luas. Bahkan masih bisa dijejalkan lagi beberapa mesin permainan jika mau, mengingat di beberapa bagian terlihat lowong. Anehnya, jika tidak salah ingat, tidak ada wahana di sini. Padahal tempatnya memungkinkan.

FunWorld Malioboro Mall

Melihat setting jackpot Dream Factory yang berada di angka 500 tiket membuat saya gelap mata dan langsung mengisi saldo. Apa daya, ternyata mesinnya sudah di-rigged. Pun begitu dengan mesin Magic Ticket yang ada persis di sebelahnya. Daripada saldo mubazir, akhirnya saya coba bermain di mesin Spin-Out Win. Dan tanpa disangka, ujung-ujungnya saya malah menemukan trik jackpotnya, hehehe. Tunggu artikel pembahasannya dalam beberapa hari ke depan, ya.

Titik kunjungan terakhir adalah Kids Fun di Mal Galeria. Dulu saya sering banget melipir ke mal kecil ini. Selain untuk bermain di Timezone, juga untuk mencari DVD game bajakan. Sayang kedua gerai penuh kenangan tersebut sekarang sudah menghilang.

Sebagai game center ‘pengganti’ Timezone di Mal Galeria, Kids Fun ternyata tidak mengecewakan. Konsep interiornya yang tematik ala Wild Wild West digarap dengan serius. Tidak setengah-setengah. Ada panggung dari kayu, patung koboi dan indian, hingga bagian counter yang senada.

Kids Fun Galeria Mal

Kekurangannya, area permainan mereka secara keseluruhan tidak terlalu luas. Dengan jumlah mesin permainan yang berlimpah, cukup sulit untuk berjalan dari satu tempat ke tempat lain. Padahal kondisi TKP sedang tidak benar-benar padat. Gak kebayang kalau sedang ramai pengunjung.

Pengalaman pertama berkunjung ke Kids Fun nantinya akan saya tulis lebih detil lagi di artikel terpisah. Begitu pula dengan pengalaman bermain di Funworld Malioboro Mall. Stay tune!


Survey game center berikutnya insyaallah ke Semarang di bulan Agustus 2019. Ada yang mau ketemuan?

survey gamecenter yogyakarta solo

Leave a Reply