Review Komik 30 Days of Night: Eben & Stella (IDW, 2007)

Setelah 2 hari lalu membahas “Spreading The Disease“, kali ini kita akan dibawa kembali ke kisah utama “30 Days of Night”. Tepatnya momen di antara “Dark Days” dan “Return To Barrow”. Dan tentu saja, sesuai judulnya, tokoh sentralnya adalah pasangan suami istri vampir Eben dan Stella. Apa sebenarnya yang terjadi pada Stella pasca digigit oleh Eben di akhir “Dark Days”? Simak jawabannya dalam sinopsis komik Eben & Stella berikut.

Sinopsis Komik

30daysofnight ebenstella

In the waning moments of 30 Days of Night: Dark Days, Stella managed to bring her vampire/husband Eben back from beyond… only he came back hungry. Now, for the first time, see what happened next, in this all-new miniseries that fills in the black gaps between that tale and Return to Barrow. Co-creator Steve Niles and Kelly Sue DeConnick co-write this twisted tale of love, depravity, and hunger, moodily brought to life by artist Justin Randall.

As we get closer to October’s release of the 30 Days of Night film, Eben and Stella have returned. Stella thought she was just boosting a car from some punk vampire and now she finds herself in an untenable parental role. But to who, or what? Even worse, Eben is being used to create a whole new breed of modern bloodsuckers. Featuring art by Aussie newcomer Justin Randall, hand-picked for the gig by Ben Templesmith himself!

In this third chapter in the latest saga of Eben and Stella, war parties converge. Vampire-hunters Kevin and Alice each bring their talents to bear on the battlefield-Alice provides generations of combat expertise and weaponry, Kevin chips in technical expertise and new media prowess. And… nothing goes according to plan. If Kevin’s to survive, Alice is going to need to reach whatever humanity is left in Stella.

At sundown in the desert where nightmares converge in a roadside eatery called the Cracker Pot, Carl comes face-to-face with the monster who cost him his hand… and his sanity. Vampire-hunter Alice weighs tradition against wedding vows and Stella and Xen pit will against will in a bloody Mexican stand-off that neither woman can win. Stella must save herself and her husband. Can she do it without sacrificing her way of life to Xen’s cold, cruel vision of the future? Featuring art by Justin Randall.

Story: Kelly Sue DeConnick, Steve Niles
Art: Justin Randall
Letter: Chris Mowry, Robbie Robbins
Tanggal Rilis: Mei – Agustus 2007

WARNING! Tulisan di bawah ini mengandung spoiler!

Tak lama setelah lehernya digigit oleh Eben, Stella berubah menjadi vampir. Ia ternyata tidak suka dengan aksi Eben barusan. Setelah melampiaskannya dengan beberapa kali menghajar Eben, Stella pergi meninggalkannya.

Di luar, Stella sempat bertabrakan dengan seorang pria bernama Dick yang baru saja keluar dari mobilnya. Sementara Dick masuk ke dalam sebuah minimarket, Stella menghampiri mobilnya dan melihat kunci mobil yang ditinggalkan begitu saja.

Masuk ke dalam minimarket, Dick kesal mendapati 3 orang temannya asik berpesta darah. Ya, ternyata mereka adalah vampir seperti halnya Stella. Sebelumnya Dick hanya memberi ijin agar ketiganya cukup ngemil darah sedikit saja, bukan malah melakukan pembantaian ke seluruh karyawan plus pengunjung minimarket.

Beberapa saat kemudian 1 unit mobil polisi datang ke TKP. Tentu saja, polisi-polisi yang bertugas langsung apes turut menjadi korban vampir. Pun begitu, mereka kaget mendapati mobil mereka sudah tidak lagi ada di tempatnya. Tidak itu saja, di kursi belakang mobil tersebut sebenarnya ada seorang bayi.

Bukannya ikut panik, teman-teman Dick justru menertawakannya karena bakal mendapat masalah besar.

Di suatu tempat, seorang pria berkacamata bernama Kevin gembira karena ia berhasil masuk ke jaringan komunikasi kaum vampir di dunia maya. Ia jadi tahu segala sesuatu yang terjadi. Termasuk kematian Lilith beberapa waktu lalu. Kevin lantas memberitahukannya pada Alice, istrinya, yang rupanya secara turun temurun merupakan pemburu vampir. Ia berencana secepat mungkin membunuh pengganti Lilith dengan harapan kekuatan kaum vampir bakalan porak poranda. Sembari menunjukkan buku “30 Days of Night” karangan Stella, pria tersebut menyatakan ia membutuhkan orang tersebut (Stella?) sebagai umpan.

Di sebuah cafe, seorang wanita bernama Xen menggoda Eben yang sedang membaca buku “30 Days of Night”. Eben tidak bergeming, menyatakan sudah memiliki pasangan.

Tak lama ponsel Xen berdering. Ketika diangkat, yang menelpon adalah Dick. Ia memberitahukan tentang bayi yang hilang. Dengan menahan emosi, Xen memerintahkan Dick untuk segera mencari bayi tersebut.

Usai menelpon Xen, Dick terkejut melihat poster Stella, wanita yang tadi berpapasan dengannya, tertempel di tembok tak jauh dari tempatnya berdiri.

Dalam perjalanannya, Stella kaget mendengar suara bayi dari kursi belakang.

Beberapa tahun lalu. Di kota Barrow, Alaska. Stella ingin sekali memiliki seorang anak. Ia mengajak suaminya Eben untuk berhubungan intim. Di tengah-tengah ‘permainan’, Eben meminta agar Stella berhenti. Rupanya ia enggan memiliki anak di kota tersebut karena jika itu terjadi otomatis mereka akan ‘terikat’ selamanya dengan kota Barrow. Mimpi Eben adalah meninggalkan kota tersebut suatu hari nanti dan hidup dengan Stella selamanya di kota yang jauh lebih layak.

Stella tiba di sebuah motel. Ia menengok bayi yang ada di kursi belakang, yang ternyata adalah seorang vampir. Terungkap bahwa ia bukanlah bayi vampir biasa. Melainkan bayi vampir yang selama ini dipersiapkan untuk pemimpin masa depan kaum vampir.

Xen membunuh Dick karena belum juga berhasil mengembalikan bayi vampir. Ia kemudian memaksakan posisi kosong Dick pada Eben. Eben awalnya menolak karena tahu yang mengambil bayi vampir tersebut adalah Stella. Pun begitu, Xen menawarkan persediaan ‘makanan pengganti’ pada Eben yang memang berusaha untuk tidak memangsa manusia. Ia pun akhirnya setuju.

Di rumah sakit LA Country General. Carl, satu-satunya orang yang selamat dalam aksi Dick dkk di minimarket, didatangi oleh seorang detektif. Ia hendak melakukan pengecekan silang terhadap apa yang terjadi pada saat itu. Mendengar penyataan saksi mata bahwa keempat orang pelaku mengenakan semacam topeng, membuat Carl teringat kejadian saat itu. Sesaat kemudian si detektif baru menyadari Carl tiba-tiba sudah menghilang.

Alice memberitahu Kevin bahwa Stella kemungkinan besar sudah mati. Pun begitu, ia memiliki ide untuk membantu rencana awal suaminya. Yaitu dengan membuat Kevin menyamar menjadi Stella untuk memancing kaum vampir. Setelah mengenakan jas dan wig, tanpa disangka memang wajah Kevin sekilas tidak jauh berbeda dengan Stella.

Bayi yang dibawa Stella terus menangis. Tamu kamar sebelah terganggu dan menggedor-gedor pintu kamar Stella. Dengan tenang Stella mempersilahkannya masuk.

Sementara itu, Todd, anak buah Xen sedang berusaha melacak posisi Stella melalui ponsel miliknya yang tertinggal di kursi belakang mobil yang dicuri Stella.

Eben, Todd, dan 2 orang rekannya mendatangi Danny’s Dinner. Todd memberitahu bahwa Stella mengirim email dan mengajak mereka bertemu di tempat tersebut.

Ternyata itu adalah rencana Alice dan Kevin. Mereka lah yang membuat perjanjian dengan Todd untuk memancing mereka. Sementara Alice menunggu di dalam, Kevin yang sudah menyamar menjadi Stella berdiri di luar dan sengaja berjalan menuju sebuah gang yang gelap. Todd dkk mengikutinya.

Alice tiba-tiba muncul dan berusaha menyerang mereka. Tak butuh waktu lama bagi Eben untuk menyergap Alice. Kevin sendiri, yang ketakutan, hanya bisa berdiri kaku di pojokan.

Begitu tahu yang mengirimkan email adalah Kevin, Todd memiliki ide. Ia meminta Kevin untuk melacak lokasi ponsel miliknya. Dengan demikian, mereka bakalan bisa menemukan Stella dan juga bayi Xen. Mendengar ide tersebut, Eben merespon dengan menembak kepala Todd.

Eben memerintahkan kedua rekannya untuk membawa Kevin ke mobil mereka. Ia lalu menghampiri Alice dan mengembalikan pistolnya. Alice hendak menembak Eben, namun ia membatalkan niatnya.

Stella memutuskan untuk memulai hidup baru bersama bayi yang ia temukan. Dalam perjalanan, ia mampir di sebuah restoran. Tanpa disangka, Carl kemudian mendatangi restoran yang sama untuk balas dendam pada vampir yang telah menyantap tangannya di minimarket. Di luar dugaan, Xen, Eben, dan yang lain juga berada di sana.

Tembakan Carl ke salah seorang vampir memicu kemarahan vampir yang lain. Alice tiba-tiba muncul dan membantunya. Eben yang berada di dekatnya tidak berdaya berhadapan dengan pistol Alice yang menempel di kepalanya.

Alice menanyakan dimana suaminya. Giliran Xen yang muncul dengan membawa Kevin. Tangannya siap untuk mematahkan leher Kevin.

Di tengah kekacauan, Stella muncul. Ia kaget sekaligus terlihat gembira mendapati Eben ada di hadapannya. Begitu pula halnya dengan Eben.

Xen mengingatkan Stella agar berpihak pada kaumnya. Dengan tegas Stella menolak. Ia pun mulai menyerang Xen. Setelah Carl menghabisi anak buah Xen, Eben merebut pistol Alice dan menembak kepala Xen.

Stella lantas menyerahkan bayi yang ia beri nama Michael pada Alice. Ia mempersilahkan Alice dan Kevin nantinya memutuskan apa yang hendak mereka lakukan pada bayi tersebut setelah perang melawan vampir selesai. Alice menerimanya.

Stella sendiri kemudian meninggalkan TKP bersama Eben. Mereka memutuskan untuk kembali bersama seperti saat dulu masih menjadi pasangan manusia.


Dari sekian seri 30 Days of Night yang sudah saya review di Curcol.Co, “Eben & Stella” punya kualitas artwork terbaik. Memang ada beberapa yang masih kurang jelas perbedaan antar karakternya, tapi jauh lebih mending daripada sebelum sebelumnya. Sayangnya, dialog yang hadir tidak membantu pembaca sama sekali untuk mengenal karakter-karakter yang ada. Nama Kevin sebagai suami Alice pun hanya disebut sebagai “Kev”. Untung pilihan nama yang berawalan 3 karakter tersebut tidak banyak. Walau secara keseluruhan ceritanya berkualitas dan layak untuk disimak, kekurangan-kekurangan minor semacam itu agak mengurangi kenyamanan dalam mengikuti alur ceritanya.

rk ebenstella

Leave a Reply