Review Komik Grimm Fairy Tales #42 (Zenescope, 2009)

Di cerita sebelumnya, ada cerita lanjutan dari karakter Mercy Dante yang sekaligus jembatan untuk miniseri Inferno. Sela memberinya kesempatan kedua untuk mengubah hidupnya dan Mercy menerimanya. Lalu bagaimana dengan Grimm Fairy Tales #42 kali ini? Apa yang akan terjadi di sini? Simak yuk sinopsis singkatnya di bawah untuk tahu jawabannya.

Sinopsis Komik *SPOILER*

grimm42 2

Long before Sela became the guardian of her fairy tale book there was another who possessed it. Just as Sela has had to battle the forces of evil so did her predecessor. Her greatest enemy was the witch Baba Yaga and the story of their final battle is told here for the first time. Don’t miss this issue as more history of the Grimm Fairy Tales Universe is revealed in a tale that tells how Sela was chosen to fulfill her destiny.

Story: Joe Brusha
Art: Anthony Spay
Color: Shefali Randeria
Letter: Bernie Lee
Judul Edisi: Baba Yaga
Tanggal Rilis: 21 Oktober 2009

WARNING! Tulisan di bawah ini mengandung spoiler!

Pada jaman dahulu kala, di dalam hutan yang kelam, tinggallah seorang penyihir jahat bernama Baba Yaga. Ia suka membunuh dan memakan manusia, terutama anak kecil. Namun dengan semakin sulitnya mendapatkan anak kecil, Baba Yaga kemudian memburu sendiri para ksatria yang mendatangi hutan. Setelah disantap, tulang mereka ia jadikan pagar pembatas rumah, sementara tengkorak kepalanya diletakkan di masing-masing tulang sebagai trofi sekaligus peringatan bagi orang-orang yang melintas. Hingga akhirnya hanya tersisa satu tengkorak saja, yang sengaja ia siapkan untuk musuh terbesarnya.

Uniknya, rumah tempat tinggal Baba Yaga sendiri adalah makhluk sihir. Ia bisa bergerak dan berpindah tempat apabila diinginkan oleh Baba Yaga.

Setelah lebih dari 1 abad menunggu, akhirnya musuh besar yang dinanti tiba di hutan. Seorang wanita yang terlihat membawa buku dongeng berwarna merah. Belakangan diketahui bernama Alexxa. Ia tengah dikejar oleh 3 orang anak buah Baba Yaga sekaligus — Ksatria Hitam, Ksatria Putih, dan Ksatria Merah.

Alexxa mencoba melawan dengan buku dongengnya. Namun belum berhasil ia mengalahkan mereka, Baba Yaga sudah datang bersama rumahnya. Alexxa terkejut melihatnya. Guru Alexxa ternyata sebelumnya sudah sempat mengurung Baba Yaga.

Bersusah payah Alexxa berusaha untuk kabur. Walau terkena serangan dari Baba Yaga, ia terus berlari hingga sampai di sebuah rumah. Dengan menggunakan bola kristal yang ada di sana, Alexxa berkomunikasi dengan gurunya, yang ternyata adalah Shang. Alexxa tanpa membuang waktu memberitahukan tentang kehadiran Baba Yaga dan juga berpesan untuk mewariskan buku dongeng miliknya pada orang yang sudah mereka awasi belakangan ini. Shang mengiyakan.

Tak lama Baba Yaga dan anak buahnya tiba di depan rumah Alexxa. Sesaat kemudian rumah tersebut menghilang begitu saja. Baba Yaga kesal melihatnya.

Alexxa, yang wajahnya sudah berubah menjadi tua, memberikan buku dongeng miliknya pada Sela. Cerita selengkapnya bisa dibaca dalam kisah “Legacy” yang ada di Grimm Fairy Tales Short Story Collection Volume 1.

Rumah Alexxa kembali muncul di hadapan Baba Yaga. Alexxa keluar dengan tenang dan memberitahu Baba Yaga bahwa ia telah kalah lagi. Usai mengucapkannya, tubuh Alexxa berubah menjadi butiran debu / pasir dan terbang melayang.

Belinda masuk ke dalam sebuah mobil. Ada Baba Yaga di sana, mengaku bernama Malice. Ia baru akan memberitahu nama aslinya jika hubungan mereka berdua sudah lebih akrab.

Malice menyatakan bahwa ia berniat untuk membantu Belinda. Ia berusaha meyakinkan Belinda bahwa selama ini Belinda telah diperdaya oleh orang yang paling ia percaya. Malice mengaku bahwa ia sendiri juga sudah terperdaya oleh sosok yang sama. Ia kini berniat untuk membalas dendam dengan bantuan Belinda. Setelah terdiam sejenak, Belinda menjawab bahwa mereka berdua bakalan jadi sahabat baik.


Dari seluruh edisi yang berhubungan dengan Sela maupun Belinda di volume ketujuh Grimm Fairy Tales, inilah edisi yang menurut saya terbaik. Ada hal baru yang disampaikan, tidak hanya ‘merangkum’ atau ‘mengulang kembali’ seperti di edisi-edisi sebelumnya. Gak nyangka banget kalau sosok nenek tua yang memberikan buku dongeng pada Sela ternyata adalah ‘seniornya’ sendiri. Saya sih tidak keberatan jika ada satu atau dua edisi lagi yang ngebahas tentang sosok Alexxa di kemudian hari.

Leave a Reply