Review Komik Grimm Fairy Tales: The Dream Eater Saga #0 (Zenescope, 2011)

“The Dream Eater Saga” adalah crossover dari jagat Grimm Fairy Tales yang tidak nanggung. Hampir semua miniseri atau spin-off di luar serial utama ikut dirangkul.

Bahkan serial anyar “Myths & Legends” yang baru terbit beberapa edisi pun ikut kecipratan.

Total ada 12 edisi plus satu edisi prolog (edisi #0). Sebagian besar bisa dibaca terpisah karena mengusung konsep one-shot. Pun begitu, tetap saja ada benang merah antara satu edisi dengan edisi yang lain.

Kalau tidak ya bukan crossover namanya, hehehe.

Penasaran? Untuk edisi perdana ini saya sajikan kisah prolognya, yaitu The Dream Eater Saga #0. Selamat menikmati!

WARNING! Tulisan di bawah ini mengandung spoiler!

Tentang

cover dream eater saga 0

cover dream eater saga 0

The Grimm Universe heroes and villains from both past and present are here but not one of them is safe! Sela, Belinda, Calie, The Piper, Sinbad, Baba Yaga, Anna Williams, The Queen of Hearts and a over a dozen more are in grave danger and nothing and no one can be taken for granted. The Dream Eater is coming and it will stop at nothing to take what it desires! Who is it? Where does it come from? And what does it want? The answers are coming and they will shake the very foundation of the Grimm Universe to it’s core! The first ever Zenescope crossover is finally here as good and evil both must fight against a common enemy that might very well be unbeatable. Do not miss the biggest Zenescope event of the summer!

Story: Raven Gregory
Art: Anthony Spay
Color: Falk
Letter: Jim Campbell
Judul Edisi: The Dream Eater Saga Prelude
Tanggal Rilis: 4 Mei 2011

Alur Cerita / Sinopsis Komik

Pada jaman dahulu kala, di sebuah desa suci di Myst. Ada sekelompok orang di sana yang ditugaskan untuk mencatat sejarah dan juga prediksi tentang segala sesuatu yang ada di empat jagat (Myst, Oz, Wonderland, dan Neverland).

Masing-masing dari mereka sudah terpilih sejak lahir, dilatih secara khusus, serta diberi kemampuan untuk melihat masa depan.

Hasil catatan mereka disimpan di sebuah perpustakaan besar dalam bentuk ‘buku dongeng’ di desa tersebut.

Dari seluruh buku dongeng tersebut, ada satu yang paling berharga dan diinginkan oleh banyak pihak. Namanya Book of Lost.

Termasuk oleh seorang anak kecil, Baba Yaga, yang diam-diam menyusup ke dalam perpustakaan untuk mengambil buku tersebut.

Sesaat setelah berhasil meraihnya, ibu Baba, Fel Yaga muncul. Ia mengingatkan bahwa belum waktunya bagi Baba untuk membaca Book of Lost.

Fel Yaga sendiri adalah salah satu penulis buku catatan sejarah Myst.

Fel lantas memerintahkan Baba untuk tidur. Jika tidak maka ia akan dimakan oleh Dream Eater.

Baba menyanggah. Menurutnya Dream Eater hanyalah monster rekayasa untuk menakut-nakuti anak kecil agar mau tidur.

Ganti Fel yang membantah. Ia memastikan Dream Eater benar ada. Dan jika Dream Eater sudah hadir, siapa saja akan dimangsa olehnya.

Belum sempat Baba terlelap, Fel tiba-tiba terkejut. Di luar rumah ternyata datang The Dark One bersama pasukannya. Termasuk Death a.k.a Morrigan.

Mereka membantai penduduk desa serta membakar rumah-rumah yang ada. Tujuannya hanya satu, mendapatkan Book of Lost.

Menyadari hal itu, Fel buru-buru menyobek selembar halaman Book of Lost, memberikannya pada Baba, lalu memintanya untuk bersembunyi di bawah tempat tidur.

Ia berpesan bahwa kebaikan selalu akan menang dan Thane akan melindungi mereka.

Tak lama The Dark One mendobrak pintu rumah Fel. Dengan mudah ia menemukan Fel yang bersembunyi dengan menggunakan sihir tidak terlihat.

Tanpa basa basi The Dark One merebut Book of Lost dan mencekik leher Fel hingga tewas.

Sebelum menghembuskan nafas terakhir, Fel memberitahu bahwa buku tersebut tidak akan berguna untuk The Dark One karena tidak bisa digunakan sebagai pembuka portal antar jagat.

The Dark One merespon bahwa ia memang tidak berniat menggunakan buku tersebut sebagai portal. Yang ia butuhkan adalah kekuatan yang ada di dalamnya.

Kedatangan Thane dan pasukannya membuat The Dark One bergegas meninggalkan desa.

Shang yang mendampingi Thane sempat menghampiri Baba untuk menghiburnya. Namun Thane langsung mengajaknya cabut untuk mengejar pasukan The Dark One.

Kepergian mereka membuat Baba merasa ditinggalkan dan tidak dilindungi oleh Thane. Ia bahkan menganggap kebaikan dan kejahatan tidak ada bedanya, sama-sama membuatnya tersakiti.

Sembari terus menggenggam lembaran Book of Lost pemberian ibunya dan diselimuti amarah dalam diri, Baba menyerap kekuatan dari orang-orang yang baru saja terbunuh di sana.

Dengan kekuatan yang kini jauh melebihi anak seusianya, Baba berniat untuk melakukan balas dendam.

Di halaman akhir terlihat bahwa lembaran Book of Lost yang sebelumnya ia pegang memuat kisah tentang Dream Eater.

Simpulan

Sepertinya untuk pertama kalinya kita diperkenalkan dengan masa lalu Baba Yaga.

Meski tragis, saya merasa perubahan sikap Baba menjadi super benci pada Thane, Shang, dan yang lain agak janggal. Terlalu lebay dan dipaksakan.

Memang bisa saja karena dipicu oleh rasa trauma. Masalahnya, yang tersaji di edisi ini, tidak menunjukkan ada trauma dalam diri Baba.

Atau mungkin penggambarannya saja yang kurang karena lebih fokus pada kematian Fel.

Di luar itu, dibanding edisi-edisi pembuka miniseri maupun spin-off Grimm Fairy Tales lain, Dream Eater Saga #0 jelas lebih berkualitas dan lebih bisa memancing pembaca untuk lanjut mengikuti serial crossover-nya.

rk dream eater saga 0 1

Leave a Reply