Review Komik Warren Ellis Blackgas (Avatar Press, 2006)

Kaget sendiri pas baca salah satu referensi mengenai komik “Blackgas” ini. Rupanya serial ini merupakan cikal bakal alias sumber inspirasi dari komik zombie populer favorit saya, “Crossed”.

Secara logika, maka kemungkinan besar miniseri 3 edisi besutan Warren Ellis ini punya kualitas cerita yang di atas rata-rata.

Benarkah demikian?

Yuk simak sinopsis beserta review singkat komik Blackgas berikut ini. Cekidot!

WARNING! Tulisan di bawah ini mengandung spoiler!

Tentang Blackgas

cover blackgas

cover blackgas

Horror gets a whole lot more terrifying as Warren Ellis unleashes his full-color zombie epic! A tiny little island off the East Coast of America, that sits on its own tiny little fault in the underlying tectonic plate. An odd little history ignored by almost everyone. Until the night of the big storm, and the creak in the fault line, and the release of something foul from the earth’s guts, blown across the little town on Smoky Island. And the only two people on the island who were outside its reach are now trapped on a black spit of rock with a population who aren’t people anymore. They started eating each other an hour ago.

Smoky Island is a shambling haven for flesh eating ghouls. Warren Ellis delves deep into the darkest genre with his terrifying tale of modern day zombism.

The people on Smoky Island are killing everything they see. Including each other. But what they really want is meat untainted by the burst of deranging chemicals ejected from under the fault line the island sits on: the two people who evaded the event and are trying to get to the boats on the edge of town. With the taint of the chemicals still on the town, the pair begin to realise that the odds of both of them reaching the boats are slim. But the odds of a single one..

Story: Warren Ellis
Art: Max Fiumara (Pencils) / Sebastian Fiumara (Inks)
Color: Andrew Dalhouse
Tanggal Rilis: 25 Januari 2006 – 31 Mei 2006

Alur Cerita / Sinopsis Komik

Dalam rangka liburan, Tyler pulang ke kampung halamannya yang kebetulan terletak di sebuah pulau terpencil, Smoky Island.

Ia mengajak kekasihnya, Soo, ikut serta.

Bentuk pulau tersebut cukup aneh. Terdapat semacam gunung batu berwarna hitam di bagian tengahnya.

Setelah berbasa basi mengenalkan Soo pada kedua orangtuanya, Tyler lanjut membawa Soo menuju kabin keluarganya di tengah hutan.

Dalam perjalanan mereka sempat bertemu dengan salah satu anggota keluarga Doolans yang tinggal menyendiri di dalam hutan.

Karena menganggap aneh keluarga tersebut, Tyler meminta Soo untuk bersembunyi dan menghindari pertemuan dengan mereka.

Mereka juga bertemu dengan Abraham. Seorang arkeolog (?) yang gemar mempelajari sejarah pulau tersebut.

Tak lama, Tyler dan Soo tiba di kabin. Tanpa membuang waktu, Soo langsung mengajak Tyler bermesraan.

Malam harinya, terdengar suara ledakan keras dari luar kabin. Tanah juga terasa bergetar hebat.

Tidak disangka, gunung batu di pulau terbelah menjadi dua dan mengeluarkan asap berwarna hitam pekat.

Setelah mengambil senjata dan perlengkapan seadanya, Tyler dan Soo bergegas kembali ke kota.

Melewati tenda Abraham, terlihat Abraham baru saja membunuh anggota keluarga Doolans.

Sembari mengacungkan senapannya, Tyler meminta agar Abraham ikut dengannya ke kota.

Alih-alih mengiyakan, Abraham justru berusaha menyerang Tyler. Terlihat matanya berwarna hitam pekat. Pun begitu air mata yang mengalir.

Reflek Soo mengayunkan tongkat baseball yang ia bawa ke arah Abraham.

Walau gagal mengenai kepala, setidaknya pukulan Soo mengenai kaki Abraham dan membuatnya terjatuh.

Tyler gercep menembak kepala Abraham hingga ia pun tewas.

Walau sedikit panik pasca kejadian barusan, Tyler dan Soo memutuskan untuk melanjutkan perjalanan ke kota.

Entah apa yang terjadi, beberapa bangunan di kota terlihat terbakar.

Tyler menghampiri 3 orang yang tengah berjalan tak jauh di depannya.

Ia kaget begitu menyadari ketiga orang tersebut memiliki mata yang sama seperti Abraham.

Salah seorang di antaranya langsung menyerang Tyler.

Lagi-lagi Soo menyelamatkan nyawanya dengan terlebih dahulu menghantam kepala orang tersebut.

Anehnya, alih-alih menyerang Tyler maupun Soo, dua orang lainnya justru menghampiri orang tersebut.

Satu mulai menyantapnya. Yang satu lagi membuka celananya, hendak meny3tubuh1nya.

Tanpa kepo dengan apa yang bakal terjadi setelahnya, Tyler dan Soo berlari menjauhi TKP.

Setelah bersusah payah menghindari orang-orang yang telah berubah menjadi seperti zombie, keduanya tiba di rumah Tyler.

Berharap mendapat jawaban, Tyler justru syok mendapati ibunya telah berubah dan membunuh ayahnya.

Melihat kondisi Tyler, Soo bertindak tegas dengan membunuh ibu Tyler sebelum mereka berdua menjadi korban selanjutnya.

Ia lantas mengajak Tyler menuju rumah Menlove, sahabat Tyler yang sebelumnya mengantarkan mereka ke pulau dengan kapal boat miliknya.

Walau sudah mulai berubah menjadi zombie, Menlove masih sempat menceritakan bahwa semua yang terjadi adalah akibat dari asap hitam yang keluar dari dalam gunung.

Siapa pun yang mengkonsumsi gas tersebut akan merasa energinya terkuras. Alhasil ia akan merasa lapar dan tega melakukan segalanya.

Orang yang bersangkutan juga akan kehilangan semua kemampuan berpikirnya. Insting dan nafsu mengambil alih.

Setelah menemukan kunci kapal boat, Soo membunuh Menlove yang telah berubah sepenuhnya.

Di saat bersamaan, zombie-zombie lain menerobos masuk ke dalam rumah Menlove.

Untungnya Tyler dan Soo berhasil keluar dari rumah dengan selamat. Mereka lalu menaiki mobil Menlove dan memacunya menuju dermaga.

Belum apa-apa Tyler dan Soo justru silang pendapat.

Tyler berniat meledakkan SPBU agar para zombie musnah. Soo tidak setuju.

Ia masih berharap orang-orang yang berubah bisa disembuhkan. Yang terpenting mereka meninggalkan pulau secepatnya dan memberitahu pihak berwenang.

Kesal, Soo membanting setir mobil. Mobil pun menabrak tiang listrik dan tidak lagi bisa digunakan.

Mau tidak mau keduanya terpaksa melanjutkan perjalanan ke dermaga dengan berjalan kaki.

Pada akhirnya Tyler dan Soo berhasil naik ke kapal boat Menlove.

Setelah kapal meninggalkan Smoky Island, mata Tyler mulai berubah.

Dengan berat hati Soo pun membunuhnya.

Sesaat kemudian Soo menyadari satu hal.

Bahwa angin dari Smoky Island bertiup ke arah pulau utama.

Dan dari kejauhan terlihat kondisi pulau utama tidak jauh berbeda dengan Smoky Island.

Simpulan

Ternyata memang benar bahwa Crossed terinspirasi oleh Blackgas. Banyak persamaan yang tidak bisa dihindari.

Namun berhubung sudah tuntas membaca seluruh serial komik dalam jagat Crossed, tidak begitu kaget jadinya melihat efek perubahan yang ada di serial ini.

Jadi penasaran sekarang dengan Blackgas 2. Apakah melanjutkan petualangan Soo atau mengambil sudut pandang cerita dari mata karakter yang berbeda.

Versi digital dari komik ini bisa diperoleh di Comixology.

rk blackgas

Leave a Reply