Sinopsis The Gifted Graduation Episode 8 (S1E8) (2020)

Di cerita sebelumnya, miss Darin memanfaatkan dengan baik ketegangan di antara Pang dkk. Ia berhasil mempengaruhi Punn agar berada di pihaknya. Punn bahkan diam-diam sudah mengkopi skill / potensi milik sebagian rekan-rekannya atas ‘saran’ dari miss Darin. Sementara itu, Korn ternyata masih bisa diselamatkan berkat potensi miliknya. Sayangnya, karena sempat meminum virus Nyx 88, ia kini berada dalam kondisi koma. Apa yang akan terjadi selanjutnya?

Sinopsis The Gifted Graduation Episode 8 Lengkap

Tahun 1984. Dua buah mobil terlihat melaju di tengah hutan pada malam hari. Tak lama keduanya berhenti. Seseorang, yang tampak seperti murid berseragam, diturunkan, lantas diikat dan dibakar hidup-hidup di dalam tong hingga tewas.

Beberapa saat kemudian, seorang pria mendapat laporan bahwa orang tersebut sudah dibunuh. Terlihat dokumen dari orang yang bersangkutan. Seorang Gifted bernama Wirot Chonlapoom dengan kemampuan telepati. Ia dibunuh sebagai hukuman atas tuduhan membahayakan keamanan negara.

Belakangan diketahui bahwa pria tersebut adalah Pitchet, yang saat itu berpangkat Letnan Kolonel.

Tahun 2020. Terapi obat yang saat ini diberikan oleh guru Pom pada Time ternyata memberikan hasil yang cukup positif. Dari hasil percobaan, Time bisa menggunakan potensinya tanpa merasa sakit lagi di kepalanya.

Kendati demikian, guru Pom menambahkan bahwa obat tersebut tidak bisa benar-benar menyembuhkan murid-murid infeksi. Sampai suatu saat nanti diketemukan vaksinnya, mereka tetap harus rutin mengkonsumsi obat tersebut.

Pang menemui Supot. Tanpa basa basi, Supot menceritakan tentang awal mula kehadiran Gifted di masyarakat. Keberadaan kaum Gifted ternyata dulunya dianggap sebagai ancaman bagi pemerintah.

Pang tidak terlalu mempedulikannya. Alih-alih, ia menanyakan alasan Supot membawa Time dan dirinya ke tempat tersebut, sekaligus merahasiakan kondisi Time yang sebenarnya. Supot mengaku bahwa ia terpaksa melakukannya untuk menipu miss Darin agar tujuan miss Darin yang sebenarnya bisa terungkap.

Supot menambahkan bahwa informasi mengenai Nyx 88 yang sebelumnya diberikan oleh kementerian ternyata palsu. Hal itu mengakibatkan dirinya kesulitan untuk membuat obat penawar virus Nyx 88. Pang kaget mendengarnya.

Januari 1986. Supot mendatangi kantor Kementrian Pendidikan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Kepada resepsionis, ia minta ditunjukkan arah menuju Divisi Pengembangan Personel Spesial. Si resepsionis mengaku tidak ada divisi yang dimaksud.

Mendengarnya, dengan santai Supot meraih lengan resepsionis tersebut dan minta untuk dipertemukan dengan Letkol Pitchet.

Tak lama kemudian keduanya bertemu. Dalam pembicaraan empat mata, diketahui bahwa Pitchet dan divisinya sudah lama mencari keberadaan Supot. Supot sendiri mengaku sengaja menghindar untuk mengumpulkan informasi mengenai divisi tersebut.

Pitchet sempat kaget begitu mengetahui potensi Supot dimana ia sendiri tanpa disadari sudah terhipnotis oleh kata-kata Supot. Tanpa banyak berkata-kata lagi, Pitchet lantas memberikan selembar surat kontrak pada Supot.

Supot menceritakan apa yang ia alami selama berada di kementrian pada rekannya, Yuth (?). Ia merasa pemerintah tidak berminat untuk memanfaatkan potensi mereka demi kemajuan negara. Ia yakin bahwa jika mereka berdua bekerjasama akan bisa memberikan manfaat bagi negara.

Tak lama, seorang wanita bernama Nate datang. Tampaknya ia adalah kekasih Supot. Yuth terlihat kesal dengan kemesraan keduanya.

Saat hendak makan bersama, Yuth sempat menanyakan apakah tidak masalah jika Supot menceritakan apa yang terjadi di kementrian pada mereka mengingat hal tersebut bersifat rahasia. Supot memastikan tidak akan terjadi apa-apa karena mereka berdua adalah orang-orang yang ia percaya.

Hari demi hari berlalu. Selain membantu Pitchet dalam tugas-tugas rahasia negara, Supot juga bekerjasama dengan Yuth untuk mengembangkan sebuah alat yang bisa membangkitkan potensi Gifted seseorang dengan memanfaatkan gelombang suara.

Di tahun 1988, penelitian Supot dan Yuth mulai membuahkan hasil. Sayangnya, saat Supot memberitahukan hal tersebut pada Pitchet, responnya tidak sesuai dengan harapan. Alih-alih percaya, Pitchet justru mengusir Supot. Ia bahkan mengancam akan membunuh Supot jika terus melanjutkan eksperimennya.

Hal itu membuat Supot kesal. Namun berbeda dengan Yuth, ia tidak terlalu kaget karena sudah menduganya.

Yakin bahwa penemuannya bermanfaat, Supot minta agar Yuth mau untuk dijadikan obyek eksperimen. Yuth menolak dengan tegas. Tanpa disangka, Supot langsung menggunakan potensinya untuk mempengaruhi pikiran Yuth dan mengubah keputusannya.

Ketika hendak memulai eksperimen, Supot membatalkan niatnya. Ia mengaku pada Yuth kalau sudah menggunakan potensinya. Yuth jadi kesal karena Supot pernah berjanji tidak akan pernah menggunakan potensinya pada dirinya.

Sesaat kemudian Nate datang. Supot lantas menceritakan apa yang terjadi, termasuk tentang Pitchet dan Yuth. Mendengarnya, Nate menawarkan diri untuk menjadi obyek eksperimen. Meski agak berat hati, Supot menyetujuinya.

Hasilnya ternyata jauh dari harapan Supot. Alih-alih membangkitkan potensi Nate, hasil eksperimennya justru membuat otak Nate rusak. Yuth meminta agar Supot membawa Nate ke dokter. Supot menolak karena itu akan membuat pihak kementrian tahu dan dia tidak akan selamat. Yuth tidak peduli dan tetap meminta Supot membawa Nate ke dokter sekaligus membuat pengakuan pada Pitchet.

Pitchet kesal setelah mendengar pengakuan Supot. Tanpa memberi kesempatan kedua, ia berniat membawa Supot ke suatu tempat untuk diberi hukuman atas perbuatannya.

Di luar ruangan, mereka sempat bertemu dengan Yuth. Dengan tegas Pitchet meminta agar Yuth tidak perlu ikut campur. Ia juga minta agar mulai sekarang Yuth bekerja untuknya.

Beberapa waktu kemudian, Pichet, Supot, dan dua orang bodyguard tiba di sebuah ladang terpencil. Supot sudah pasrah karena mengira Pitchet bakal membunuhnya. Yang terjadi di luar dugaan.

Tidak hanya membebaskan Supot, Pitchet juga memberikan sebuah ponsel dan tas berisi uang. Ia memerintahkan agar Supot tinggal jauh dari siapa pun dan menunggu instruksi selanjutnya yang nanti akan ia berikan via ponsel tersebut. Pitchet tidak akan bisa membantunya lagi jika Supot melanggar hal tersebut.

Tak jauh dari ladang, Supot menemukan sebuah rumah yang sudah tidak ditinggali. Ia pun tinggal di sana sejak saat itu.

Yuth, yang sudah tahu bahwa Supot masih hidup, berhasil menemukan rumah tempat tinggal Supot. Ia membawa hasil penelitian yang menunjukkan adanya virus di otak Nate pada saat mereka melakukan eksperimen. Virus itulah yang menjadi penyebab sebenarnya dari kerusakan otak Nate.

Yang menjadi masalah kini adalah Pitchet sendiri. Yuth menyatakan bahwa Pitchet dan divisinya jauh lebih mengerikan dari apa yang mereka kira selama ini. Nate pun kini berada di tangan mereka.

Belum sempat Yuth memberitahu lebih jelas mengenai apa yang terjadi pada Nate, ponsel pemberian Pitchet berdering. Yuth minta agar Supot segera mengangkatnya. Jika tidak, Pitchet akan tahu bahwa ia berada di rumah Supot.

Mendengarnya, Supot bergegas menerima panggilan ponsel tersebut. Saat diangkat, tidak terdengar suara jawaban. Sebaliknya, terdengar suara pintu rumah Supot yang didobrak paksa.

Begitu kembali ke tempat Yuth, sahabatnya itu sudah tidak ada lagi di tempat. Tanpa membuang waktu, Supot berlari keluar untuk mencarinya. Dan setelah sekian lama mencari, Supot tiba di depan sebuah tong yang terbakar. Ada kacamata Yuth tergeletak di tanah, tidak jauh dari tong tersebut.

Supot menemui Pitchet di kantornya. Ketika ditanya, Pitchet mengaku tidak tahu menahu soal Yuth. Ia justru mengajak Supot untuk ikut bersamanya ke laboratorium dimana Nate dirawat. Di sana, Pitchet memberitahu bahwa Nate terkena virus yang belum diketahui obatnya. Virus tersebut bernama Nyx 88.

Pitchet lantas membeberkan bahwa virus tersebut hanya menyerang orang-orang yang sel Gifted-nya aktif. Untuk orang biasa, Nyx 88 hanya akan mengakibatkan demam ringan dan akan sembuh dengan sendirinya.

Dengan demikian, kementrian berinisiatif untuk memanfaatkan Nyx 88 untuk menghukum orang-orang Gifted yang menyalahgunakan potensinya. Pemerintah yakin kini mereka berada di atas angin dan tidak lagi takut pada keberadaan orang-orang Gifted.

Sebagai ‘imbalan’nya, pemerintah juga menyetujui proposal Supot akan adanya sebuah program untuk mengembangkan potensi orang-orang Gifted. Bedanya, mereka meminta agar program bernama Gifted tersebut dikhususkan untuk remaja.

Supot sempat menolak mentah mentah. Pitchet merespon dengan mengambil sebuah suntikan virus Nyx 88 dan mengancam Supot dengannya. Di saat itu, Supot teringat dengan kata-kata Yuth, dimana Yuth mengatakan bahwa tidak semua pertarungan harus dilakukan secara terbuka. Supot pun akhirnya setuju untuk mengepalai program Gifted dibawah pengawasan kementrian.

Kepada Pang, Supot mengaku bahwa ada banyak hal buruk yang ia lakukan secara terpaksa. Faktanya, jika ia tidak melakukannya, maka ia akan disingkirkan dan kementrian akan menangani langsung program Gifted. Hal itu tentunya akan memberi dampak yang lebih buruk lagi. Supot tidak membantah bahwa tanpa disadari, pada saat dirinya melawan orang jahat, dirinya juga ikut berubah menjadi jahat.

Di akhir, Supot berpesan agar Pang menggunakan potensinya untuk mengubah dunia menjadi lebih baik. Pang setuju dan menanyakan apakah ada yang bisa ia bantu. Supot menjawab bahwa untuk saat ini fokus mereka adalah mencegah rencana dari Pitchet.

Rekaman video murid-murid Gifted yang tengah menunjukkan potensinya tersebar di internet. Tidak diketahui siapa pelakunya. Pun begitu, saat melihat berita terkait, Pitchet malah tersenyum puas.


“The Gifted Graduation” tayang setiap hari Minggu mulai tanggal 6 September 2020. Di Indonesia, Serial ini bisa disaksikan melalui kanal Youtube GMMTV secara gratis.

Leave a Reply