Review Komik Pieces for Mom: A Tale Of The Undead (Image, 2007)

Berhubung beberapa jam lagi adalah malam Halloween, kita bahas yang serem-serem aja sekalian, hehehe. Yang satu ini adalah komik lawas berjudul “Pieces for Mom: A Tale of The Undead” karangan Steve Niles. Hanya ada satu edisi saja, alias one-shot, namun sudah cukup buat bikin bulu kuduk berdiri. Sesuai tajuknya, ceritanya berhubungan dengan sosok ibu dan juga zombie. Penasaran seperti apa?

Sinopsis Komik *SPOILER*

piecesformom

The world has been overrun, the fleash-eating undead rule the streets, and two teen boys are left abandoned in the city to fend for themselves and care for their rotting mother. In a world where the undead eat human flesh, what chance to two boys have when they can hardly get along themselves? Featuring art by Andrew Ritchie that will literally make your skin crawl, and story by Steve Niles, readers will discover that this is NOT your typical zombie story

Story: Steve Niles
Art: Andrew Ritchie
Color: Andrew Ritchie
Letter: Jason Hanley
Judul Edisi: –
Tanggal Rilis: 2007

WARNING! Tulisan di bawah ini mengandung spoiler!

Dua orang remaja, yang satu berbaju ungu dan satu lagi berbaju kuning sedang duduk di ruang tengah sebuah rumah. Tiba-tiba sebuah teriakan memanggil si anak berbaju kuning, yang diketahui bernama Mike. Setelah membuka balok pengunci pintu tersebut satu-persatu, Mike masuk ke dalam dan mendapati ibunya, yang sudah berubah menjadi zombie dan dalam kondisi terikat erat di kursi, terjatuh. Tanpa berniat membantu, si remaja berbaju ungu memerintahkan Mike untuk menegakkan kembali kursi ibunya.

Ternyata, insiden yang dialami oleh ibu mereka terjadi 2 bulan sebelumnya. Saat sedang mencari makanan untuk bersama ayahnya, keduanya dikonfrontir oleh sekelompok anak muda yang juga sedang kelaparan. Keributan tersebut berujung pada sang ibu yang terinfeksi oleh virus zombie.

Dengan sisa-sisa kesadarannya, sang ibu kembali ke rumah dan meminta Mike serta saudaranya untuk membunuhnya. Namun mereka tidak tega untuk melakukan hal tersebut, sehingga pada akhirnya mereka menyekap ibu mereka di kamar dan rutin memberikan makanan kepadanya.

Setelah menegakkan kembali kursi ibunya, Mike bergegas keluar untuk mencari asupan makanan bagi ibunya yang sudah mulai kelaparan. Saudaranya, Derek, bukannya membantu, malah minta dibawakan baterai dan juga game. Meski kesal, Mike sadar tidak mungkin bisa melawan saudaranya yang berbadan bongsor dan sudah lama terkenal sebagai tukang bully di sekolahnya.

Saat Mike membuka pintu rumah, tanpa disangka sudah ada sesosok zombie berdiri di sana. Untungnya sebelum terjadi apa-apa, Derek sudah terlebih dahulu menembak kepalanya dengan senapan shotgun yang ia miliki. Sayangnya, zombie tersebut sudah lama berubah, sehingga tubuhnya sudah membusuk. Mike tidak bisa menggunakannya untuk santapan ibunya.

Dalam perjalanan, Mike kembali teringat dengan kedua orang tuanya. Enam bulan pertama semenjak virus zombie menyebar, ayah dan ibu mereka ternyata berpikir cerdas untuk mempersiapkan segala sesuatunya. Tidak hanya soal kebutuhan mereka untuk bertahan hidup, melainkan juga mengasah kemampuan Mike dan Derek. Itu sebabnya saat ini keduanya bisa dengan tenang menjalani kehidupan di tengah-tengah dunia yang sudah hampir dikuasai sepenuhnya oleh kaum zombie.

Mobil yang dikemudikan Mike tiba di lingkungan yang belum pernah ia datangi sebelumnya. Ia kaget melihat keberadaan sebuah rumah yang cukup terawat, dengan seorang gadil kecil sedang bermain lompat tali dengan santai di kebun. Tak lama sepasang pria dan wanita keluar dari dalam rumah. Gadis kecil itu pun segera berlari menyambut mereka dengan gembira.

Tidak butuh waktu lama bagi Mike untuk menyadari bahwa ayahnya ternyata sengaja meninggalkan ibunya untuk hidup bersama ‘keluarganya’ yang baru itu. Ia pun memberitahu Derek dan memintanya untuk membersihkan kamar ibu mereka karena dalam beberapa jam ia akan kembali pulang dengan membawa banyak makanan untuknya.

Dengan tenang, Mike lantas menghabisi ketiga orang tersebut satu persatu. Dimulai dari si gadis kecil, kekasih baru ayahnya, dan terakhir ayahnya sendiri. Beberapa jam kemudian, seperti yang dijanjikan, ia membawa pulang persediaan makanan bagi ibunya dalam jumlah yang cukup banyak…


Ceritanya sederhana, namun bagi penyuka kisah-kisah gelap pasti bakalan tidak kecewa. Apalagi Andrew Ritchie, yang bertanggung jawab terhadap artwork, tidak sungkan dalam menuangkan semua adegan sadis yang ada dalam bentuk gambar. Lutut atau lengan yang sudah separuh putus, otak yang bertebaran, potongan daging tubuh, dan lain sebagainya. Cukup memuaskan sebagai asupan horor singkat menjelang pesta Halloween.

rk piecesformom

Leave a Reply